BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Sebuah kebocoran data baru-baru ini dari NetJets, perusahaan jet pribadi yang dimiliki oleh Berkshire Hathaway, mengungkapkan sebuah dokumen internal yang berisi panduan bagi pramugari dalam melayani Elon Musk di penerbangan pribadi.
Informasi ini pertama kali dilaporkan oleh Bloomberg dan memberikan wawasan menarik tentang preferensi pribadi dari orang terkaya di dunia, yang juga CEO Tesla dan SpaceX.
Musk Tidak Peduli Soal Penghematan Bahan Bakar
Beberapa permintaan yang terungkap dalam dokumen tersebut cukup mengejutkan, terutama mengingat Elon Musk adalah pemimpin perusahaan yang berfokus pada keberlanjutan, seperti Tesla.
Dalam dokumen, disebutkan bahwa Musk tidak terlalu peduli dengan penghematan bahan bakar selama penerbangan.
Ia lebih memilih untuk terbang secepat dan setepat mungkin menuju tujuannya tanpa banyak memperhitungkan konsumsi bahan bakar.
Mandiri dalam Teknologi
Musk dikenal sebagai sosok yang sangat mandiri, terutama dalam hal teknologi.
Dalam panduan tersebut, pramugari diminta untuk tidak menawarkan bantuan teknis, karena Musk merasa dirinya sudah cukup ahli dalam urusan teknologi.
“Tuan Musk menganggap dirinya mandiri dan tidak membutuhkan bantuan dalam hal teknologi — jika ia membutuhkannya, ia akan meminta sendiri,” bunyi instruksi dalam dokumen tersebut.
Preferensi Sehari-hari yang Relatable
Selain itu, ada beberapa hal yang lebih relatable bagi banyak orang.
Musk dikenal tidak suka jika terjadi gangguan Wi-Fi secara tiba-tiba, yang mungkin dapat mengganggu kenyamanan perjalanan bisnisnya.
Ia juga gemar tidur sejenak meskipun hanya dalam penerbangan singkat.
Selain itu, Musk memiliki preferensi suhu kabin yang spesifik.
Ia lebih memilih agar suhu kabin dijaga pada 65 derajat Fahrenheit (sekitar 18°C), dengan lampu kabin yang redup dan ventilasi penumpang dimatikan, karena ia tidak suka dengan suara bising yang ditimbulkan oleh ventilasi udara.
NetJets adalah salah satu perusahaan jet pribadi terbesar di dunia yang melayani berbagai klien high-profile.
Kasus ini juga menyoroti potensi risiko yang dapat ditimbulkan oleh kebocoran informasi sensitif yang berkaitan dengan preferensi dan kebiasaan pribadi orang-orang berprofil tinggi. (TechCrunch)