BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Kekhawatiran mengenai dampak kecerdasan buatan terhadap dunia kerja kembali mencuat setelah pakar AI, Stuart Russell, menyampaikan peringatan keras.
Dalam sebuah episode podcast The Diary of a CEO, ia menegaskan bahwa AI kini mampu melakukan hampir semua hal yang dikategorikan sebagai pekerjaan, bahkan berpotensi menggantikan profesi yang dianggap paling aman.
Robot Bisa Jadi Ahli Bedah Lebih Cepat
Russell menjelaskan bahwa otomatisasi tidak lagi hanya menyasar pekerjaan dengan keterampilan menengah. Ia mencontohkan bahwa profesi spesialis seperti dokter bedah juga berisiko tinggi.
“Jika seseorang ingin menjadi ahli bedah, robot hanya butuh tujuh detik untuk belajar menjadi lebih baik dari manusia,” ujarnya. Menurutnya, kemampuan AI yang terus berkembang membuat batas antara profesi manual dan profesi intelektual semakin kabur.
Bos Perusahaan Juga Terancam Digantikan
Selain tenaga operasional, Russell menilai bahwa posisi eksekutif pun tidak aman.
Ia menggambarkan skenario di mana dewan perusahaan mengganti CEO manusia dengan sistem berbasis AI demi kinerja lebih efisien.
“Bayangkan dewan berkata, ‘Serahkan keputusan pada AI, atau kami ganti Anda. Kompetitor sudah pakai CEO berbasis AI dan mereka lebih unggul,’” katanya.
Ancaman Krisis Ketenagakerjaan Global
Russell memperingatkan bahwa dunia sedang menghadapi potensi pengangguran hingga 80%, sebuah skala krisis yang belum pernah terjadi.
Ia menilai bahwa pemerintah di seluruh dunia akan segera menghadapi tantangan serius akibat perubahan struktur pekerjaan yang dipicu oleh AI.
Kekhawatiran ini juga didukung oleh pernyataan tokoh teknologi lain.
Sundar Pichai menilai pekerjaan CEO sangat mungkin digantikan AI.
Andrew Yang dan Dario Amodei memprediksi puluhan juta pekerjaan di AS akan hilang atau berubah.
Sebaliknya, tokoh seperti Jensen Huang dan Yann LeCun menilai AI lebih berfungsi sebagai alat pendukung ketimbang pengganti tenaga manusia.
Elon Musk bahkan memprediksi masa depan di mana bekerja menjadi pilihan, bukan kewajiban.
Meski pandangannya berbeda-beda, Russell menyampaikan peringatan paling ekstrem: hanya sedikit pekerjaan yang akan benar-benar aman dari otomatisasi. (IndiaToday)











