BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Nissan resmi memperkenalkan generasi ketiga dari kendaraan listrik andalannya, Nissan Leaf, yang kini mengalami transformasi signifikan menjadi sebuah crossover.
Model terbaru ini hadir dengan desain lebih aerodinamis, teknologi mutakhir, serta jangkauan yang lebih jauh, menjadikannya salah satu kendaraan listrik paling kompetitif di pasaran.
Dari Hatchback ke Crossover: Perubahan Besar pada Nissan Leaf
Ketika pertama kali diluncurkan pada tahun 2010, Nissan Leaf menjadi salah satu pelopor mobil listrik massal berbentuk hatchback.
Namun, tren industri yang semakin bergeser ke arah SUV dan crossover membuat Nissan mengambil keputusan besar untuk mendesain ulang Leaf. Kini, generasi ketiga Nissan Leaf hadir sebagai crossover yang lebih tinggi dan bertenaga.
Mobil ini menggunakan platform CMF-EV yang dikembangkan oleh aliansi Renault-Nissan-Mitsubishi, yang juga digunakan oleh model premium seperti Nissan Ariya.
Perubahan ini memberikan Leaf tampilan yang lebih gagah dan meningkatkan efisiensinya melalui aerodinamika yang lebih baik.
Desain yang Lebih Modern dan Aerodinamis
Nissan Leaf terbaru tampil lebih futuristik dengan mengadopsi elemen desain dari Nissan Ariya.
Dengan koefisien hambatan udara hanya 0,25, Leaf 2026 dirancang untuk meningkatkan efisiensi energi, sehingga dapat menempuh perjalanan lebih jauh dengan sekali pengisian daya.
Menurut François Bailly, Kepala Produk Nissan Eropa, aerodinamika merupakan fokus utama dalam pengembangan model ini.
“Seberapa jauh Anda bisa berkendara di jalan tol sangat penting bagi kami. Karena itu, kami menciptakan desain aerodinamis yang elegan. Tujuan kami adalah membuat perjalanan sejauh 800 km (497 mil), termasuk waktu pengisian daya, menjadi lebih efisien,” ungkap Bailly.
Dari segi dimensi, Leaf 2026 sedikit lebih pendek dari model sebelumnya, tetapi tampil lebih besar secara visual berkat posisinya yang lebih tinggi. Nissan juga telah meningkatkan sistem suspensi dan pengendalian agar mobil ini tetap stabil di berbagai kondisi jalan.
Performa dan Jangkauan yang Mengesankan
Meskipun spesifikasi teknisnya belum sepenuhnya diumumkan, Nissan memastikan bahwa Leaf terbaru mampu menempuh lebih dari 372 mil (sekitar 600 km) dengan sekali pengisian daya.
Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan model sebelumnya, menjadikan Leaf sebagai pilihan menarik bagi pengguna yang membutuhkan mobil listrik dengan daya jelajah tinggi.
Sebagai pembanding, beberapa rival di segmen ini seperti Tesla Model Y dan Volkswagen ID.4 menawarkan jangkauan serupa, namun Nissan mengklaim bahwa Leaf memiliki efisiensi lebih baik berkat sistem aerodinamis dan teknologi baterai terbaru.
Teknologi Interior dan Fitur Canggih
Nissan tidak hanya memperbarui eksterior dan performa Leaf, tetapi juga menghadirkan teknologi canggih di dalam kabin.
Leaf 2026 akan dilengkapi dengan sistem infotainment berbasis Google, yang menawarkan navigasi real-time, kontrol suara, serta integrasi penuh dengan perangkat pintar.
Sistem bantuan pengemudi canggih juga menjadi salah satu keunggulan Leaf terbaru.
Nissan menyematkan fitur ADAS (Advanced Driver Assistance System) generasi terbaru yang mampu membantu pengemudi dalam berbagai situasi, mulai dari parkir otomatis hingga kendali jelajah adaptif di jalan tol.
Menurut Alfonso Albaisa, Kepala Desain Global Nissan, model ini bertujuan untuk “mendemokratisasi teknologi” dalam industri otomotif listrik.
“Kami menginginkan sesuatu yang elegan, proporsional, dengan interior berteknologi tinggi yang terasa luas dan modern. Nissan Leaf 2026 adalah bukti bahwa kendaraan listrik dapat menjadi lebih praktis dan menarik bagi semua orang,” kata Albaisa.
Produksi dan Peluncuran di Pasar Global
Untuk pasar Eropa, Nissan Leaf 2026 akan diproduksi di pabrik Sunderland, Inggris, yang saat ini sedang mengalami ekspansi besar guna meningkatkan kapasitas produksi mobil listrik.
Selain itu, model ini juga akan diproduksi di beberapa pabrik Nissan lainnya untuk memenuhi permintaan pasar global.
Nissan diperkirakan akan mulai menjual Leaf terbaru di China, Eropa, dan Amerika Utara pada akhir 2025, dengan harga yang kemungkinan bersaing di segmen menengah.
Bagi pasar internasional di luar Tiongkok dan Eropa, Nissan telah menargetkan ekspor mulai tahun 2027, sejalan dengan ambisi mereka untuk memperluas jangkauan kendaraan listrik ke seluruh dunia.
Dengan perubahan besar dalam desain, performa, dan teknologi, Nissan Leaf 2026 siap menjadi pesaing utama di pasar kendaraan listrik.
Jarak tempuh yang lebih jauh, fitur aerodinamis inovatif, serta teknologi interior yang canggih menjadikannya pilihan menarik bagi konsumen yang ingin beralih ke mobil listrik tanpa mengorbankan kenyamanan dan kepraktisan.
Sebagai salah satu pelopor EV, Nissan terus berinovasi dan memperkuat posisinya di industri ini.
Dengan transformasi Leaf menjadi crossover, pabrikan asal Jepang ini berusaha menarik lebih banyak konsumen dan mengukuhkan dominasinya dalam segmen kendaraan listrik global.