Scroll untuk baca artikel
Finansial

Rupiah Melemah, Asing Catat Jual Neto Rp24 Triliun di Minggu Kedua April 2025

34
×

Rupiah Melemah, Asing Catat Jual Neto Rp24 Triliun di Minggu Kedua April 2025

Sebarkan artikel ini
Gedung Bank Indonesia. (Foto: Istimewa)

BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) merilis perkembangan terbaru indikator stabilitas nilai tukar Rupiah dan aliran modal asing pada periode 7–10 April 2025.

Dalam laporan tersebut, nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS mengalami pelemahan, sementara aliran modal asing tercatat net sell atau jual bersih cukup signifikan.

Pergerakan Nilai Tukar dan Imbal Hasil Obligasi

Pada akhir perdagangan Kamis, 10 April 2025, Rupiah ditutup pada level Rp16.795 per dolar AS (bid), sebelum sedikit menguat pada pagi hari Jumat, 11 April 2025 menjadi Rp16.780 per dolar AS (bid).

Baca Juga :   Forest City Jadi Lokasi Pertama di Malaysia yang Bebaskan Pajak bagi Lembaga Pengelola Aset Keluarga 

Yield Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun juga mengalami fluktuasi.

Dari posisi 7,026% pada 10 April, naik tipis menjadi 7,06% pada 11 April pagi. Sementara itu, yield U.S. Treasury (UST) 10 tahun naik ke 4,425%, mencerminkan meningkatnya ketidakpastian pasar global.

Di sisi lain, Dollar Index (DXY) melemah ke level 100,87, menandakan tekanan terhadap dolar AS di pasar global.

Tekanan Modal Asing dan Premi Risiko

Dalam periode 8 hingga 10 April 2025 (Minggu II April), investor nonresiden mencatat jual neto sebesar Rp24,04 triliun. Aksi jual asing terjadi di tiga instrumen utama: SRBI (Surat Berharga Rupiah Bank Indonesia): Rp10,47 triliun; SBN (Surat Berharga Negara): Rp7,84 triliun dan pasar saham: Rp5,73 triliun.

Baca Juga :   PT Pegadaian Menyokong Kesetaraan Gender Melalui Edukasi Keuangan Perempuan

Sementara itu, premi risiko investasi Indonesia yang tercermin dari CDS (Credit Default Swap) 5 tahun juga mengalami kenaikan ke level 113,35 bps per 10 April, dari sebelumnya 105,75 bps pada 4 April 2025.

Kinerja Modal Asing Tahun Berjalan

Secara year-to-date (ytd) hingga 10 April 2025 pasar SRBI masih mencatat beli neto Rp7,11 triliun, pasar SBN mencatat beli neto Rp13,05 triliun, namun pasar saham mengalami jual neto Rp32,48 triliun.

Baca Juga :   PingPong Mendapatkan Lisensi Pembayaran Indonesia, Lebih Meningkatkan Kemampuan Kepatuhan Global

Perkembangan ini mencerminkan kombinasi faktor eksternal dan domestik yang memengaruhi pergerakan nilai tukar dan stabilitas pasar keuangan Indonesia.

Meski tekanan dari arus modal keluar meningkat, Bank Indonesia tetap memantau dan menjaga stabilitas melalui kebijakan makroprudensial dan intervensi pasar jika diperlukan.