Scroll untuk baca artikel
Headline

Riset Cisco: Perubahan Besar dalam Infrastruktur Tengah Berlangsung, Teknologi AI Bisa Menjadi Beban atau Solusi 

1
×

Riset Cisco: Perubahan Besar dalam Infrastruktur Tengah Berlangsung, Teknologi AI Bisa Menjadi Beban atau Solusi 

Sebarkan artikel ini
ILUSTRASI Kecerdasan buatan

BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Cisco (NASDAQ: CSCO), merilis studi global terbaru yang mengungkapkan terjadinya pergeseran besar dalam arsitektur jaringan perusahaan.

Perubahan cara kerja yang disebabkan oleh kehadiran asisten AI, agen AI, dan beban kerja berbasis data, telah menciptakan lalu lintas jaringan yang lebih cepat, lebih dinamis, lebih sensitif terhadap latensi, dan juga lebih kompleks.

Dengan banyaknya perangkat yang terhubung, tuntutan agar jaringan selalu tersedia setiap saat, dan ancaman keamanan yang meningkat, transformasi ini mendorong agar infrastruktur bisa terus beradaptasi dan berkembang.

Oleh karena itu, para pemimpin IT kini mengubah cara pandang mereka terhadap jaringan: mengenai fungsi, manfaat, dan perannya dalam melindungi organisasi. Jaringan yang dibangun saat ini akan menentukan  bisnis di masa depan.

Enam sinyal yang menandai terjadinya perubahan arsitektur :

  1. Jaringan telah menjadi prioritas strategis: Sebanyak 98% perusahaan di Indonesia menganggap jaringan modern penting untuk AI, IoT, dan cloud. Sebanyak 98% pemimpin IT juga berencana meningkatkan porsi anggaran untuk jaringan dalam keseluruhan belanja IT mereka.
  2. Jaringan yang aman menjadi sebuah keharusan: 100% pemimpin IT mengatakan bahwa jaringan yang aman penting untuk operasional dan pertumbuhan perusahaan, dan  86% diantaranya menyebutnya sangat krusial. Sebanyak 97% percaya bahwa peningkatan kualitas jaringan akan memperkuat keamanan siber.
  3. AI meningkatkan kebutuhan jaringan yang resilien: Sebanyak 100% pemimpin IT mengatakan bahwa jaringan yang resilien menjadi kebutuhan utama, terutama karena 60% saat ini pernah mengalami gangguan serius —  sebagian besar akibat serangan siber, beban jaringan yang besar, dan kesalahan konfigurasi software – yang mengakibatkan kerugian hingga US$160 miliar akibat dari satu gangguan parah per perusahaan, per tahun.
  4. Para pemimpin IT melihat AI sebagai faktor yang bisa meningkatkan pendapatan: 58% pemimpin IT menyebut dampak terbesar jaringan modern terhadap pendapatan adalah penerapan AI yang bisa melakukan personalisasi dan otomatisasi pengalaman pelanggan, sehingga pengalaman pelanggan  menjadi lebih personal dan lebih cepat, yang pada akhirnya akan meningkatkan loyalitas pelanggan dan pertumbuhan bisnis.
  5. AI mengubah infrastruktur komputasi: 53% pemimpin IT mengatakan pusat data mereka  belum mampu memenuhi kebutuhan AI saat ini, dan 95% dari mereka berencana akan meningkatkan kapasitas pusat data, baik di on-premise, di cloud, atau keduanya.
  6. Para pemimpin menginginkan jaringan yang lebih cerdas: 99% mengatakan bahwa jaringan otonom berbasis AI penting untuk pertumbuhan masa depan — namun baru 52% yang telah menerapkan kemampuan cerdas seperti segmentasi, visibilitas, dan kontrol untuk membuat jaringan mereka lebih adaptif.
Baca Juga :   DeTect Akan Hadirkan MERLIN™ True3D™ Bird Detection Radar

“Ketika perusahaan-perusahaan di Indonesia dan di seluruh dunia mulai memanfaatkan kekuatan AI, jaringan menjadi fondasi penting yang memungkinkan AI bisa bekerja dengan baik. Untuk memenuhi kebutuhan bisnis masa depan dan menghadapi ancaman yang terus berkembang, jaringan saat ini harus lebih cepat, lebih cerdas, dan lebih resilien. Perusahaan-perusahaan harus menyadari bahwa jaringan modern adalah kunci untuk meningkatkan pertumbuhan dan kesuksesan di masa mendatang,” ujar Marina Kacaribu, Managing Director, Cisco Indonesia.

Baca Juga :   Tony Fernandes Usulkan Penurunan Harga Tiket Penerbangan Domestik

Jaringan adalah Nilainya: Infrastruktur Modern yang Membuka Potensi Pertumbuhan dan Penghematan 

Para pemimpin IT sudah menghasilkan nilai finansial dari jaringan modern saat ini — terutama melalui peningkatan pengalaman pelanggan (61%), meningkatkan efisiensi (74%), dan dukungan terhadap inovasi (62%).

Tapi banyak dari nilai finansial ini berisiko hilang jika infrastrukturnya belum siap untuk AI atau skala real-time. Untuk bisa mendukung potensi pertumbuhan dan penghematan secara maksimal, para pemimpin IT harus menutup sejumlah celah penting: sistem yang terfragmentasi (45%), implementasi yang belum lengkap (63%), dan ketergantungan pada pengawasan manual (44%).

Baca Juga :   PT MDI dan Pelindo Luncurkan Proyek Marina Pesiar Pertama di Indonesia

Jaringan yang lebih cerdas, aman, dan adaptif menjadi argumen utama untuk investasi. Lebih dari 9 dari 10 (95%) pemimpin IT mengatakan bahwa peningkatan jaringan akan langsung mendongkrak pendapatan, dan hampir mereka semua (96%) mengharapkan penghematan biaya yang nyata — dari operasional yang lebih pintar, lebih sedikit gangguan, dan konsumsi energi yang lebih rendah.

Di seluruh dunia, para eksekutif mulai mengandalkan pemimpin IT dan mitra teknologi untuk memimpin transformasi arsitektur jaringan

Riset terbaru Cisco menunjukkan bahwa para CEO di seluruh dunia memiliki pemahaman yang serupa dengan para pemimpin IT mengenai pentingnya infrastruktur di era AI.

Sebanyak 97% tengah memperluas pemanfaatan AI, dan 78% mengandalkan CIO atau CTO dalam pengambilan keputusan investasi.

Namun, mereka juga menyadari risikonya: 74% mengatakan infrastruktur lama yang sudah ketinggalan akan menghambat pertumbuhan. Seiring dengan pergeseran arsitektur yang signifikan dalam jaringan perusahaan, manajemen perusahaan mendukung pemimpin teknologi mereka untuk mengawalinya dengan transformasi jaringan  — dan 96% meyakini kemitraan yang terpercaya akan menjadi kunci sukses.