BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Setelah pengelolaan Blok Rokan dialihkan, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) terus berupaya meningkatkan produksi minyak dan gas (migas). Salah satu upayanya adalah melalui kegiatan eksplorasi yang berhasil menambah sumber daya dan cadangan migas yang signifikan di Blok Rokan.
EVP Upstream Business PHR, Andre Wijanarko, menyatakan bahwa PHR berkomitmen untuk melakukan eksplorasi yang masif dan agresif, termasuk pemboran 11 sumur eksplorasi, seismik 3D seluas 1.000 kilometer persegi (km2), serta lima studi geologi dan geofisika (G&G).
“Dalam tiga tahun pertama sejak pengalihan pengelolaan, PHR telah mengebor tujuh sumur eksplorasi, dengan sumur eksplorasi pertama, Sidingin North-1, yang berhasil menambah sumber daya kontingen sebesar 31,5 juta barel minyak,” kata Andre dalam siaran pers Pertamina, Minggu (30/6/2024).
Andre juga menyebutkan dua sumur eksplorasi migas non-konvensional (MNK), Gulamo dan Kelok DET, yang merupakan sumur terdalam di Sumatera bagian tengah dan diharapkan dapat menambah sumber daya setelah evaluasi operasional selesai.
“Operasi pemboran empat sumur eksplorasi migas konvensional lainnya, yaitu Pinang East, Mibasa, Sihangat, dan Astrea, masih berlangsung dan menunjukkan hasil positif, dengan uji kandungan lapisan sedang berlangsung atau dilanjutkan ke tahap produksi,” ujarnya.
“Pemboran eksplorasi di Rokan sebenarnya dimulai tahun lalu (2023), dengan hasil uji kandungan berupa aliran minyak 300 BOPD pada lapisan baru tight sand sumur Sidingin North-1, yang saat ini sedang dalam proses penentuan status eksplorasi bersama dengan sumur Pinang East-1,” tambahnya.
Kepala SKK Migas Perwakilan Sumbagut, Rikky Rahmat Firdaus, menyampaikan bahwa pemboran eksplorasi PHR adalah bentuk realisasi Komitmen Kerja Pasti (KKP) 2021-2026, mengingat Blok Rokan sebagai sumber daya alam non-renewable yang sudah hampir satu abad memberikan minyak dan gas bagi Indonesia masih bisa terus diupayakan hasilnya.
“Sebagai operator yang kegiatan operasinya diawasi oleh pemerintah melalui SKK Migas, kami mengapresiasi PHR yang telah menunjukkan upaya nyata sejak awal operasinya, baik melalui pengeboran di area yang sudah ada maupun sumur-sumur eksplorasi baru yang berpotensi menjadi cadangan minyak bumi,” ujar Rikky.
Rikky juga menjelaskan bahwa bagian lain dari KKP PHR yang sudah disetujui adalah program Eksploitasi melalui teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR).
“Kita harapkan program EOR bisa menyelesaikan komitmen KKP, sehingga menjadi milestone penting peningkatan produksi PHR di Blok Rokan untuk mencapai target nasional 1 juta barel per hari pada tahun 2030,” jelasnya.
Selain keberhasilan dalam pengeboran sumur eksplorasi, PHR juga aktif melakukan evaluasi geologi dan geofisika bawah permukaan untuk mengidentifikasi potensi-potensi yang selama ini terlewat, khususnya potensi target dangkal atau Low Quality Reservoir (LQR). Dengan penggunaan teknologi dan konsep baru, tambahan sumber daya sebesar 70 juta barel minyak atau 320 juta barel sumber daya di tempat berhasil dibukukan melalui penemuan struktur Mindal Emas.
Andre melanjutkan, akuisisi data geofisika baru juga penting. Dengan menggunakan perangkat berteknologi tinggi, operasi akuisisi seismik 3D melibatkan lebih dari 1.000 kru.
“Kinerja kegiatan akuisisi seismik 3D sangat baik dari sisi keselamatan kerja dan keandalan operasi, dengan total penyelesaian akuisisi data seluas 552 km2,” katanya.
PHR saat ini juga tengah menyiapkan program akuisisi seismik 3D seluas 358 km2 yang akan dieksekusi akhir 2024 dan diharapkan selesai pada 2025.
“Dengan evaluasi seismik 3D baru ini, diharapkan akan ditemukan prospek-prospek besar ‘Big Fish’ yang bisa mendukung pencapaian produksi migas nasional di masa depan,” katanya.
Kegiatan eksplorasi PHR ini memiliki misi penting untuk menemukan tambahan sumber daya baru di Blok Rokan yang kini sudah menua. Dengan tambahan sumber daya baru, Blok Rokan diharapkan lebih produktif dan memberikan manfaat besar bagi Indonesia. (saf/infopublik.id)