Keduanya telah berada di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) sejak Juni 2024 setelah misi Starliner Boeing yang mereka tumpangi mengalami serangkaian masalah teknis, memaksa mereka untuk tetap berada di orbit lebih lama dari yang direncanakan.
Misi Crew-10: Membuka Jalan untuk Kepulangan
Crew-10, yang terdiri dari empat astronot internasional, diluncurkan menggunakan roket Falcon 9 dari Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida.
Misi ini bertujuan untuk menggantikan tim Crew-9 yang saat ini berada di ISS, termasuk Wilmore dan Williams.
Dengan kedatangan Crew-10, Crew-9 akan segera menyelesaikan misi mereka dan kembali ke Bumi menggunakan kapsul SpaceX Dragon, membawa serta dua astronot Starliner yang terdampar.
Anne McClain, komandan misi Crew-10, menyampaikan pesan inspiratif setelah mencapai orbit:
“Penerbangan antariksa itu sulit, dan keberhasilan bergantung pada pemimpin berkarakter yang memilih kebenaran yang lebih sulit daripada kesalahan yang lebih mudah, dan yang membangun program, kemitraan, dan hubungan. Kami menjelajah untuk kepentingan semua.”
Masalah Starliner dan Penundaan yang Tak Terduga
Wilmore dan Williams awalnya dijadwalkan kembali ke Bumi menggunakan wahana Starliner setelah menyelesaikan misi singkat ke ISS.
Namun, masalah teknis yang muncul selama penerbangan mereka memaksa NASA dan Boeing untuk menunda kepulangan mereka.
Sebagai gantinya, kedua astronot tersebut bergabung dengan misi Crew-9 yang tiba di ISS pada September 2024.
Rencana kepulangan mereka sempat tertunda beberapa kali, termasuk karena masalah teknis pada sistem darat SpaceX yang menyebabkan penundaan peluncuran Crew-10.
Setelah dua upaya peluncuran yang gagal, tim darat SpaceX berhasil mengidentifikasi dan memperbaiki masalah pada sistem hidrolik yang digunakan untuk mengendalikan roket Falcon 9.
Detail Misi Crew-10
Crew-10 terdiri dari empat anggota: Anne McClain (NASA) – Komandan misi dan veteran penerbangan antariksa, Nichole Ayers (NASA) – Pilot dan penerbang pertama kali ke luar angkasa, Takuya Onishi (JAXA) – Spesialis misi dari Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang dan Kirill Peskov (Roscosmos) – Kosmonot Rusia yang juga melakukan penerbangan pertamanya.
Misi ini menggunakan kapsul Dragon bernama Endurance, yang sebelumnya telah digunakan dalam misi lain.
Keputusan untuk menggunakan kapsul yang sudah terbukti andal ini diambil setelah penundaan peluncuran awal yang disebabkan oleh persiapan kapsul baru.
Peluncuran Crew-10 bukan hanya tentang mengganti kru di ISS, tetapi juga tentang memastikan keselamatan dan keberhasilan misi antariksa berawak di masa depan.
Masalah yang dialami oleh Starliner Boeing menyoroti tantangan teknis yang masih dihadapi dalam program antariksa komersial.
Namun, kolaborasi antara NASA, SpaceX, dan mitra internasional seperti JAXA dan Roscosmos menunjukkan komitmen kuat untuk terus memajukan eksplorasi antariksa.
Dengan kedatangan Crew-10, NASA berharap dapat segera membawa pulang Wilmore dan Williams, menutup babak panjang dalam misi Starliner yang penuh tantangan.
Sementara itu, misi Crew-10 akan melanjutkan penelitian dan eksperimen ilmiah di ISS, memperluas pengetahuan manusia tentang kehidupan dan kerja di luar angkasa. (USA TODAY/NASA/SpaceX)