BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Teddy Oetomo, Presiden Bukalapak mengatakan, kinerja kami di tahun 2023 telah membawa Perusahaan mencatatkan EBITDA yang Disesuaikan yang mendekati target titik positif pada kuartal keempat 2023. Kami semakin yakin untuk mencapai target profitabilitas secara triwulanan, setelah meraih peningkatan EBITDA yang Disesuaikan selama delapan kuartal berturut-turut.
“Kami memiliki platform yang kuat untuk pertumbuhan dengan peluang yang ada dalam bisnis Mitra, gaming, dan e-retail kami. Kami fokus untuk menangkap peluang pertumbuhan Perseroan, meningkatkan keberlanjutan pendapatan kami, dan menargetkan hasil yang kuat pada tahun 2024,” kata Teddy.
“Hasil ini adalah bukti dari cara kami tetap berfokus di tahun 2023. Core earnings – yang dihitung sebagai laba bersih yang tidak termasuk keuntungan/kerugian pada investasi, FX, goodwill dan non-recurring items) – tercatat sebesar Rp 42 miliar, jauh melebihi kerugian Rp 2.3 triliun tahun lalu. Basis modal, rasio modal, dan neraca Bukalapak tetap kuat dengan Rp 19.3 triliun dalam bentuk kas, setara kas dan investasi likuid”.
Pendapatan Perseroan tumbuh 23% dengan divisi marketplace memberikan pertumbuhan yang sangat baik sebesar 47% sepanjang tahun 2023 – didukung secara utama oleh pertumbuhan pada divisi gaming.
Mitra Bukalapak terus mencatatkan peningkatan; Pendapatan Mitra pada kuartal keempat 2023 meningkat 14% Year on Year (YoY), menjadi Rp 597 miliar dan dalam tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2023 (“FY23”) meningkat 11%, menjadi Rp 2.195 miliar, dari tahun lalu.
Pertumbuhan di divisi Online to Offline ini didorong oleh peningkatan dalam campuran produk kami dan ragam penawaran layanan yang lebih luas bagi para Mitra. 70% dari TPV Perusahaan berasal dari luar wilayah Tier 1 Indonesia, di mana Perusahaan terus melihat pertumbuhan yang kuat dalam penetrasi all-commerce dan tren digitalisasi di kalangan toko ritel mikro offline. Bisnis O2O mewakili 54% dari pendapatan grup pada kuartal keempat.
Margin kontribusi Bukalapak, dihitung sebagai laba kotor setelah biaya S&M, meningkat dari Rp 31 miliar pada Tahun 2022 menjadi Rp 532 miliar pada FY23.
Margin kontribusi O2O sebagai persentase dari TPV tumbuh sebesar 29bps dari -0.25% pada kuartal keempat Tahun 2022 untuk memberikan angka positif pertama kalinya dalam kuartal terakhir tahun 2023.
Ekonomi makro yang solid dan kepercayaan konsumen yang kuat telah memberikan momentum positif untuk tahun 2024. Kami mengharapkan pendapatan akan meningkat antara 15-20% menjadi setidaknya Rp 5.104 miliar dan EBITDA yang Disesuaikan lebih tinggi dari Rp 200 miliar untuk Tahun 2024.
Kami selalu berkomitmen untuk memberikan yang terbaik baik dari sisi harga maupun pelayanan kepada semua pelanggan kami di keempat fokus divisi kami (Mitra, gaming, ritel O2O, dan layanan keuangan) Selain itu, kami juga terus berinvestasi dan berinovasi dalam consumer value proposition kami, dengan penawaran yang lebih luas, pengalaman pengguna aplikasi yang baik, dan pilihan metode pengiriman yang berkualitas.
Disiplin dalam mengelola biaya yang rendah adalah hal yang penting untuk kami pertahankan di tahun 2024. Terdapat penurunan yang cukup signifikan atas Beban Umum dan Administrasi pada kuartal keempat sebesar 52% menjadi Rp 324 miliar sedangkan total Beban Umum dan Administrasi pada tahun 2023 menurun sebesar 47% menjadi Rp 1.349 miliar.
Investasi dalam teknologi merupakan komponen kunci dalam mendorong efisiensi biaya tersebut. Digitalisasi tersebut telah memungkinkan kami untuk terus meningkatkan pengalaman pengguna kami dan mengurangi waktu eksekusi transaksi.
Selain peningkatan efisiensi yang berkelanjutan serta angka pertumbuhan yang solid, Bukalapak juga memiliki posisi modal yang kuat dengan Rp 19,3 triliun dari kas, setara kas, dan investasi likuid yang mencakup obligasi pemerintah dan Reksadana pada 31 Desember 2023