Scroll untuk baca artikel
Headline

Mentan Amran Jaga Stabilitas Harga Jagung Petani

32
×

Mentan Amran Jaga Stabilitas Harga Jagung Petani

Sebarkan artikel ini
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, saat Rapat Koordinasi Antisipasi Panen Raya Jagung di kantor pusat Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta, pada Kamis, 14 Maret 2024. (Foto: pertanian.go.id)

BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan kesiapannya untuk menghentikan impor jagung jika diperlukan guna menjaga stabilitas harga jagung bagi para petani. Menurutnya, impor harus menjadi pilihan terakhir untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak dalam negeri. Selama produksi jagung lokal mencukupi, prioritas utama adalah mengutamakan produk jagung dari petani lokal.

“Penting untuk mendengarkan suara keras dari para petani jagung. Harga jagung petani telah menjadi perbincangan hangat di berbagai media. Kami menghargai peran media sebagai wadah bagi suara petani. Mereka adalah pilar penting dalam ketahanan pangan. Tanpa mereka, ketahanan pangan tidak akan terjamin,” tegas Amran saat berpartisipasi dalam Rapat Koordinasi Antisipasi Panen Raya Jagung di kantor pusat Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta, pada Kamis, 14 Maret 2024.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi jagung nasional diperkirakan mencapai 5,3 juta ton pada periode Januari – April ini. Puncak panen diprediksi terjadi pada bulan Maret, dengan estimasi produksi mencapai 2,3 juta ton. Oleh karena itu, penyerapan jagung petani harus dilakukan dengan segera.

Dihadapan para pelaku usaha pakan ternak yang tergabung dalam Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT), Amran menegaskan kesiapannya untuk menghentikan impor jika diperlukan. Dia berharap agar para pelaku usaha lebih aktif dalam menyerap jagung petani. Terlebih lagi, menurut pemantauan Kementan, harga jagung petani telah mencapai kisaran 2.500 rupiah per kilogram.

Baca Juga :   Mentan Andi Amran Serukan Waktunya Turun ke Sawah

“Jangan hanya pandai melakukan impor, tetapi tidak pandai menyerap jagung dari petani. Jika Anda mengaku sebagai bagian dari Indonesia, maka mulailah menghargai petani jagung yang saat ini merasakan penurunan harga di mana-mana,” seru Amran.

Saat ini, terdapat kesenjangan harga antara jagung petani dan harga di tingkat peternak. Sebagai solusi, Amran mendesak GPMT dan para peternak untuk langsung berinteraksi dengan para petani.

“Tolong, datanglah langsung ke petani sehingga harga bisa naik dan tidak terlalu murah di tingkat petani. Dengan demikian, peternak juga bisa mendapatkan harga yang wajar,” jelas Amran.

Baca Juga :   Tahap Kelima Dimulai: Pembangunan Fasilitas Perbankan dan Pendidikan Segera Dibangun di IKN

Mengenai kadar air yang tinggi pada jagung yang dijual oleh petani, Amran mendorong Perum Bulog untuk membantu para peternak dengan menggunakan fasilitas pengering yang mereka miliki.

“Harus diciptakan mekanisme sehingga peternak bisa menggunakan pengering yang dimiliki Bulog, mungkin dengan cara menyewa atau membebaskan biaya selama tiga bulan pertama,” tambah Amran.

Amran berharap dengan adanya kolaborasi dari semua pihak, akan tercipta keseimbangan harga antara petani jagung dan peternak.

“Saya ingin semua pihak bisa menikmati hasil yang adil. Jika petani tersenyum, peternak juga bahagia. Pengusaha pun harus terlibat dalam proses ini. Dengan demikian, kita semua dapat tumbuh bersama-sama,” tutup Amran. (saf)