Scroll untuk baca artikel
Luar Negeri

Fase Kedua Program Pelestarian Jaguar Tech4Nature Diluncurkan di Meksiko

22
×

Fase Kedua Program Pelestarian Jaguar Tech4Nature Diluncurkan di Meksiko

Sebarkan artikel ini
Di Tech4Nature Summit 2025, Huawei, International Union of Conservation for Nature (IUCN), bersama mitra-mitra lokal meluncurkan Fase Kedua Program Mexico Tech4Nature untuk memperkuat pelestarian jaguar di Cagar Alam Negara Bagian Dzilam de Bravo, serta mempelajari dampak perubahan iklim terhadap keanekaragaman hayati

BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Pada perhelatan Tech4Nature Summit 2025, Huawei bersama International Union for Conservation of Nature (IUCN) serta mitra-mitra lokal secara resmi meluncurkan Fase Kedua Program Tech4Nature di Meksiko.

Program ini bertujuan memperkuat pelestarian jaguar di Cagar Alam Negara Bagian Dzilam de Bravo, sekaligus meneliti dampak perubahan iklim terhadap keanekaragaman hayati.

Peluncuran ini turut disaksikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Meksiko, Pemerintah Negara Bagian Yucatán, serta organisasi teknologi dan keberlanjutan lokal, C-Minds.

Teknologi untuk Alam

Tech4Nature merupakan kemitraan global yang dimulai sejak 2020 oleh Huawei dan IUCN. Inisiatif ini dilandaskan pada visi konservasi berbasis teknologi sebagai bagian dari program keberlanjutan TECH4ALL milik Huawei dan Daftar Hijau IUCN.

Baca Juga :   PIS Tekan Emisi Karbon Sebesar 51 Kiloton di 2024, Langkah Nyata Menuju Dekarbonisasi dan Net Zero Emission

“Konservasi saat ini bukan hanya tentang kebijakan atau niat baik,” ujar Joaquín Díaz Mena, Gubernur Yucatán. “Ini tentang sains, teknologi, masyarakat yang berdaya, dan pemerintah yang memiliki komitmen kuat.”

Di Meksiko, sebanyak 42% ekosistem mengalami kerusakan, menjadikan upaya pemantauan dan restorasi menjadi sangat krusial. Program Tech4Nature hadir sebagai jawaban atas kebutuhan tersebut, memadukan teknologi canggih dengan pendekatan ekologis yang inklusif.

Hasil Nyata dan Langkah Selanjutnya

Fase pertama Tech4Nature di Meksiko telah menunjukkan hasil konkret. Dengan bantuan 60 perangkat audio dan lebih dari 20 kamera jebakan, sistem berbasis kecerdasan buatan berhasil mengidentifikasi 147 spesies, termasuk sembilan individu jaguar yang terdeteksi pada April 2025.

Fase kedua akan memperluas cakupan pengumpulan data untuk mendalami penyebaran populasi jaguar dan kondisi habitatnya. Data ini akan dianalisis untuk mendukung pengambilan kebijakan berbasis bukti dan membantu pembangunan koridor biologis.

Baca Juga :   Green Power Gap Rockefeller Foundation: 72 Negara Memerlukan Energi Bersih Sebesar 8.700

“Teknologi digital telah menjadikan konservasi jauh lebih efisien,” kata Tao Jingwen, Director of the Board sekaligus Ketua Komite Pengembangan Berkelanjutan Huawei. “Kami ingin lebih banyak mitra bergabung agar dampak konservasi semakin luas.”

Program Global untuk Alam

Selain Meksiko, Tech4Nature juga mengembangkan proyek konservasi berbasis teknologi di lima negara lainnya:

  • Brazil: Meneliti dampak perubahan iklim di Pulau Marajó dan memantau kepiting hutan bakau sebagai indikator kesehatan ekosistem.

  • Tiongkok: Memantau populasi langka siamang Hainan yang tersisa 42 ekor dengan bantuan AI dan jaringan digital.

  • Spanyol: Melindungi elang Bonelli menggunakan teknologi untuk mengamati dampak wisatawan terhadap tingkat reproduksi.

  • Kenya: Memperkuat pemantauan laut dan terumbu karang, serta mengatasi penangkapan ikan ilegal di Cagar Alam Kisite-Mpunguti.

  • Türkiye: Mengevaluasi pelestarian mamalia besar seperti dama dan kambing liar di dua lokasi uji coba melalui kolaborasi multisektor.

Sinergi Global Demi Ekosistem

Tech4Nature Summit 2025 menegaskan pentingnya kolaborasi antara sektor teknologi, pemerintahan, LSM, akademisi, dan masyarakat lokal. Seiring fase kedua dimulai, program ini diharapkan menciptakan transformasi nyata bagi spesies, ekosistem, dan komunitas yang bergantung padanya.

“Kita menyatukan teknologi dan konservasi dalam skala besar,” ujar Úrsula Parrilla, Direktur Regional IUCN untuk Meksiko, Amerika Tengah, dan Karibia. “Inilah jalan untuk menjadikan lingkungan hidup sebagai pilar utama pembangunan berkelanjutan.”