Scroll untuk baca artikel
Luar Negeri

200 Orang Pakar Berdiskusi dalam Acara Global Farming Culture Exchange and Mutual Learning Conference

37
×

200 Orang Pakar Berdiskusi dalam Acara Global Farming Culture Exchange and Mutual Learning Conference

Sebarkan artikel ini
Pada 12 September lalu, pembukaan acara dan sesi presentasi "FROM ZIQUEJIE TERRACES TO THE WORLD" Global Farming Culture Exchange and Mutual Learning Conference yang Kedua telah berlangsung di Xinhua, Kota Loudi, Provinsi Hunan. (PRNewsfoto/Global Farming Culture Exchange and Mutual Learning Conference)

BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Pembukaan acara dan sesi presentasi From Ziquejie Terraces To The World Global Farming Culture Exchange and Mutual Learning Conference yang Kedua telah berlangsung di Xinhua, Kota Loudi, Provinsi Hunan, 12 September 2024 lalu.

Lebih dari 200 tamu, termasuk para perwakilan lembaga internasional seperti International Union for Conservation of Nature (IUCN), Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO), diplomat dari negara-negara yang mempraktikkan terasering, seperti Perancis dan Peru, serta pakar di dalam dan luar negeri yang menguasai bidang pertanian, kebudayaan, dan pariwisata, berdiskusi tentang isu-isu penting, termasuk pelestarian aset pertanian dan kebudayaan global, serta pengembangan ekonomi pertanian yang ramah lingkungan.

Para peserta acara ini mengeksplorasi berbagai cara untuk melestarikan dan meningkatkan budaya pertanian, serta membahas pendekatan unik Hunan dalam pelestarian dan inovasi cagar budaya. Di sisi lain, acara ini juga menyumbangkan solusi-solusi Tiongkok dalam melindungi aset budaya pertanian global.

Di sesi pembukaan, Consensus on the Integrated Development of Terraces in Agriculture, Culture, and Tourism diluncurkan.

Kesepakatan ini meningkatkan pemahaman tentang kegunaan terasering, pelestarian ekosistem terasering, pelestarian budaya pertanian, serta promosi sektor pertanian, kebudayaan, dan pariwisata yang terintegrasi, sekaligus peningkatan kerja sama dan pertukaran internasional dan inovasi model pembangunan.

Baca Juga :   Remaja di Kentucky Jadi Tersangka Kasus Pembunuhan Mahasiswa

Tujuan dari kesepakatan ini adalah meningkatkan pelestarian dan pembangunan berkelanjutan terasering di seluruh dunia, memperluas integrasi sektor pertanian, kebudayaan, dan pariwisata, membangun rantai industri unik berbasiskan terasering, serta meningkatkan daya saing wilayah-wilayah terasering, sekaligus mencapai manfaat ekologi, ekonomi, dan sosial bagi setiap orang.

Terasering mencerminkan keselarasan hubungan manusia dan alam. Maka, terasering memiliki kekayaan tradisi pertanian dan sejarah. Lebih lagi, terasering melestarikan keanekaragaman hayati, menjamin ketahanan pangan, serta menggerakkan pembangunan ekonomi.

Baca Juga :   Dari Pusat Jalur Sutra Maritim ke Jendela Perdagangan, Dorongan Berkelanjutan Guangdong untuk Pembukaan

Terasering Ziquejie, meraih status sebagai Sistem Aset Budaya Pertanian Tingkat Dunia dan Struktur Irigasi yang menjadi Cagar Budaya Dunia, terwujud berkat upaya gotong royong kelompok etnis Miao, Yao, Dong, Han, dan lain-lain sepanjang sejarah.

Terasering tersebut juga menjadi saksi sejarah dari perpaduan budaya berburu di pegunungan dengan budaya pertanian.

Ke depan, Kota Loudi akan terus memperkuat pelestarian aset budaya pertanian, meningkatkan perkembangan kebudayaan, serta mengintegrasikan sektor pertanian, kebudayaan, dan pariwisata. Lewat upaya tersebut, Kota Loudi menjadi teladan “perlindungan, pemanfaatan, dan integrasi industri” di dunia.