Scroll untuk baca artikel
Finansial

Teknologi dan Prinsip Kehati-hatian, Kunci AdaKami agar Penyaluran Dana Tetap Sehat

30
×

Teknologi dan Prinsip Kehati-hatian, Kunci AdaKami agar Penyaluran Dana Tetap Sehat

Sebarkan artikel ini
Platform AdaKami

BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Di tengah kuatnya dorongan mewujudkan tata kelola yang lebih ketat dalam industri fintech lending, PT Pembiayaan Digital Indonesia (AdaKami) menegaskan komitmennya terhadap praktik penyaluran dana yang bertanggung jawab.

Dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian (prudent) dan pemanfaatan inovasi teknologi, AdaKami terus memperkuat posisinya sebagai penyedia layanan keuangan digital berizin yang transparan dan mengedepankan perlindungan konsumen.

Sebagai bagian kepatuhan terhadap regulasi terbaru, termasuk Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 40 Tahun 2024 , AdaKami menekankan pentingnya keseimbangan antara perluasan akses keuangan dan pengelolaan risiko secara menyeluruh.

Chief of Public Affairs AdaKami, Karissa Sjawaldy, menjelaskan, “Kami percaya bahwa penerapan prinsip kehati-hatian yang konsisten, yang ditunjang teknologi canggih, menjadi landasan yang kuat dalam menjaga kualitas pendanaan yang optimal. Strategi ini memungkinkan kami memastikan pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan di tengah dinamika industri saat ini.”

AdaKami secara konsisten mengembangkan strategi penyaluran dana yang tidak hanya berfokus pada pertumbuhan, tetapi juga kualitas. Sebagai platform yang berizin dan bertanggung jawab, AdaKami memastikan bahwa perluasan akses keuangan tetap berjalan seiring dengan perlindungan terhadap konsumen dan keberlangsungan ekosistem.

Baca Juga :   Danasyariah Berkolaborasi dengan VIDA Wujudkan Verifikasi Online Onboarding yang Cepat, Mudah, dan Aman

Head of Government Relations AdaKami, Adelheid Helena Bokau, menambahkan, AdaKami terus berkomitmen menghadirkan layanan keuangan yang aman, transparan, dan inklusif bagi masyarakat Indonesia. Namun bagi kami, inklusi keuangan yang sehat tidak cukup hanya dengan memperluas akses.

Yang lebih penting adalah memastikan bahwa masyarakat mendapatkan layanan yang sesuai dengan kemampuan mereka. Melalui penerapan prinsip kehati-hatian dan pemanfaatan teknologi dalam memproses pinjaman, kami berupaya menjaga keseimbangan antara perluasan akses dan mitigasi risiko — agar pengguna tetap terlindungi dan ekosistem fintech lending tumbuh secara sehat dan berkelanjutan.”

Teknologi menjadi tulang punggung dalam pendekatan ini. Dengan memanfaatkan mobile platform, integrasi e-KYC, dan analisis berbasis big data, AdaKami memastikan proses pengajuan pinjaman berlangsung cepat namun tetap akurat. Sistem ini secara otomatis menilai riwayat kredit dan kapasitas finansial calon pengguna untuk menentukan kelayakan pinjaman secara adil dan bertanggung jawab.

Brand Manager AdaKami, Jonathan Kriss, memaparkan, “Dengan teknologi yang kami gunakan untuk memverifikasi identitas dan menganalisis kelayakan kredit, kami dapat menilai calon nasabah secara lebih menyeluruh—bukan hanya dari sisi data, tetapi juga konteks kondisi keuangan mereka. Hal ini memungkinkan kami menentukan batas pinjaman yang sesuai guna meminimalkan potensi gagal bayar. Dengan pendekatan ini, kami dapat menyalurkan pinjaman secara lebih tepat sasaran, menjaga kualitas pendanaan, dan membangun pengalaman layanan yang lebih personal dan berkelanjutan.”

Baca Juga :   MUFG Tunjuk Michael Sugirin Jadi Head of Global Corporate and Institutional Banking for Indonesia

Dengan menerapkan proses verifikasi internal berbasis teknologi yang ketat, AdaKami berupaya memastikan seluruh informasi yang diajukan oleh pengguna adalah benar dan bukan hasil modifikasi. Hal ini termasuk untuk memastikan terpenuhinya syarat usia minimum 18 tahun bagi peminjam, keaslian identitas yang diberikan, hingga mengantisipasi adanya modifikasi berbasis AI yang kerap dilakukan fraudster untuk mengelabui institusi atau lembaga penyedia pendanaan.

Di sisi lain, AdaKami juga menerapkan proses credit scoring berbasis teknologi yang juga tak kalah ketat. Proses credit scoring berbasis AI dan Big Data ini bertujuan memetakan kemampuan bayar, sekalipun pengguna yang mengajukan pinjaman tidak memiliki histori kredit konvensional. Dengan demikian, AdaKami bisa memberikan limit yang sesuai dengan profil skor kredit pengguna untuk meminimalkan risiko over-indebtedness, menjaga kenyamanan pengguna, serta mendorong inklusi keuangan secara tidak langsung di kalangan masyarakat yang sebelumnya kurang terlayani oleh sistem keuangan formal.

Baca Juga :   BNI-Posind Salurkan Layanan Fasilitas Kredit Konsumer Non-Payroll

Adanya mekanisme ini merupakan perwujudan penerapan prinsip kehati-hatian dalam upaya AdaKami memitigasi potensi risiko, sekaligus melindungi para pengguna dari beragam upaya fraud dan kemungkinan gagal bayar. “Hasil dari penerapan prinsip prudent ini juga tercermin dalam tingkat keberlanjutan portofolio kredit kami. AdaKami berhasil menjaga tingkat TKB90 di angka 99,82% dengan penyaluran pendanaan sebesar Rp 3,94 triliun per triwulan I 2025. Capaian ini menjadi bukti bahwa sinergi antara inovasi dan kehati-hatian merupakan jalan terbaik menuju pertumbuhan yang berkelanjutan,” tambah Karissa.

Menghadapi dinamika kebutuhan pengguna dan perkembangan industri, AdaKami juga memperkuat kesiapan internal serta sinergi aktif dengan berbagai pihak dalam ekosistem industri. Pendekatan proaktif ini memungkinkan AdaKami untuk terus menjaga kualitas dan kesinambungan layanan serta transparansi informasi, baik kepada regulator, media, ataupun masyarakat.

“Kami percaya bahwa keberlanjutan dalam fintech lending bukan hanya memastikan pelayanan yang cepat, tetapi juga tentang menjalankan setiap langkah dengan penuh tanggung jawab. Kami akan terus bertumbuh dengan integritas, membangun kepercayaan, dan memastikan bahwa teknologi yang kami hadirkan membawa dampak positif bagi kehidupan masyarakat,” tutup Karissa.