BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data bahwa terdapat 1,82 juta orang yang melamar pekerjaan pada rentang tahun 2023 di Indonesia. Angka ini naik sebesar 94,18% jika dibandingkan tahun 2022 yang jumlahnya 937.176 orang. Ini menunjukkan kian ketatnya pencarian kerja di Indonesia.
“Tiap tahun, para pencari kerja lulusan sekolah baik itu SMA, SMK, perguruan tinggi jumlahnya 3,5 sampai 4 juta orang. Kalo dari sisi demand, perusahaan tidak membuka lowongan sebanyak itu, akan sangat kompetitif. Kemudian ada mismatch juga, jadi tantangannya disitu,” ujar Denni Puspa Purbasari, Direktur Eksekutif Kartu Prakerja.
Denni berbagi cerita dalam siniar yang ditayangkan Edtech Cakap, soal tantangan yang kerap dihadapi lulusan baru dalam pencarian kerja dan bagaimana pemerintah, dalam hal ini Program Kartu Prakerja, menjembatani persoalan ini terutama pasca Pandemi Covid-19.
“Lantas skills dan keterampilan apa yang harus dimiliki para fresh graduate atau pencari kerja?” tanya Cecillia Ong, Chief Operations Officer Cakap, yang memandu siniar tersebut. Denni memaparkan berdasarkan pengalaman pribadinya termasuk memimpin Program Kartu Prakerja selama hampir empat tahun. Menurut wanita berkacamata ini, peningkatan keterampilan atau upskilling menjadi hal yang patut dipertimbangkan, terutama dalam menunjang karier di era digital seperti saat ini. “Yang pertama adalah self-management, bagaimana kita mengatur diri sendiri, selanjutnya adalah kognitif, terkait dengan critical thinking serta analytics, lalu kemampuan untuk bekerja dengan orang lain, karena kita bekerja tidak sendirian dan digital skills” ucap Denni.
Salah satu poin utama yang dibahas oleh Denni adalah pentingnya memiliki keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja saat ini. Di tengah perubahan cepat dalam teknologi dan tuntutan pasar kerja yang terus berkembang, tidak hanya lulusan baru, para profesional perlu untuk terus memperbaiki dan meningkatkan keterampilan mereka agar tetap bersaing. Denni menyoroti bahwa tidak hanya keterampilan teknis yang penting, tetapi juga keterampilan “soft” seperti kemampuan berkomunikasi, kreativitas, dan kemampuan beradaptasi.
“Di Prakerja kami implementasikan kebijakan atau program, yang menitikberatkan keterampilan tactical management, bagaimana cara deliver, kecepatan, monitor (pekerjaan), ujar Denni yang juga aktif sebagai akademisi di Universitas Gadjah Mada ini. Hasilnya hingga 2023, peserta yang sudah mendapatkan benefit kartu Prakerja mencapai 17,5 juta orang.
Sebagai penutup, Denni berpesan untuk seluruh pencari kerja dalam menghadapi tantangan di Tahun 2024, untuk selalu memperluas wawasan serta ilmu pengetahuan dan jangan menunda apa yang bisa dilakukan hari ini. “Jadi bekali dirimu seolah-olah kamu berperang besok, karena kita tidak pernah tau opportunity datangnya kapan namun kalau kita sudah siapkan kita selalu ready. Jangan mengerjakan apapun karena menunggu besok, tetapi hari ini lakukan sebaik-baiknya yang kamu bisa lakukan,” Tutup Denni.