BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Rantai pasokan global Apple tengah menghadapi tekanan besar akibat memanasnya perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok.
Meskipun tarif baru dari Beijing tidak berlaku untuk sebagian besar iPhone – yang dirakit di Tiongkok – kekhawatiran tetap tumbuh di kalangan konsumen dan analis mengenai potensi gangguan pasokan serta kenaikan harga.
Seorang pakar rantai pasokan yang dekat dengan pemasok Apple di Tiongkok, yang enggan disebutkan namanya, mengatakan bahwa harga iPhone yang saat ini dijual kemungkinan tidak akan berubah.
Namun, ia mengungkapkan bahwa seri iPhone 17 yang akan datang kemungkinan besar akan mengalami penyesuaian harga secara global.
Sementara itu, karyawan di toko utama Apple di kawasan Sanlitun, Beijing, menyebutkan bahwa pelanggan mulai mempertanyakan kemungkinan kenaikan harga.
Meski begitu, Apple belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai dampak tarif baru tersebut, dan perusahaan juga tidak merespons permintaan komentar pada Kamis lalu.
Saat ini, harga seri iPhone 16, termasuk model terbaru iPhone 16e, masih stabil di berbagai platform e-commerce utama di Tiongkok seperti Taobao, Tmall (Alibaba Group), JD.com, serta situs resmi Apple. Sebagai informasi, Alibaba merupakan pemilik South China Morning Post.
Tiongkok tetap menjadi pasar luar negeri terbesar bagi Apple sekaligus pusat utama perakitan berbagai produknya, termasuk iPhone.
Namun, keputusan Presiden AS Donald Trump untuk memberlakukan tarif tambahan hingga 145 persen terhadap produk asal Tiongkok memaksa Apple untuk melakukan langkah darurat.
Menurut laporan Reuters, Apple bahkan menyewa penerbangan kargo untuk mengangkut sekitar 600 ton iPhone (sekitar 1,5 juta unit) dari India ke AS, guna menghindari tarif tersebut.
Dalam laporan terbarunya, konsultan Counterpoint dan Huatai Securities memperkirakan bahwa tarif baru dapat menambah biaya hingga US$240 per unit iPhone yang dijual di Amerika.
Jika biaya ini dibebankan sepenuhnya kepada konsumen, harga eceran iPhone di Amerika Utara bisa melonjak hingga 24 persen.
Di sisi lain, Luxshare Precision Industry – salah satu pemasok utama Apple – membantah kabar bahwa mereka berencana membangun pabrik di AS, sebagai bagian dari upaya Tiongkok untuk mencegah relokasi rantai pasok ke luar negeri. (SCMP)