Scroll untuk baca artikel
Luar Negeri

Kelompok Daesh/ISIS Mengaku Bertanggungjawab Serangan di Moskow

50
×

Kelompok Daesh/ISIS Mengaku Bertanggungjawab Serangan di Moskow

Sebarkan artikel ini
Upaya memadamkan api di tempat konser Crocus City Hall yang terbakar menyusul serangan oleh sekelompok pria bersenjata di Moskow, Rusia, 22 Maret 2024 (Xinhua/Alexander Zemlianichenko Jr)

BISNISASIA.CO.ID, RUSIA – Kelompok Daesh mengklaim pihaknya bertanggungjawab aksi serangan teroris biadab di gedung konser Moskow yang menewaskan lebih dari 130 orang.

Menulis di Telegram pada hari Sabtu, serangan itu dilakukan oleh empat pejuang Daesh yang bersenjatakan senapan mesin, pistol, pisau dan bom api.

Sebuah video yang tampaknya diambil oleh orang-orang bersenjata yang melakukan serangan mematikan tersebut telah diposting di akun media sosial yang biasanya digunakan oleh kelompok Daesh, menurut SITE Intelligence Group.

Dilansir dari Arabnews.com, video berdurasi satu setengah menit itu memperlihatkan beberapa orang dengan wajah kabur dan suara kacau, bersenjatakan senapan serbu dan pisau.

Mereka tampak berada di lobi tempat konser Crocus City Hall di Krasnogorsk, barat laut ibu kota Rusia.

Para penyerang melepaskan beberapa tembakan, banyak tubuh bagian dalam berserakan dan api terlihat mulai di latar belakang.

Video tersebut muncul di akun Telegram, yang menurut kelompok pemantau SITE, dianggap milik Amaq, cabang berita Daesh.

Aksi yang diklaim dilakukan Daesh ini menjadi peristiwa ini menjadi serangan paling mematikan di Rusia selama hampir dua dekade.

Bahkan dinilai paling mematikan di Eropa yang dilakukan Daesh.

Pejabat Rusia memperkirakan jumlah korban tewas akan terus meningkat, dengan lebih dari 100 orang terluka di rumah sakit.

Komite Investigasi Rusia, yang menyelidiki kejahatan besar, mengatakan petugas penyelamat masih menarik jenazah dari gedung yang terbakar pada hari Sabtu.

Baca Juga :   Remaja di Kentucky Jadi Tersangka Kasus Pembunuhan Mahasiswa

Kementerian Situasi Darurat sejauh ini telah menyebutkan nama 29 korban, kobaran api telah mempersulit proses identifikasi.

Awal tahun 2024, Kelompok Daesh mengaku bertanggung jawab atas dua ledakan yang menewaskan sedikitnya 84 orang dan melukai puluhan orang di peringatan komandan anti-teror Jenderal Qassem Soleimani di Kota Kerman, Iran, pada Rabu (3/1/2024).

Mengutip PressTV, dalam sebuah pernyataan yang diposting di saluran Telegram afiliasinya, kelompok teroris tersebut mengatakan dua anggotanya meledakkan sabuk peledak mereka di tengah kerumunan yang berkumpul di pemakaman untuk memperingati kematian Jenderal Soleimani.

“Pelaku bom bunuh diri dalam insiden pertama adalah seorang pria yang hancur berkeping-keping akibat ledakan tersebut dan identifikasi pelaku bom bunuh diri sedang diselidiki,” katanya.

“Penyebab ledakan kedua kemungkinan besar sama,” kata sumber tersebut kepada IRNA.

Lokasi ledakan, kata sumber itu, masing-masing berjarak 1,5 km dan 2,7 km dari makam Jenderal Soleimani.

Seorang analis keamanan Pakistan, Syed Muhammad Ali, mengatakan bahwa jika kelompok tersebut dipastikan melakukan pembantaian mengerikan di gedung konser, maka hal itu bisa dianggap sebagai balas dendam atas serangan udara Rusia terhadap tempat persembunyian ISIS di Suriah.

Dia mencatat bahwa kelompok tersebut telah rusak parah akibat serangan udara Rusia di Suriah dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Juga :   Pesawat Radar A-50 Rusia Hilang, Ukraina Mengaku Bertanggung jawab

Digagalkan Polisi Jerman

Selain itu aksi yang dilakukan kelompok ini sempat digagalkan kepolisian Jerman.

Polisi Jerman menangkap dua tersangka yang merencanakan serangan teror di Swedia, kata pihak berwenang pada Selasa (19/3/2024).

Kedua warga negara Afghanistan tersebut terkait dengan kelompok teror Daesh/ISIS cabang Khorasan (ISPK), kata Kantor Kejaksaan Federal dalam sebuah pernyataan.

Mereka menerima perintah dari kelompok teror untuk melakukan serangan di Eropa setelah provokasi pembakaran Alquran di Swedia dan negara-negara Skandinavia lainnya, menurut laporan.

Investigasi mengungkapkan bahwa mereka melakukan persiapan konkrit untuk melakukan serangan di Stockholm, di kawasan dekat parlemen.

“Secara khusus, mereka meneliti kondisi lokal di sekitar tempat kejadian perkara di Internet, dan mencoba beberapa kali, meskipun tidak berhasil, untuk mendapatkan senjata,” kata para jurnalis.

Para tersangka diperkirakan akan hadir di hadapan hakim investigasi dan menanggapi tuduhan tersebut pada Selasa malam.

Siapa Kelompok Daesh ini? 

Sebenarnya Dersh ini tidak ada bedanya dengan kelompok ekstremis Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS atau ISIL).

Kalangan pers dan pemerintah negara Barat mulai menanggalkan kata negara dalam menyebut kelompok ekstremis Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS/ISIL) yang menyebut diri Negara Islam dan menggantinya dengan kata Daesh dari Bahasa Arab.

Daesh sendiri merupakan nama lain kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) namun sangat kalangan ISIS sendiri.

Baca Juga :   Peneliti Temukan Spesies Baru Anaconda yang Diklaim Terbesar dan Terberat

Mengapa? Karena kata itu sama dengan istilah Arab, “Daes”, yakni seseorang yang meremukkan sesuatu di bawah kaki, dan mirip dengan Dahes yang berarti orang yang menabur perselisihan.

Arti Daesh Daesh adalah sebuah akronim untuk frasa Arab al-Dawla al-Islamiya al-Iraq al-Sham (Negara Islam Irak dan Mediterania).

Namun pada dasarnya Daesh adalah kata lain dari ISIS.

Dikutip Mirror Online, istilah Daesh kian populer pasca-penyerangan di Paris pada Jumat (13/11/2015) lalu.

Pemerintah Prancis yang pertama kali menggunakan sebutan Daesh pada ISIS sejak September 2015 silam.

Saat itu Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius malah meminta media massa dan negara-negara lain mengikuti langkah Prancis.

“Ini kelompok teroris, bukan negara. Saya tak merekomendasikan kata ‘Negara Islam’ karena istilah itu mengaburkan batasan antara Islam, muslim, dan kaum militan,” kata Fabius.

Perdana Menteri Inggris kala itu Tony Abbott mengumumkan bahwa dia akan mulai menggunakan kata Daesh untuk mengacu kepada ISIS.

“ISIS benci disebut dengan istilah ini dan apa yang tidak mereka sukai punya daya tarik alamiah bagi saya,” kata Abbott.

“Daesh” sebenarnya akronim singkatan Bahasa Arab dari ISIS (al-Daullah al-Islamiyah fil ‘Iraq wal-Sham), tapi kedengaran seperti kata daes dan dahes dalam Bahasa Arab yang berarti ‘orang yang menyebarkan perselisihan’.