BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Kekurangan talenta dalam industri keamanan siber bukanlah fenomena baru; namun, dalam beberapa tahun terakhir, hal ini telah menjadi sangat kritikal.
Pemicunya adalah pandemi virus corona, yang menyebabkan percepatan digitalisasi hampir di semua hal di dunia, dan peningkatan yang sama cepatnya dalam jumlah serangan siber.
Berdasarkan telemetri terbaru Kaspersky untuk tahun 2024, perusahaan keamanan siber dan privasi digital global tersebut mendeteksi dan memblokir lebih dari 36 juta upaya ancaman lokal di negara tersebut.
Data ini diperoleh dari ikhtisar ancaman tahunan berdasarkan pemrosesan dan pengumpulan data dari pengguna sukarela Kaspersky Security Network (KSN).
KSN Tahunan Indonesia | 2021 | 2022 | 2023 | 2024 |
Ancaman Lokal | 74,803,899 detections | 56,463,262 detections | 51,261,542 detections | 36,168,342 detections |
Penurunan ancaman lokal
Secara umum, 35,6% pengguna menjadi target ancaman lokal tahun lalu. Produk Kaspersky mendeteksi 36.168.342 insiden lokal pada komputer partisipan KSN di Indonesia.
Angka ini menurun 29,44% dibandingkan periode yang sama tahun 2023 dengan 51.261.542 deteksi. Data ini menempatkan Indonesia pada posisi ke-71 secara global.
Pemanfaatan statistik infeksi lokal untuk komputer pengguna merupakan indikator yang sangat penting. Worm dan virus file merupakan penyebab sebagian besar insiden tersebut.
Data ini menunjukkan seberapa sering pengguna diserang oleh malware yang menyebar melalui drive USB yang dapat dilepas, CD dan DVD, dan metode “offline” lainnya.
Peringkat | Negara | Persentase pengguna yang terpengaruh ancaman lokal |
1 | Turkmenistan | 67.2% |
2 | Afghanistan | 62.6% |
3 | Tajikistan | 61.6% |
4 | Yemen | 60.3% |
5 | Uzbekistan | 59.9% |
Lima negara teratas dengan deteksi ancaman lokal terbanyak pada tahun 2024 secara global
Data tersebut menunjukkan bahwa Indonesia masih membutuhkan talenta siber yang berkualitas di bidangnya. Kementerian Komunikasi dan Informatika mencatat Indonesia kekurangan 500 ribu talenta digital per tahun.
Selain itu, berdasarkan data yang diolah Kominfo dalam laporan Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI) 2024, kebutuhan talenta digital nasional pada 2030 mencapai 12 juta orang.
“Kurangnya pengalaman langsung dapat berdampak pada bisnis. Penguatan kapasitas talenta siber, khususnya di organisasi, akan menjawab kebutuhan industri di era digital saat ini.
Kami sangat mengapresiasi upaya Kementerian Komunikasi dan Informatika di tanah air atas inisiatif revolusionernya di bidang keamanan siber dengan melatih satu juta talenta digital dari seluruh Indonesia. Ini merupakan langkah maju yang tepat, dan kami berharap dapat melihat lebih banyak lagi upaya di masa mendatang,” komentar Adrian Hia, Managing Director untuk Asia Pasifik di Kaspersky.
“Sementara itu, program pendidikan korporat Kaspersky Academy dan kursus daring Kaspersky Expert Training kami dapat membantu memenuhi kebutuhan pelatihan profesional, yang tersedia bagi organisasi maupun individu.
Dalam program ini, kami menawarkan kursus dan pelatihan yang didasarkan pada pengalaman puluhan tahun para ahli terkemuka Kaspersky yang mencakup semua bidang keamanan siber,” tambahnya.