JAKARTA- Grup band D’Masiv coba meretas asa mereka untuk go internasional masuk ke panggung industri musik dunia Amerika Serikat, Eropa, Australia dan Asia dengan tampil di konser musik Musexpo 2025 di Los Angeles, Amerika Serikat (AS) pada 12-20 Maret 2025.
Museexpo 2025 adalah sebuah konferensi musik internasional yang diadakan sejak tahun 2001, telah menjadi platform terkenal yang didirikan oleh Sat Bisla, presiden & pendiri A&R Worldwide/Musexpo.
Dalam acara tahunan ini coba menggabungkan musik, teknologi, dan inovasi di industri hiburan. Beberapa hal yang membuat Musexpo 2025 istimewa antara lain Networking dan kolaborasi bertemunya seluruh ekosistem pelaku industri panggung musik di ajang ini karena menjadi tempat berkumpulnya musisi, produser, eksekutif label, dan profesional industri, memungkinkan kolaborasi dan peluang bisnis yang berharga.
Di saat bersamaan, Musexpo memberikan panggung bagi musisi yang sedang naik daun untuk memperkenalkan karya mereka kepada audiens internasional dan industri musik.
Selain pertunjukan, ada sesi panel yang menampilkan para pemimpin industri yang berbagi wawasan dan tren terbaru dalam musik dan teknologi.
Oleh karena itu, tercatat sejumlah musisi terkenal yang pernah tampil di Musexpo, kemudian meraih kepopuleran di tempat ini termasuk juga nama Ed Sheeran dan Katy Perry.
Singkatnya, Musexpo terus menjadi sorotan di kalangan musisi karena potensinya untuk mendongkrak karier dan memberikan eksposur yang luas. Meski waktu yang disediakan juga sangat terbatas.
“Tentu akan menjadi sejarah buat kami akan tampil selama 30 menit atau enam lagu, rerata kami akan membawakan lagu lama. Juga lagu baru seperti “Side by Side”, yang musik videonya juga dibuat di LA. ini menjadi sejarah buat band asal Ciledug ini,” kata Rian dalam jumpa pers D’Masiv Go Global di Shabu Kojo, Satria Mandala, beberapa waktu lalu.
Meski belum ada catatan resmi, dari sejumlah nama besar yang pada akhirnya menemukan popularitas mereka, berapa persen yang belum berhasil menggapai mimpinya. Yang pasti bagi Rian dan kawan kawan, melalui ajang musik ini, bersama punggawa D’Masiv lainnya sejumlah rencana matang telah mereka susun sedemikian rupa.
“Setelah tampil hampir di semua kota di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, inilah saatnya menaikkan level mimpi kita. Selain itu, sebagai mahluk berakal, kita harus melebarkan mimpi kita. Nanti Tuhan marah (kita tidak memaksimalkan mimpi kita),” imbuh Rian.
Apalagi, selama ini, D’Masiv telah wara-wiri Jakarta – LA dalam tiga tahun terakhir ini dan tentunya mereka berusaha untuk membekali diri mereka ketika berada di Negara Paman Sam ini.
“Saya bahkan harus les bahasa inggris lagi, agar maksimal di LA. Kita juga telah bertemu beberapa record label dan promotor untuk mengatur plan, bisnis plan seperti apa, rekaman seperti apa, dengan target rilis album di bulan Mei 2025. Kalau mau menembus (pasar) global harus menuju AS. Seperti yang dilakukan Adele dan banyak nama lainnya,” kisah Rian.
Selain itu, dalam momen tersebut D’Masiv, yang dijuluki ‘The Voice of Impact’ oleh MarkPlus Corp, siap meluncurkan program ‘D’MASIV GOES GLOBAL 2025-2030’—sebuah strategi blueprint untuk memperluas jangkauan karier dan brand mereka.
Dalam program ini pun bertujuan untuk semakin mengglobalkan musik Indonesia, memajukan diplomasi budaya tanah air, dan memberikan dampak signifikan di panggung internasional.
Langkah besar ini telah dimulai sejak tiga tahun lalu dengan tampil di berbagai benua dengan rutin. “Kami juga sudah siapkan 10 lagu untuk album dalam bahasa Inggris, dan akan diluncurkan Mei 2025 ini,” tambah Rian.
Oleh karena itu, D’Masiv menjanjikan the next album mereka akan full berbahasa Inggris. Gitaris Dwiki Aditya Marshall alias Kiki yang berkisah D’Masiv yang biasa tampil di panggung kecil dengan 50-an penonton, tapi diisi orang-orang berpengaruh dalam bisnis musik di LA, bersiap memperkenalkan musik D’Masiv supaya lebih global.
“Pasti akan denger musik sekarang kalo gue basic suka musiknya Mr Big, Dream Theater sentuhan rock tapi mengkombine yang dipunya dan pelajari yang sedang happening sekarang itu sudah diterapkan dengan demo lagu dan pasti akan berubah terutama ego bermusik ditekan dengan kehadiran produser musik dunia nanti karena punya pandangan berbeda dicari titik temu apa yang kita punya dan pandangan produser digabung,”sebutnya.
Senada yang diungkap oleh Rayyi Kurniawan pembetot bass D’Masiv yang mengaku D’Masiv akan memberikan sudut pandang baru pada karya mereka dengan mencari produser dan label musik baru pasca berakhirnya kerjasama dengan label yang membesarkan nama mereka Musica Studios,” Kita akan mencari produser dan label yang cocok dengan (musik) kita, dengan 10 materi lagu yang telah kita siapkan,”tuturnya.
Rama gitaris D’Masiv menimpali tentu hadirnya produser tak menghilangkan karakter bermusik mereka karena sejak di Musica, D’Masiv gak pernah terbatas referensi musik sesuai jenis lagu, lirik namun yang paling signifikan lirik dan kita gak ingin hilangkan karakter bermusik selama ini mereka hadirkan.
Rama menambahkan sejauh ini orang luar Negeri begitu ekspresif merespons karya kami contohnya pas main di Nam show orang yang lewat berhenti ikutan goyang lagu kami dan hal itu seperti dikasi energi lebih sehingga hal itu akan kita jaga dan tentunya kehadiran produser musik baru akan memberikan dimensi baru pada karya D’Masiv selanjutnya.
“Ketika kerjasama dengan produser luar disitu ego bermusik kita diturunkan karena produser memberikan rasa dalam karya kami selanjutnya dan tentu tantangannya kami harus jalankan ibadah puasa ditengah mayoritas umat non muslim yang gak puasa saat di Amerika nanti,”tutupnya.