BISNISASIA.CO.ID, AUCKLAND – Trinasolar, pemimpin pasar solusi smart photovoltaic (PV) dan penyimpanan energi di dunia, berkolaborasi dengan Kiwi Solar dan Trilect untuk meluncurkan proyek agrivoltaics pertama di Waikato.
Proyek ini menjadi proyek ketiga Trinasolar yang memadukan aktivitas pertanian dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Selandia Baru.
Terletak di lahan seluas 6,5 hektar, PLTS baru ini dilengkapi 5.740 panel surya, tepatnya panel surya seri canggih Vertex N 720W (NEG21C.20) buatan Trinasolar. Panel surya ini memaksimalkan daya listrik dan efisiensi lewat kinerja unggulan, yakni kapasitas daya 700W+ dan efisiensi 22,5%. Berikutnya, PLTS ini segera menghasilkan sekitar 6.000 MWh energi bersih per tahun–suplai listrik yang cukup untuk sekitar 800 rumah di wilayah lokal.
Selain produksi energi, proyek ini memperkenalkan pendekatan inovatif dalam pemanfaatan lahan. Pemilik lahan masih bisa melakukan aktivitas pertanian, seperti menggembalakan ternak, di bawah panel surya PV. Pemanfaatan lahan dwifungsi ini tak hanya mengoptimalkan kegunaan lahan, namun juga mendukung penghasilan tambahan di area pedesaan sehingga bermanfaat bagi seluruh komunitas.
“Di Trinasolar, kami berkomitmen menggerakkan inovasi dan aspek keberlanjutan di sektor energi,” ujar Edison Zhou, Head, Australia, Selandia Baru, dan Kepulauan Pasifik, Trinasolar Asia Pasifik.
“Kolaborasi kami dengan Kiwi Solar dan Trilect dalam proyek agrivoltaics pertama di Waikato melibatkan keahlian dan dukungan langsung yang diberikan Trinasolar untuk setiap proyek. Ketika menggarap proyek berskala besar seperti proyek ini, kualitas dan reliabilitas menjadi pertimbangan utama saat memilih perangkat keras. Dengan garansi produk terlama di industri, yakni selama 30 tahun, panel surya kami memadukan teknologi mutakhir, seperti i-TOPCon tipe-n dan panel surya 210mm, yang dirancang untuk durabilitas dan kinerja maksimal. Kami selalu bertekad mendukung klien mewujudkan kesuksesan dalam jangka panjang.”
Andrew Beckett, Pendiri Kiwi Solar, menekankan potensi transformatif dari kombinasi tenaga surya dan aktivitas pertanian. “Proyek ini lebih dari sekadar proyek energi bersih; namun juga, menciptakan masa depan berkelanjutan,” papar Beckett. “Dengan mengintegrasikan tenaga surya dan aktivitas pertanian, kami mengoptimalkan pemanfaatan lahan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Waikato. Kami juga menyediakan sumber pendapatan tambahan yang baru bagi pemilik lahan sekaligus berkontribusi terhadap target energi bersih Selandia Baru.”
“Meski energi terbarukan masih menjadi sektor yang baru muncul di Selandia Baru, keahlian dan dukungan Trinasolar selama proses konstruksi sangat penting. Proyek ini sangat membuktikan peran agrivoltaics dalam memadukan keunggulan tenaga surya dan aktivitas pertanian.”
Kapasitas terpasang PLTS di Selandia Baru masih tercatat sekitar 500 MW. Maka, potensinya masih sangat besar. Sejalan dengan upaya Selandia Baru untuk mencapai target pemanfaatan energi bersih hingga 100%, proyek seperti ini berperan besar menopang masa depan energi bersih di negara tersebut.
“Inisiatif ini mencerminkan pentingnya langkah menuju energi terbarukan di Selandia Baru,” lanjut Beckett. “Sebagai salah satu negara maju yang bertransisi menuju tenaga surya, kami bangga menjadi pihak terdepan dalam transisi tersebut. Proyek ini juga bebas dari subsidi sehingga membuktikan bahwa tenaga surya sangat potensial dan harus melengkapi strategi energi nasional kami.”