Scroll untuk baca artikel
Industri

Rangkuman Rekomendasi Investasi 1Q25 oleh Chief Investment Officer DBS: Pendorong Perubahan Besar

17
×

Rangkuman Rekomendasi Investasi 1Q25 oleh Chief Investment Officer DBS: Pendorong Perubahan Besar

Sebarkan artikel ini
Chief Investment Officer DBS Hou Wey Fook

BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Pemangkasan suku bunga lebih lanjut kemungkinan akan dilakukan oleh the Fed dan Bank Sentral Eropa (ECB), meskipun kecepatan pelonggaran masih menjadi perdebatan, sementara kenaikan suku bunga bertahap oleh Bank Sentral Jepang (BOJ) akan berlanjut meskipun ada kemungkinan penundaan akibat perubahan politik. DBS CIO melihat ruang untuk pemangkasan lebih lanjut oleh Bank Sentral Tiongkok (PBOC).

Prospek Perekonomian

Perekonomian AS terus menunjukkan daya tahan, sementara pertumbuhan yang lemah berlanjut di Eropa seiring lesunya permintaan ekspor. Tiongkok kemungkinan akan mendorong lebih banyak stimulus untuk memperkuat konsumsi domestik.

Ekuitas

Mempertahankan pilihan pada saham AS ketimbang saham Eropa dan Jepang berdasarkan atas keuntungan margin perusahaan, yang tinggi, konsumsi domestik tangguh, belanja modal AI yang tinggi, dan potensi kebijakan ekspansionis Trump. ASEAN diperkirakan akan terus mendapatkan manfaat dari pemangkasan suku bunga dan strategi Tiongkok+1.

Kredit

Pelonggaran bertahap diperkirakan akan terjadi seiring dengan kuatnya pertumbuhan perekonomian. Prioritaskan segmen rating A/BBB untuk rasio risiko-imbal hasil terbaik dalam kondisi spread lebih kecil. Pilih segmen berdurasi 2-3 tahun dan 7-10 tahun untuk mengelola risiko reinvestasi dan memanfaatkan selisih kurva imbal hasil yang lebih lebar.

Suku Bunga

The Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunga, namun pergerakannya kemungkinan akan bergejolak karena pada saat yang sama seiring para pelaku pasar sedang menavigasi kebijakan Trump 2.0, yang mencakup pemotongan pajak dalam skala besar, tarif, dan defisit fiskal.

Baca Juga :   Kapal Pesiar Mewah Milik Resorts World Cruises Sandar di Pelabuhan Tanjung Priok

Mata Uang

USD diperkirakan akan tetap unggul saat pelonggaran kebijakan the Fed mulai mereda dan pemerintahan Trump 2.0 mulai melaksanakan agenda kebijakannya. EUR dan RMB paling rentan terhadap ancaman tarif.

Alternatif

Tetap optimistis terhadap emas, yang menguat secara struktural akibat peningkatan defisit fiskal AS kendati ada konsolidasi baru-baru ini; pilih pendekatan portofolio yang melibatkan aset privat dan publik. Pertimbangkan aset semi-likuid untuk mengelola likuiditas.

Komoditas

Fluktuasi diperkirakan akan berlanjut dalam jangka pendek; potensi kenaikan tarif di bawah pemerintahan Trump 2.0 dapat menimbulkan risiko permintaan untuk logam industri dan komoditas pertanian, sementara agenda ketahanan energi AS akan membatasi harga minyak. Kopi dan kakao terus unggul karena permintaan global tetap tinggi di tengah tantangan pasokan.

Fokus Tematik: Investasi Olahraga

Negara dengan perekonomian terkait olahraga terus menguat, didorong oleh pertumbuhan pesat livestreaming olahraga, peningkatan antusiasme terhadap olahraga wanita dan usia muda, serta lonjakan popularitas kompetisi esports. Penerima manfaat utama dari tren ini meliputi: (i) analitik olahraga, (ii) streaming, (iii) tiket, dan (iv) permainan video olahraga.

Memasuki tahun 2025, lanskap geopolitik dan ekonomi global tetap kompleks dan penuh nuansa hingga sulit dipahami. Secara khusus, pemilihan presiden AS yang baru saja selesai diperkirakan akan memberikan dampak luas terhadap pasar dan aset berisiko di seluruh dunia. Dengan Partai Republik menguasai baik Senat maupun Dewan Perwakilan Rakyat, pemerintahan Trump kini memiliki mandat jelas dan kekuatan besar untuk mendorong agenda kebijakan apa pun di Capitol Hill, baik itu pemotongan pajak, perubahan iklim, maupun keamanan perbatasan.

Baca Juga :   Rupiah Terus Melemah, Berikut Kiat dari DBS Treasures Private Client untuk Maksimalkan Volatilitas Valas

Dengan demikian, asumsi yang berlaku umum, bahwa resesi akan segera terjadi dan pemotongan suku bunga oleh Bank Sentral AS (the Fed) secara tajam, kini tidak berlaku lagi. Sebaliknya, momentum makroekonomi AS diperkirakan akan meningkat pesat seiring dengan upaya Trump mewujudkan janji kebijakannya terkait pemotongan pajak dan pengeluaran fiskal ekspansionis. Meskipun optimisme pertumbuhan tetap ada, terdapat ketidakpastian besar terkait kehadiran Trump 2.0, yaitu kesinambungan fiskal (atau kebalikannya) dari rencana kebijakannya dan kemungkinan perang dagang akibat rencana kenaikan tarif yang diusulkan Trump.

Dalam konteks kebijakan fiskal ekspansionis dan ketegangan geopolitik, yang meningkat, DBS CIO yakin bahwa pendekatan “barbell” dalam konstruksi portofolio merupakan strategi tepat. Ini dapat dicapai dengan mengambil posisi ekstrem: (a) mencari paparan pada sektor-sektor dengan beta tertinggi dan memanfaatkan potensi dari kebijakan ekspansionis Trump; dan (b) mencari eksposur pada kelas aset paling defensif untuk melindungi kinerja portofolio dari dampak negatif kebijakan Trump.

Untuk menghadapi kebijakan ekspansionis Trump, DBS CIO telah meningkatkan peringkat untuk ekuitas, dari kinerja di bawah rata-rata (underweight) menjadi netral. DBS CIO tetap mempertahankan peringkat kinerja membaik (overweight) untuk saham AS karena pemotongan pajak yang akan datang diperkirakan akan meningkatkan margin perusahaan.

Secara sektoral, DBS CIO terus mendukung saham teknologi AS karena potensi pertumbuhannya sekuler dan nilai betanya tinggi, sebesar 1,4 kali saham global (dalam kurun 10 tahun), yang akan memungkinkan investor meraih keuntungan yang signifikan seiring dengan penerapan kebijakan pemotongan pajak dan deregulasi oleh pemerintahan baru.

Baca Juga :   Paradise Indonesia Resmikan Hotel Hyatt Place Makassar

Untuk mengurangi risiko perang dagang, DBS CIO mempertahankan porsi yang besar untuk pendapatan tetap karena memberikan perlindungan terhadap penurunan harga jika ketegangan perdagangan meningkat lebih dari yang diperkirakan; rasio risiko imbal hasil juga menarik, dengan imbal hasil obligasi kembali ke angka 4,4%.

DBS CIO juga mempertahankan peringkat kinerja di bawah rata-rata untuk ekuitas Eropa karena diperkirakan akan memberikan kinerja di bawah rata-rata mengingat kenaikan tarif AS akan memaksa eksportir Tiongkok untuk mengalihkan barang-barang mereka ke pasar non-AS, yang pada gilirannya akan meningkatkan persaingan.

Di luar pasang surut kebijakan di Capitol Hill, kita juga perlu memperhatikan faktor-faktor makro jangka panjang yang akan menentukan arah pasar di luar kebisingan jangka pendek seputar kepresidenan Trump.

DBS CIO yakin bahwa aset berisiko akan tetap didukung dengan baik oleh faktor-faktor berikut pada 2025: (1) perlambatan terkendali perekonomian AS, pasar tenaga kerja kuat, dan rasio suku bunga rendah, yang melindungi perusahaan dari ketegangan perdagangan, mendukung margin perusahaan tetap tangguh; (2) meningkatnya kekayaan bersih rumah tangga dan utang rumah tangga terendah selama ini sebagai persentase dari PDB (71%) mendukung konsumsi domestik; dan (3) kemajuan pesat kecerdasan buatan (AI) diperkirakan akan mendorong kenaikan produktivitas secara berarti.