BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Risniati Tarigan tak pernah membayangkan langkah kecilnya mengikuti pelatihan Sawit Terampil pada 2023 bisa mengantarkannya ke panggung internasional. Pekan ini, ia berdiri mewakili CV Perangin-angin Group (CV PAG) untuk menerima sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) pada Konferensi RT RSPO di Kuala Lumpur.
Sertifikasi tersebut diberikan kepada 299 petani swadaya yang mengelola lebih dari 650 hektare perkebunan sawit, menandai tonggak penting dalam penerapan praktik pertanian berkelanjutan di Aceh.
Tonggak Baru Petani Swadaya Aceh
Dengan sertifikasi RSPO, kebun sawit kelompok petani dinyatakan memenuhi aspek legalitas, bebas deforestasi, dan menghormati hak pekerja serta masyarakat, sesuai prinsip lingkungan dan sosial yang bertanggung jawab.
CV PAG menjadi kelompok ketiga yang tersertifikasi melalui pendampingan Sinar Mas Agribusiness and Food, setelah kelompok petani Aceh Utara (2023) dan Langkat, Sumatera Utara (2024). Secara total, lebih dari 800 petani swadaya dengan sekitar 1.600 hektare lahan kini telah memperoleh sertifikasi melalui program Sawit Terampil.
Mendukung Akses Petani ke Pasar Sawit Berkelanjutan
Petani swadaya memegang peran vital dalam industri sawit Indonesia, namun banyak menghadapi kendala: mulai dari legalitas lahan, akses pengetahuan teknis, hingga terbatasnya pintu masuk ke pasar bersertifikasi.
Melalui Sawit Terampil, Sinar Mas Agribusiness and Food membantu petani:
- menerapkan Good Agricultural Practices (GAP),
- mengurus Surat Tanda Daftar Budidaya (STDB),
- mempersiapkan diri untuk sertifikasi RSPO,
- memperkuat organisasi dan tata kelola kelompok.
Hasilnya, petani merasakan peningkatan produktivitas, efisiensi biaya, dan penguatan kelembagaan koperasi.
Kisah Risniati: Petani, Pedagang, dan Penggerak Perubahan
Risniati memiliki perjalanan unik. Selain mengelola kebun sendiri, ia juga menjadi pedagang pengumpul TBS dari hampir 100 petani lain yang memasok ke beberapa pabrik.“Sebagai petani, saya ingin menghasilkan buah yang baik dan tidak ditolak pabrik. Buah berkualitas berarti harga lebih baik bagi petani dan pedagang,” ujarnya.
Menurutnya, pelatihan yang diterima mengajarkan bukan hanya standar kualitas, tetapi juga cara menghasilkan buah optimal dari kebun sendiri.
“Sekarang lebih transparan antara pedagang dan petani. Harga TBS ditentukan kualitas. Memang ada biaya angkut, tapi kualitas tetap nomor satu,” tambahnya.
Komitmen Jangka Panjang Sinar Mas untuk Petani Swadaya
Hingga 2025, lebih dari 11.000 petani telah mengikuti pelatihan Sawit Terampil. Program ini menjadi bagian dari kerangka keberlanjutan Collective for Impact, yang menargetkan 100.000 petani terlatih pada 2035.
Helena Delima Lumban Gaol, Head of Smallholder Innovation Sinar Mas Agribusiness and Food, menegaskan bahwa pendampingan jangka panjang merupakan faktor krusial bagi keberlanjutan sektor sawit swadaya.
“Petani kecil tidak hanya butuh pelatihan singkat, tetapi pendamping yang berjalan bersama mereka. Mulai dari praktik berkebun, legalitas lahan, hingga akses ke pasar bersertifikat,” jelasnya.
“Melalui kolaborasi ini, kami bukan hanya meningkatkan penghidupan petani, tetapi juga mendukung misi RSPO agar sawit berkelanjutan dapat dicapai oleh petani swadaya.”
Akselerasi Sawit Berkelanjutan Dimulai dari Petani
Pencapaian CV PAG dan 299 petani Aceh menunjukkan bahwa sertifikasi RSPO dapat diraih melalui pendampingan berkelanjutan, penguatan kelembagaan, dan kolaborasi multipihak.
Keberhasilan ini juga menjadi contoh bahwa transformasi sawit berkelanjutan di Indonesia dapat dimulai dari petani swadaya, yang selama ini menjadi tulang punggung industri.Jika Anda ingin saya buatkan meta description SEO (maks. 160 huruf) atau versi ringkas untuk social media, tinggal beri tahu saja.











