Dengan serangkaian langkah konkret, dari pengembangan panduan teknis hingga kolaborasi multilateral dan pembinaan SDM, Singapura semakin menegaskan diri sebagai pusat inovasi AI global. Pendekatan holistik yang mencakup regulasi, edukasi, dan eksekusi menjadikan negara ini rujukan utama dalam pemanfaatan GenAI yang bertanggung jawab dan berkelanjutan
BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Singapura memperkuat posisinya sebagai pelopor global dalam pengembangan dan penerapan kecerdasan buatan (AI) yang aman dan bertanggung jawab.
Dalam ajang Asia Tech x Singapore (ATxSG), pemerintah Singapura memaparkan hasil dari Global AI Assurance Pilot—program uji coba teknis pertama di dunia yang dirancang khusus untuk aplikasi AI Generatif (GenAI).
Program ini menjadi dasar penyusunan Testing Starter Kit, panduan praktis pertama yang dibuka untuk publik global guna membantu perusahaan menguji dan menerapkan GenAI dengan aman.
Program ini diluncurkan oleh AI Verify Foundation (AIVF) dan Infocomm Media Development Authority (IMDA) pada Februari 2025, melibatkan kolaborasi antara 16 spesialis AI dan 17 pakar industri dari 10 sektor berbeda seperti keuangan, layanan kesehatan, SDM, dan layanan publik.
Temuan Kunci: Risiko GenAI Bersifat Kontekstual
Salah satu temuan penting dari program ini menunjukkan bahwa risiko penggunaan GenAI—termasuk halusinasi, konten tidak pantas, hingga kerentanan terhadap adversarial prompts—sangat bergantung pada konteks penggunaan seperti industri, budaya, dan bahasa. Untuk itu, keterlibatan para ahli di bidang masing-masing sangat krusial dalam setiap siklus penerapan GenAI.
Starter Kit Pertama di Dunia untuk GenAI
Sebagai hasil konkret, IMDA meluncurkan Testing Starter Kit pertama di dunia untuk aplikasi GenAI. Kit ini berisi panduan menyeluruh untuk mengidentifikasi dan mengelola empat risiko utama GenAI, serta strategi pengujian yang dapat digunakan oleh pengembang dan pengguna dari berbagai sektor industri.
Fitur tambahan seperti Project Moonshot turut disertakan sebagai platform bantu uji coba yang dapat diadopsi perusahaan dalam skala besar.
IMDA juga membuka pintu bagi masukan industri untuk terus memperbarui dan memperluas kit ini sesuai perkembangan teknologi dan standar internasional yang dinamis.
AI sebagai Barang Publik: Kolaborasi Global
Dalam semangat menjadikan AI sebagai barang publik, Singapura bekerja sama dengan United Nations Development Programme (UNDP) melalui nota kesepahaman yang akan memperluas program literasi AI di enam negara berkembang.
Inisiatif ini akan memperluas dampak program AI for Good (AI4Good) yang sebelumnya sukses di Asia, ke skala global. Tujuannya adalah memperkecil kesenjangan literasi AI dan menciptakan dampak sosial yang positif melalui pemanfaatan teknologi.
Pembinaan Talenta Muda dan Perempuan dalam Teknologi
Singapura juga menegaskan komitmennya dalam pengembangan SDM AI melalui AI Student Developer Conference (AISDC) yang diselenggarakan oleh AI Singapore.
Konferensi dua hari ini menghadirkan lebih dari 1.000 pelajar dari enam negara ASEAN dan 60 mitra industri. Kompetisi unggulan National AI Student Challenge (NAISC) mendorong siswa menyelesaikan tantangan nyata dengan teknologi LLM dan desain prompt AI.
Di sisi lain, peran perempuan dalam teknologi menjadi sorotan dalam sesi diskusi “Success to Significance – Leaders Building Communities”. Menteri Josephine Teo tampil bersama tokoh industri seperti Jane Sun (CEO Trip.com) dan Tan Su Shan (CEO DBS Group), mengangkat kontribusi perempuan dalam membangun komunitas teknologi yang inklusif.n.