BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Komitmen pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), terus ditekankan dalam mendorong perkembangan industri infrastruktur data di tanah air. Ditegaskan bahwa ekosistem digital yang tangguh memainkan peran kunci dalam memacu pertumbuhan ekonomi serta akselerasi transformasi digital. Terfokus pada visi ini, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, tahun lalu mengungkapkan ambisi Indonesia untuk menjadi pemimpin di kawasan Asia Tenggara dalam penyediaan infrastruktur data pada tahun 2030. Langkah strategis ini diakselerasi oleh pertumbuhan ekonomi digital yang kokoh dan meningkatnya permintaan di dalam negeri, dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi digital hingga delapan kali lipat mencapai Rp 4,5 triliun pada tahun 2030.
Namun, meskipun pertumbuhan infrastruktur data yang cepat membawa manfaat ekonomi, dampaknya terhadap lingkungan juga tidak bisa diabaikan, dengan kontribusi lebih dari 2 persen terhadap emisi gas rumah kaca global. Dalam menyikapi hal ini, baik pemerintah maupun entitas swasta perlu memprioritaskan pembangunan infrastruktur data yang berkelanjutan, sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mencapai target emisi netral pada tahun 2060. Langkah ini tidak hanya mendukung aspek lingkungan, tetapi juga diharapkan dapat meningkatkan efisiensi energi, mengurangi biaya operasional, dan mendukung kemajuan infrastruktur digital Indonesia.
Mengikuti arus ini, Princeton Digital Group (PDG) – salah satu pemain utama dalam penyediaan infrastruktur data di Asia – berbagi pandangan tentang lanskap infrastruktur data pada tahun 2024:
Mengadopsi Teknologi Baru untuk Mencapai Tujuan Keberlanjutan Infrastruktur Data
Dengan meningkatnya kesadaran akan keberlanjutan, penggunaan teknologi baru menjadi kunci dalam mencapai tujuan keberlanjutan dalam industri infrastruktur data. Operator infrastruktur data dapat secara strategis mengoptimalkan konsumsi energi mereka melalui penerapan teknologi operasional inovatif, salah satunya adalah penggunaan pendingin cair.
Namun, upaya keberlanjutan tidak hanya mencakup peningkatan dalam operasional semata, melainkan juga membutuhkan transformasi fundamental dalam jaringan energi regional. Untuk mengatasi tantangan keberlanjutan ini, diperlukan kolaborasi antara pemangku kepentingan industri, pemerintah, dan masyarakat dalam membentuk kembali ekosistem yang lebih ramah lingkungan. PDG memproyeksikan adanya perubahan besar pada tahun 2024, di mana pemimpin dalam industri infrastruktur data akan mengambil peran yang lebih aktif dan bertanggung jawab. Hal ini akan melibatkan investasi besar dalam konsep dan teknologi baru yang berpotensi mengubah wajah industri ini.
Peran AI Generatif dan Kecerdasan Buatan dalam Transformasi Infrastruktur Data
AI Generatif membutuhkan komputasi dan penyimpanan data yang besar, sehingga teknologi ini akan memberikan dampak signifikan terhadap permintaan kapasitas infrastruktur data. Dalam upaya untuk menghasilkan solusi AI yang terdepan, tangkas, dan dapat diandalkan, kita akan menyaksikan operator infrastruktur data mengadopsi desain dan arsitektur baru dengan kepadatan tinggi yang disesuaikan dengan kebutuhan aplikasi AI yang khusus. Pendekatan ini bertujuan untuk mengoptimalkan kapasitas infrastruktur data agar dapat menangani beban kerja AI yang semakin kompleks.
Selain itu, industri juga harus meningkatkan kesadaran akan dampak lingkungan dari integrasi teknologi modern seperti AI Generatif. Dengan memastikan penggunaan teknologi maju ini dilakukan secara efisien, industri juga harus menunjukkan komitmen yang kuat terhadap keberlanjutan lingkungan, serta memimpin arah menuju masa depan digital yang lebih efisien dan berkelanjutan.
“AI Generatif tengah mengubah lanskap infrastruktur data dengan menghasilkan permintaan baru akan infrastruktur yang terukur, berkelanjutan, dan andal. Sebagai pemain utama, kemampuan kami untuk memenuhi permintaan ini dengan kapasitas AI terdepan menjadi sangat penting, dengan tetap memperhatikan dampak lingkungan dari operasi infrastruktur data kami,” ungkap Frederic Daniel van Husen, Managing Director PDG Indonesia. Ia menekankan, “Di PDG, kami berkomitmen untuk mencapai emisi Net Zero pada tahun 2030, dan kami juga mendukung pemerintah Indonesia dalam mencapai target Net Zero mereka.”(saf)