Scroll untuk baca artikel
Finansial

Mengamankan ‘Tulang Punggung’ Digital Indonesia Melalui Monitoring IT Bagi Industri Fintech dan Telekomunikasi

15
×

Mengamankan ‘Tulang Punggung’ Digital Indonesia Melalui Monitoring IT Bagi Industri Fintech dan Telekomunikasi

Sebarkan artikel ini
Mengamankan ‘Tulang Punggung’ Digital Indonesia Melalui Monitoring IT Bagi Industri Fintech dan Telekomunikasi

Oleh: Felix Berndt, Director of Sales, APAC, Paessler

BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Indonesia merupakan pusat aktivitas digital yang dinamis di kawasan Asia Tenggara, dengan 77% populasi pada 2023 menggunakan internet (212,9 juta total pengguna), dan koneksi seluler aktif sebanyak 353,8 juta.

Sejalan dengan perkembangan tersebut, sektor teknologi finansial (fintech) juga turut berkembang pesat, dengan pertumbuhan enam kali lipat selama 10 tahun terakhir (dari 51 pemain aktif pada 2011, menjadi 334 pada 2022).

Meskipun pertumbuhan ini memberikan kontribusi ekonomi yang luar biasa bagi Indonesia, sektor-sektor ini juga menjadi semakin rentan terhadap serangan siber karena beroperasi terutama melalui pengguna yang menggunakan smartphone. Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) melaporkan bahwa Indonesia menghadapi sekitar 2.200 anomali serangan siber setiap menitnya pada tahun 2023.

Serangan terus-menerus yang menargetkan institusi pemerintah dan situs web perusahaan, termasuk perusahaan telekomunikasi dan fintech berskala besar, telah menimbulkan peningkatan kekhawatiran terhadap keamanan infrastruktur digital negara, yang menyoroti perlunya rangkaian solusi perlindungan digital yang kuat, termasuk kerangka kerja monitoring IT.

Keamanan Digital Untuk Infrastruktur IT

Selama beberapa tahun terakhir, industri keuangan dan telekomunikasi Indonesia telah tumbuh secara signifikan karena meningkatnya adopsi digital. Beberapa sektor industri, seperti keuangan, mengalami lonjakan inovasi fintech, dan industri telekomunikasi telah berkembang melalui investasi infrastruktur yang besar. Industri keuangan dan telekomunikasi Indonesia kembali memperkirakan pertumbuhan yang kuat dalam beberapa tahun mendatang. Perluasan ini memerlukan penerapan infrastruktur IT yang tepat dan sistem keamanan yang sesuai.

Baca Juga :   BNI Gelar Wonderful Ramadan, Berbagi Kebahagiaan di Malam Nuzulul Quran

Jika menyangkut perusahaan keuangan dan telekomunikasi, kegagalan atau gangguan sistem IT dapat menimbulkan dampak yang signifikan bagi operasional sehari-hari dan pengguna layanan. Bayangkan, betapa merugikannya kegagalan web store yang tidak terdeteksi, gangguan dalam jaringan email, atau kehilangan data karena pengoperasian database yang tidak tepat bagi bisnis tersebut—jika tidak terdeteksi dan diselesaikan tepat waktu.

Selain itu, solusi monitoring IT juga membentuk semacam meta-security; solusi ini memantau komponen keamanan seperti firewall, sistem backup, dan pemindai virus yang segera mengeluarkan peringatan jika terjadi masalah, seperti kerusakan pada sistem backup otomatis atau spesifikasi virus yang belum diperbarui. Selain itu, anomali dalam jaringan terkadang dapat mengindikasikan masalah keamanan dan dapat mencegah masalah keamanan semakin berdampak pada infrastruktur jika terdeteksi lebih cepat.

Solusi Untuk Membantu Mengamankan Industri Keuangan dan Telekomunikasi

Alat monitoring IT merupakan salah satu elemen penting yang bertanggung jawab atas kelancaran dan ketersediaan operasi infrastruktur di seluruh infrastruktur dan jaringan IT suatu organisasi. Solusi pemantauan digital memiliki dampak yang signifikan terhadap efisiensi operasional organisasi keuangan dan telekomunikasi. Implementasi penerapan alat monitoring IT meliputi:

  • Identifikasi area yang perlu ditingkatkan secara real-time, yang dalam jangka panjang dapat membantu bisnis menyederhanakan operasi dan alokasi sumber daya mereka.

  • Meningkatkan pengambilan keputusan dan strategi bisnis melalui platform analisis data dan alat intelijen bisnis yang dapat memanfaatkan data dalam jumlah besar untuk mendapatkan insight tentang perilaku dan preferensi pelanggan.

  • Memantau semua sistem, perangkat, traffic, dan aplikasi di infrastruktur IT. Hal ini mencakup pemantauan proses bisnis, peringatan gangguan yang fleksibel, berbagai antarmuka pengguna, pelaporan mendalam, pemantauan terdistribusi, dan lain-lain. Solusi ini membantu organisasi menemukan penyebab masalah yang teridentifikasi (root cause analysis) serta mengenali pola dan membuat prediksi berdasarkan data tersebut.

  • Memastikan ketersediaan dan kinerja perangkat dan aplikasi, menyimpan dan mengevaluasi data yang diperoleh, siaga ketika terjadi masalah, dan menampilkan data dalam format yang disederhanakan. Ini menunjukkan bahwa monitoring IT dapat mendeteksi gangguan pada sistem IT perusahaan secara tepat waktu dan menginformasikan tim yang bertanggung jawab—dalam hal ini umumnya adalah Operator IT—sehingga mereka dapat  melakukan tindakan sebelum timbul masalah dan kerugian serius yang muncul akibat gangguan tersebut.

 

Pesatnya transformasi digital, lonjakan ancaman siber, dan dorongan untuk melindungi infrastruktur penting telah menjadikan kebutuhan akan keamanan dan pemantauan TI menjadi sangat penting di sektor telekomunikasi dan keuangan di Indonesia Pertumbuhan layanan digital, seperti mobile banking, pembayaran digital, dan e-commerce, telah meningkatkan paparan industri-industri ini terhadap ancaman dunia maya. Kedepannya, Indonesia harus memprioritaskan penerapan solusi monitoring IT yang komprehensif dan mengamankan infrastruktur digitalnya untuk melindungi sektor-sektor penting dari ancaman siber di masa depan.

Memiliki pendekatan monitoring yang komprehensif bermanfaat untuk mengurangi downtime operasional di industri keuangan dan telekomunikasi. Menggunakan solusi yang tepat dapat membantu administrator IT menerima notifikasi yang tepat untuk mengambil tindakan dengan cepat jika malfungsi akan terjadi atau sudah terjadi. Hal ini memungkinkan seseorang dapat segera melakukan intervensi, seringkali bahkan sebelum kesalahan terjadi, untuk menghindari situasi di mana tim dukungan teknis akan dibanjiri dengan panggilan dan email yang tak terhitung jumlahnya, sehingga berdampak buruk pada produktivitas secara keseluruhan.