BISNISASIA.CO.ID, SENEGAL – Insiden yang melibatkan Boeing 737-300 terjadi di Senegal.
Rekaman insiden di bandara Blaise Diagne, Dakar, menunjukkan para penumpang berteriak-teriak ketika mereka melarikan diri dari pesawat dan kobaran api muncul di salah satu sisi pesawat.
Sepuluh di antara 79 penumpang, dua pilot dan empat awak kabin terluka, kata para pejabat.
Rekaman video menunjukkan seorang awak pesawat mengeluh kakinya patah.
Tidak ada penjelasan resmi segera atas insiden tersebut, tetapi perusahaan keselamatan penerbangan global JacDec mengklaim bahwa penerbangan tersebut “mengalami masalah hidrolik selama akselerasi untuk lepas landas”.
Menteri Transportasi El Malick Ndiaye mengatakan bahwa penerbangan Air Sénégal yang dioperasikan oleh TransAir menuju Bamako, di negara tetangga Mali.
Insiden pada dini hari Kamis itu terjadi ketika Boeing menghadapi pengawasan atas catatan keselamatan dan kontrol kualitasnya.
Salah satu pesawat 737 Max 9 yang dioperasikan oleh Alaska Airlines mengalami ledakan di udara pada tanggal 5 Januari, yang mendorong regulator AS, Federal Aviation Administration, untuk melakukan audit terhadap praktik-praktik produksi.
Awal pekan ini, sebuah pesawat kargo Boeing 767, yang dioperasikan oleh FedEx, melakukan pendaratan darurat di Turki setelah roda pendaratannya rusak.
Boeing menolak berkomentar tentang insiden terbaru ini.
The Telegraph memahami bahwa pesawat tersebut telah berusia 30 tahun dan dikirim oleh pabrikan pada tahun 1994.
Insiden ini sempat membuat bandara ditutup, namun dibuka kembali pada sore hari.
Gambar-gambar yang beredar di dunia maya menunjukkan adanya lubang besar di mesin sebelah kiri dan sayap yang tertutup busa pemadam kebakaran.
“Para ahli penerbangan bersama dengan perwakilan dari maskapai yang bersangkutan berada di lokasi untuk memeriksa secara dekat data log penerbangan dan mewawancarai para awak pesawat.”