BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Hasil laporan keuangan tahun 2023, pendapatan bunga bersih Bank BTPN naik 3% year-on-year (yoy) menjadi Rp12,04 triliun dari Rp11,68 triliun tahun sebelumnya.
Kenaikan bunga bersih tersebut membuat Net Interest Margin (NIM) terjaga di level 6,45%, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 6,32%.
Kenaikan pendapatan bunga bersih, yang terutama dikontribusikan oleh pendapatan bunga dari kredit yang diberikan, juga mendorong kenaikan pendapatan operasional Bank BTPN sebesar 3% yoy, yang kemudian menghasilkan pertumbuhan pre-provision operating profit (PPOP) menjadi Rp6.511 miliar dari Rp6.498 miliar.
“Dukungan nasabah Bank BTPN melalui program-program unggulan, termasuk Daya, merupakan faktor utama di balik keberhasilan Bank BTPN pada tahun 2023 dalam menciptakan pertumbuhan yang memberi perubahan positif kepada nasabah kami,” kata Henoch Munandar, Direktur Utama Bank BTPN.
“Seiring dengan momentum ulang tahun Bank BTPN yang ke-66 untuk mengakselerasi pertumbuhan, kami akan terus mempromosikan optimisme dalam perekonomian melalui solusi layanan keuangan berkelanjutan untuk semua segmen, didukung oleh teknologi digital terdepan, dan dengan mengintegrasikan nilai-nilai keberlanjutan dalam setiap langkah kami,” tambah Henoch.
Berawal dari sebuah bank yang berdiri 66 tahun lalu di Bandung, Jawa Barat, untuk membantu nasabah pensiunan lebih berdikari, Bank BTPN kini berkembang dan beradaptasi sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah organisasi yang matang, berpengalaman di industri, dan memelopori perkembangan bank digital di Indonesia.
Dalam kinerjanya tahun 2023, Bank BTPN mencatatkan peningkatan total penyaluran kredit sebesar 7% yoy menjadi Rp156,56 triliun dari Rp146,12 triliun pada akhir tahun 2022.
Peningkatan kredit tersebut terutama didorong oleh penyaluran pinjaman kepada nasabah korporasi, usaha kecil dan menengah, dan Jenius. Sebagai bentuk komitmen untuk meberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah, Bank BTPN mencatat pertumbuhan rasio pembiayaan inklusif makrporudensial (RPIM) menjadi 29,14% per akhir Desember 2023 dari 24,57% pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Bank BTPN juga berhasil menjaga kualitas kredit tetap baik. Rasio gross non-performing loan (NPL) turun ke level 1,36% pada akhir 2023 dari level 1,43% pada periode yang sama tahun lalu. Rasio ini lebih rendah dibanding rata-rata industri yang tercatat sebesar 2,2% pada akhir Desember 2023.
Saldo Current Account & Saving Account (CASA) Bank BTPN tercatat meningkat sebesar 10% yoy dari Rp40,16 triliun menjadi Rp44,19 triliun pada akhir 2023.
Rasio CASA juga mengalami peningkatan dari 35,0% menjadi 40,8%.
Sementara itu, total deposito mengalami penurunan sebesar 14% yoy menjadi Rp64,01 triliun, yang berdampak pada penurunan total dana pihak ketiga (DPK) Bank BTPN sebesar 6% yoy dari Rp114,87 triliun pada akhir Desember 2022 menjadi Rp108,20 triliun pada akhir Desember 2023. Penurunan ini terkait upaya Bank BTPN untuk mengoptimalkan biaya dana.
Laba bersih setelah pajak Bank BTPN (konsolidasi) yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat Rp2.358 miliar pada akhir tahun 2023, lebih rendah 24% yoy.
Penurunan ini disebabkan oleh keputusan perusahaan untuk menambah pencadangan kredit sebesar Rp1.210 miliar. Perusahaan menambah pencadangan kredit juga sebagai bentuk antisipasi berakhirnya POJK relaksasi kredit restrukturisasi pada 31 Maret 2024.
Meski demikian, Bank BTPN masih dapat menjaga rasio likuiditas dan pendanaan berada di tingkat yang sehat, dengan liquidity coverage ratio (LCR) mencapai 199,7% dan net stable funding ratio (NSFR) 113,8% per 31 Desember 2023. Perseroan mencatat rasio kecukupan modal capital adequacy ratio (CAR) yang kuat di 29,9%.