Scroll untuk baca artikel
Teknologi

SIRCLO Dorong Sinergi Pelaku E-Commerce untuk Tingkatkan Ekonomi Digital

43
×

SIRCLO Dorong Sinergi Pelaku E-Commerce untuk Tingkatkan Ekonomi Digital

Sebarkan artikel ini
● Sesi foto bersama pada SIRCLO Insights Webinar 2024: Reflecting on a Decade, Envisioning E-Commerce Synergies. (ki-ka) Rini Hapsoro (SIRCLO), Brian Marshall (Founder & CEO SIRCLO), Rifan Ardianto (Direktur Perdagangan Melalui Sistem Elektronik dan Perdagangan Jasa, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia), Adrie R. Suhadi (Managing Director, NielsenIQ dan GfK Indonesia).

BISNISASIA.CO.ID, TANGERANG – Dalam rangka memperingati ulang tahun ke-11, SIRCLO menggelar acara SIRCLO Insights Webinar bertajuk “Reflecting on a Decade, Envisioning E-Commerce Synergies” pada Selasa (16/07). Acara ini menghadirkan diskusi panel yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam industri e-commerce Indonesia, termasuk Rifan Ardianto (Direktur Perdagangan Melalui Sistem Elektronik dan Perdagangan Jasa, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia), Adrie R. Suhadi (Managing Director, NielsenIQ dan GfK Indonesia), dan Brian Marshal (Founder dan CEO SIRCLO). Mereka berbagi wawasan mendalam tentang situasi e-commerce saat ini dan prospeknya di masa depan.

Brian Marshal, CEO & Founder SIRCLO, mengatakan, “Dalam lanskap ekonomi dan e-commerce Indonesia yang semakin dinamis, penting bagi kami untuk menyediakan wawasan relevan yang mendorong pertumbuhan pelaku usaha di sektor digital. Selaras dengan tiga semangat kami dalam 11 tahun perjalanan SIRCLO, yaitu Reflection, Visionary, dan Synergy, kami berharap SIRCLO Insights Webinar dapat menjadi wadah sinergi, bertukar pengetahuan, dan merangkul setiap pemangku kepentingan untuk memanfaatkan potensi besar dari pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.”

Prospek Pertumbuhan Sektor E-Commerce untuk Ekonomi Nasional

Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal pertama 2024 sebesar 5,11% (YoY) dengan inflasi 2,84% (YoY) pada Mei 2024. Meskipun kondisi ekonomi global melemah akibat gejolak pasar keuangan dan tensi geopolitik, Indonesia tetap mencatat pertumbuhan yang positif.

Dalam mencapai Indonesia Emas 2045, diperlukan pertumbuhan ekonomi 6-7% dengan Gross National Income (GNI) per kapita sebesar USD30.300. Pada tahun 2023, pemerintah meluncurkan Visi Indonesia Digital 2045 (VID 2045) sebagai strategi konkret menuju Indonesia Emas 2045, dengan fokus membangun ekosistem digital yang inklusif dan berkelanjutan. Pertumbuhan ekonomi digital adalah salah satu tujuan utama VID 2045.

Rifan Ardianto, Direktur Perdagangan Melalui Sistem Elektronik dan Perdagangan Jasa, Kementerian Perdagangan RI, mengatakan, “Menurut VID 2045, sektor industri perdagangan dan ritel di Indonesia telah mencapai tingkat kematangan digital yang tinggi. Transformasi digital ini membawa nilai Ekonomi Digital Indonesia hingga 82 miliar dolar Amerika pada tahun 2023, dengan Indonesia menguasai 40% transaksi di ASEAN. Potensi ini harus terus dijaga dan dijadikan prioritas untuk meningkatkan kontribusi terhadap perekonomian nasional.”

Baca Juga :   Mega Zombie M Segera Rilis Game Terbarunya yang Menantang

Temuan NielsenIQ menunjukkan penjualan online tumbuh 37% dari tahun 2022 ke 2023. Adrie R. Suhadi, Managing Director NielsenIQ dan GfK Indonesia, mengatakan, “Riset kami menunjukkan alasan utama responden berbelanja online adalah harga lebih murah (79%), kemudahan pembayaran (53%), dan daya tarik produk yang tersedia (52%). Kategori favorit pelanggan saat berbelanja online adalah Fashion, Kosmetik, Transportasi, dan Travel.”

Data internal SIRCLO menunjukkan rata-rata peningkatan transaksi e-commerce sebesar 56% dari tahun 2020 hingga 2023. Brian mengungkapkan, “Pertumbuhan ini didorong oleh kanal penjualan daring baru seperti live commerce. Tren ini selaras dengan prediksi bahwa transaksi e-commerce akan tumbuh 2,8% mencapai Rp487 triliun pada tahun 2024 dan meningkat 3,3% menjadi Rp503 triliun pada tahun 2025.”

Baca Juga :   Samsung Perkenalkan Galaxy Watch Terbaru dengan BioActive Sensor untuk Kesehatan Preventif

Sinergi untuk Masa Depan E-Commerce Indonesia

Meski proyeksi pertumbuhan menjanjikan, pelaku usaha masih menghadapi berbagai tantangan di sektor e-commerce. Brian menyatakan, “Selama sebelas tahun beroperasi sebagai e-commerce enabler di Indonesia, kami menemui kendala seperti memilih teknologi dan tren yang tepat, menentukan area pengembangan, dan mengakuisisi data yang mendukung strategi bisnis.”

Membangun sinergi dengan pelaku sektor e-commerce menjadi kunci untuk mengatasi tantangan ini. “Konsumen kini adalah omnishopper, sehingga kanal offline dan online harus saling menguatkan. Dengan memanfaatkan data bersama mitra strategis, kita dapat merancang strategi yang dipersonalisasi, meningkatkan pengalaman berbelanja, dan meningkatkan loyalitas pelanggan,” jelas Adrie.

“Dari sisi pemerintah, kami berupaya menciptakan regulasi untuk menunjang ekosistem e-commerce yang sehat. Kolaborasi antara instansi pemerintah, penyedia e-commerce, dan pengembang teknologi sangat penting untuk membantu pelaku usaha. Harapannya, kerjasama ini dapat memperluas akses pasar, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi digital,” tutup Rifan. (saf)