Scroll untuk baca artikel
Nasional

Tanah dan Tata Ruang Jadi Pilar Ketahanan Nasional, Wamen ATR/BPN: Ini Strategi Pertahanan Non-Militer

20
×

Tanah dan Tata Ruang Jadi Pilar Ketahanan Nasional, Wamen ATR/BPN: Ini Strategi Pertahanan Non-Militer

Sebarkan artikel ini
Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Wakil Kepala Badan Pertanahan Nasional (Wamen ATR/Waka BPN), Ossy Dermawan, dalam pemaparannya pada Program Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan (PPNK) Angkatan ke-220 Kolaboratif Lemhanas RI 2025, yang berlangsung di Jakarta, Jumat (23/5/2025).(Foto Humas Kementerian ATR/BPN)

BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Ketahanan nasional bukan hanya soal senjata dan kekuatan militer. Di balik kemajuan suatu bangsa, tersembunyi peran vital dari pengelolaan tanah dan tata ruang yang terencana dan berkeadilan.

Pernyataan itu disampaikan langsung oleh Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Wakil Kepala Badan Pertanahan Nasional (Wamen ATR/Waka BPN), Ossy Dermawan, saat memberi paparan dalam Program Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan (PPNK) Angkatan ke-220 Kolaboratif Lemhannas RI 2025, di Jakarta, Jumat (23/5/2025).

“Tanah adalah lebih dari sekadar aset. Ia berperan penting dalam menjaga integritas wilayah, mendukung pemerataan pembangunan, dan mewujudkan keadilan sosial,” ujar Wamen Ossy di hadapan peserta dari berbagai instansi dan latar belakang.

Baca Juga :   40 Persen Tiket Lebaran KAI Telah Terjual

Menurutnya, tata ruang di era modern tak bisa dipandang hanya sebagai pengaturan wilayah fisik. Lebih dari itu, tata ruang kini menjadi alat kendali sumber daya nasional, instrumen diplomasi, bahkan bagian dari strategi pertahanan jangka panjang.

“Penempatan kawasan industri, pertanian, pemukiman, hingga zona militer harus berbasis visi strategis. Tata ruang yang tepat adalah bentuk nyata pertahanan non-militer kita,” jelasnya.

Ossy juga menegaskan bahwa Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tak lagi cukup dilihat sebagai dokumen teknokratik semata. Ia menyebutnya sebagai dokumen geopolitik yang menentukan arah pembangunan sekaligus menjaga kedaulatan ruang nasional.

Baca Juga :   Hutama Karya Akan Bangun Jalan Trans Papua

Isu pertanahan, lanjutnya, juga sangat krusial dalam ketahanan pangan dan energi. Ia mengingatkan bahaya konversi lahan pertanian produktif secara masif yang bisa mengancam masa depan pangan nasional.

“Kita tidak bisa bicara ketahanan pangan kalau lahan-lahan subur terus dialihfungsikan. Investasi itu penting, tapi harus selaras dengan perlindungan terhadap lahan pangan,” tegasnya.

Hal serupa berlaku untuk transisi energi bersih. Ambisi besar pemerintah dalam membangun infrastruktur energi terbarukan seperti PLTS, PLTB, dan bioenergi akan terganjal jika tidak ditopang dengan penyediaan ruang yang memadai.

Baca Juga :   Di Usia 13 Tahun, Pupuk Indonesia Konsisten Mengawal Ketahanan Pangan dan Terus Berinovasi

“Semua mimpi besar itu dimulai dari satu titik: tanah. Tanah adalah fondasi dari pembangunan nasional berkelanjutan,” tandas Wamen ATR/BPN.

Kegiatan di Lemhannas ini menjadi wadah penting untuk menyatukan visi lintas sektor dalam membangun kesadaran bahwa tata ruang dan pertanahan adalah pilar utama dalam menciptakan Indonesia yang berdaulat, adil, dan berkelanjutan.

Wamen Ossy hadir didampingi oleh Tenaga Ahli Bidang Administrasi Negara dan Good Governance, Ajie Arifuddin, serta Tenaga Ahli Bidang Percepatan Penyelesaian Isu Strategis, Hendri Teja. (Infopublik.id)