Scroll untuk baca artikel
Finansial

Bitcoin Mendekati Rekor Tertinggi, Sentimen Bullish Didukung Data Makro dan Teknis

3
×

Bitcoin Mendekati Rekor Tertinggi, Sentimen Bullish Didukung Data Makro dan Teknis

Sebarkan artikel ini
Bitcoin

BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Bitcoin (BTC) kembali mencatatkan penguatan signifikan dan kini diperdagangkan di atas US$107.000 atau setara dengan Rp1,73 miliar (kurs Rp16.229), naik sekitar 1,4% dalam 24 jam terakhir.

Aset kripto terbesar ini berhasil menembus level resistensi utama di US$103.000, memperbesar peluang untuk menguji rekor harga tertinggi sepanjang masa (ATH) dalam waktu dekat.

Sepanjang tahun 2025, Bitcoin telah mencatatkan kenaikan hampir 15% dan menjadi aset dengan performa terbaik di antara lima besar aset kripto global. Penguatan ini terjadi di tengah pasar yang mulai stabil pasca ketegangan geopolitik Timur Tengah.

Didukung Faktor Teknis dan Sentimen The Fed

Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menjelaskan bahwa kenaikan Bitcoin saat ini ditopang oleh kombinasi faktor teknikal dan makroekonomi.

Baca Juga :   Ajaib Kripto: Inflasi AS Melambat, Bitcoin Meroket ke Level $71.248

“Penembusan di atas US$103.000 dengan volume besar menjadi sinyal kuat bagi pasar. Saat ini BTC mengincar resistance berikutnya di kisaran US$110.500,” kata Fyqieh.

Secara teknikal, pola inverse head and shoulders pada grafik intraday mengindikasikan potensi kenaikan menuju US$109.000. RSI (Relative Strength Index) menunjukkan kondisi jenuh beli, yang menguatkan tren naik namun membuka kemungkinan koreksi jangka pendek. Level support utama berada di US$106.000 atau rata-rata pergerakan eksponensial (EMA) 200.

Dari sisi makro, pernyataan Gubernur Federal Reserve Christopher Waller mengenai potensi penurunan suku bunga pada pertemuan FOMC 29–30 Juli menjadi katalis positif. Hal ini memperkuat ekspektasi pasar akan pemangkasan suku bunga dua kali pada 2025, seperti yang sebelumnya disampaikan oleh Ketua The Fed, Jerome Powell.

Baca Juga :   Pertamina International Shipping Bangun dan Tambah 2 Kapal VLGC Baru

“Penurunan suku bunga secara historis mendorong investor untuk masuk ke aset berisiko tinggi seperti kripto, karena biaya pinjaman lebih murah dan return yang diharapkan lebih tinggi,” jelas Fyqieh.

ETF dan Arus Masuk Tambah Dorongan Naik BTC

Arus masuk dana ke ETF Bitcoin spot juga turut mengangkat sentimen pasar. Data menunjukkan ETF Bitcoin AS telah menarik lebih dari US$9 miliar, dengan iShares Bitcoin Trust (IBIT) milik BlackRock memimpin. Pada 22 Mei lalu saja, tercatat arus masuk sebesar US$432 juta hanya dalam satu hari.

Baca Juga :   Bitcoin Melonjak  Setelah Penurunan Besar, Fokus Pekan ini Data Inflasi dan The Fed

Fyqieh menegaskan bahwa dukungan arus dana dari institusi ini memperkuat posisi BTC untuk menguji kembali ATH di level US$111.970 atau sekitar Rp1,81 miliar.

Namun demikian, ia mengingatkan adanya risiko jika Fed mengecewakan pasar dengan menahan suku bunga atau inflasi tetap tinggi. “Koreksi bisa terjadi, tapi secara fundamental pasar masih optimistis terhadap BTC dalam jangka menengah,” tegasnya.

Dengan kombinasi kuat antara sinyal teknikal, sentimen dovish The Fed, dan arus masuk institusional, Bitcoin berada di jalur positif untuk kembali mencetak rekor harga baru dan membuka fase bullish baru di paruh kedua 2025.