Scroll untuk baca artikel
Headline

Indonesia Raih Tiga Penghargaan Dunia Berkat Prestasi Sektor Peternakan

168
×

Indonesia Raih Tiga Penghargaan Dunia Berkat Prestasi Sektor Peternakan

Sebarkan artikel ini

Jakarta, bisnisasia.co.id – Kinerja Indonesia dalam pengembangan peternakan dan kesehatan hewan mendapat pengakuan dari Badan Pangan Dunia (Food and Agriculture Organization/FAO) serta Badan Kesehatan Hewan Dunia (World Organisation for Animal Health/WOAH).

Indonesia menerima tiga penghargaan internasional atas prestasi dalam sektor peternakan dan kesehatan hewan. Pertama, FAO mengakui kontribusi Indonesia dalam konservasi dan pengembangan Plasma Nutfah Sapi Bali selama 13 tahun terakhir (2010-2022). Penghargaan kedua diberikan atas capaian kinerja Indonesia dalam pengendalian Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) selama lebih dari satu dekade. Penghargaan ketiga datang dari WOAH karena keberhasilan Indonesia dalam mengendalikan penularan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Perwakilan FAO untuk Indonesia dan Timor Leste, Rajendra Aryal, secara langsung menyampaikan surat penghargaan kepada Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia. FAO mengapresiasi Indonesia karena telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam memperkuat sektor kesehatan hewan dan sistem pangan nasional.

Rajendra menyebutkan bahwa Indonesia telah menjadi primadona ternak potong berkat keberhasilannya dalam pengembangan peternakan, terutama pelestarian Sapi Bali. Begitu juga dalam pengendalian penyakit flu burung, Indonesia diakui berhasil mengatasi masalah ini selama satu dekade.

Selain itu, Rajendra juga menyoroti keberhasilan Indonesia dalam mengendalikan penyebaran PMK, yang merupakan pencapaian yang patut diapresiasi.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengakui peran banyak pihak dalam keberhasilan Indonesia dalam pengembangan sapi lokal dan pengendalian penyakit Flu Burung serta PMK. SYL menekankan bahwa kesuksesan tersebut tidak terlepas dari kontribusi petani, peternak, akademisi, dan sinergi lintas sektoral.

SYL juga menyoroti tantangan serius yang dihadapi dunia, seperti ancaman El Nino dan perubahan iklim yang berdampak pada ketahanan pangan. Dia menekankan perlunya program-program inovatif untuk mengatasi tantangan global ini.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Nasrullah menegaskan bahwa Indonesia harus menerapkan sistem pertanian terintegrasi untuk menghadapi dampak El Nino dan krisis pangan global. Kementerian Pertanian telah menyusun strategi untuk meningkatkan produksi pangan, mengembangkan pangan substitusi impor, dan meningkatkan ekspor untuk memenuhi kebutuhan domestik dan global.

“Kami sangat fokus pada peningkatan pangan asal ternak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia dan dunia,” katanya.