BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Inflasi di Indonesia saat ini berada dalam kondisi terkendali, dengan realisasi inflasi pada Mei 2024 tercatat sebesar 2,84 persen (year on year/yoy), masih berada dalam rentang target 2,5±1 persen.
Prestasi ini lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara G20 lainnya, seperti Argentina yang mencatat inflasi sebesar 289 persen yoy, Turki dengan 75,45 persen yoy, dan Rusia sebesar 7,84 persen yoy.
Keberhasilan ini tidak terlepas dari kebijakan moneter yang konsisten dan sinergi kuat antara Bank Indonesia dan Pemerintah dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) serta Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), yang diperkuat melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.
Pada Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2024 dengan tema “Pengamanan Produksi dan Peningkatan Efisiensi Rantai Pasok untuk Mendukung Stabilitas Harga” yang diadakan di Istana Negara pada Jumat (14/6/2024), Presiden Joko Widodo memberikan instruksi kepada TPIP dan TPID untuk terus memperkuat pengendalian inflasi melalui pengamanan produksi dan peningkatan efisiensi rantai pasok pangan, didukung oleh GNPIP.
Presiden Joko Widodo memberikan lima arahan utama terkait strategi untuk meningkatkan produksi dan efisiensi rantai pasok pangan:
- Memperkuat produksi pangan melalui optimalisasi infrastruktur pengairan untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim.
- Mengakselerasi penerapan teknologi berbasis riset untuk mendukung digitalisasi pertanian (smart agriculture).
- Mendorong investasi guna meningkatkan nilai tambah produk pertanian.
- Memutakhirkan sistem dan infrastruktur logistik terintegrasi untuk mendukung kelancaran distribusi dan efisiensi rantai pasok antar daerah.
- Memperkuat sinergi dan koordinasi antar lembaga di tingkat pusat dan daerah untuk mendukung upaya pengendalian inflasi.
Arahan tersebut bertujuan memastikan inflasi tetap terkendali guna membangun landasan yang kuat bagi pencapaian target inflasi 2025-2027 sebesar 2,5±1 persen, di tengah risiko ketidakpastian ekonomi global dan tantangan struktural yang masih dihadapi.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, selaku Ketua TPIP, menyatakan bahwa strategi kebijakan 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif) dijalankan melalui berbagai langkah. Pertama, stabilisasi harga untuk mengatasi kenaikan harga dalam jangka pendek melalui penyaluran SPHP, bantuan pangan, dan gerakan pangan murah di seluruh daerah, yang berhasil menahan kenaikan harga pangan. Kedua, peningkatan produksi domestik melalui program pompanisasi, penambahan alokasi pupuk subsidi, dan akses pembiayaan untuk sektor pertanian.
Ketiga, memastikan kelancaran distribusi pangan di seluruh Indonesia melalui program fasilitasi distribusi pangan pada 10 komoditas pangan strategis oleh Badan Pangan Nasional dan pemanfaatan tol laut untuk daerah-daerah terpencil, terluar, dan perbatasan (3TP). Dukungan dan sinergi antar kementerian/lembaga juga perlu dioptimalkan dari sisi fiskal pusat.
Menko Airlangga juga menekankan pentingnya kesinambungan pasokan domestik untuk menjaga stabilitas harga serta penyediaan data pangan yang akuntabel. Saat ini, data harga tersedia secara real time dan akurat, namun data pasokan pangan masih dalam pengembangan.
“Pengembangan neraca pangan sangat penting. Badan Pangan akan mempersiapkan penyediaan data pangan yang akuntabel. Dengan neraca pangan, stabilisasi harga di daerah dapat lebih termonitor,” kata Menko Airlangga.
Sebagai bentuk apresiasi kepada TPID dalam pengendalian inflasi di daerah, diumumkan pemenang TPID Awards 2024 yang terdiri dari tiga kategori: TPID Kinerja Terbaik untuk Provinsi dan Kabupaten/Kota serta TPID Berprestasi untuk Kabupaten/Kota. (saf/infopublik.id)