Scroll untuk baca artikel
Lifestyle

Program Konektivitas Internet DigiSchool di Kenya Dukung Proses Belajar Daring Siswa Tunarungu

46
×

Program Konektivitas Internet DigiSchool di Kenya Dukung Proses Belajar Daring Siswa Tunarungu

Sebarkan artikel ini
Huawei, UNESCO, dan mitra-mitra pemerintah resmi menuntaskan Program Kenya DigiSchool Fase II yang menghubungkan 21 sekolah dengan jaringan Internet, termasuk enam sekolah untuk anak berkebutuhan khusus. (PRNewsfoto/Huawei)

BISNISASIA.CO.ID, KENYA– Program Kenya DigiSchool Fase II telah resmi dituntaskan, menghubungkan 21 sekolah dengan jaringan internet, termasuk enam sekolah bagi anak berkebutuhan khusus. Inisiatif ini merupakan hasil kolaborasi antara Huawei, UNESCO, dan berbagai mitra pemerintah Kenya, sejalan dengan agenda Digital Superhighway pemerintah Kenya yang bertujuan menghubungkan seluruh sekolah di negara tersebut dengan internet.

Acara pengumuman keberhasilan program ini digelar di Machakos Primary School for the Deaf pada 14 Maret 2025. Sekolah ini menjadi salah satu institusi pendidikan bagi siswa tunarungu yang kini memiliki akses ke jaringan pita lebar optik berkecepatan tinggi.

Dalam kesempatan tersebut, Eng. John Tanui CBS, Menteri TIK dan Ekonomi Digital Kenya, menekankan pentingnya akses internet bagi siswa tunarungu untuk meningkatkan proses belajar-mengajar.

Dampak Positif bagi Pendidikan Siswa Tunarungu

Menurut Eng. John Tanui, konektivitas internet memainkan peran penting dalam pendidikan siswa tunarungu, mengingat kebutuhan mereka yang lebih mengandalkan pembelajaran visual. Oleh karena itu, program DigiSchool juga mencakup solusi video conferencing yang memungkinkan interaksi jarak jauh antara siswa dan tenaga pengajar.

Baca Juga :   6 Legenda NBA dan Bintang Pop akan Bertanding di Makau

“Dengan koneksi internet yang andal, para siswa dapat belajar dengan lebih efektif. Program ini membuka akses ke bahan ajar daring serta membantu para guru dalam mengelola sistem pendidikan secara lebih efisien,” ujar Tanui. Ia juga mengapresiasi keterlibatan sektor swasta, seperti Huawei dan UNESCO, dalam mempercepat inklusi digital di Kenya.

Teknologi yang Mendorong Inklusi Digital

Solusi video conferencing dalam program ini mendukung Kenya Institute of Special Education (KISE) dalam memberikan layanan pembelajaran jarak jauh kepada para pengelola sekolah, guru, serta siswa berkebutuhan khusus. Dengan adanya teknologi ini, kapasitas mengajar di sekolah-sekolah tunarungu meningkat, sekaligus memperluas akses terhadap asesmen dan rehabilitasi siswa dari jarak jauh.

Stephen Zhang, Deputy CEO Huawei Kenya, menegaskan bahwa konektivitas internet telah meningkatkan efisiensi pengelolaan pendidikan secara keseluruhan. “Kini, para guru dapat mengakses sistem manajemen pendidikan secara daring, sementara siswa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan menarik,” kata Zhang.

Baca Juga :   Tampil Feminin dan Girly, Intip OOTD Terbaru Nadia Raisya Kekasih Marselino Ferdinan

Dalam acara peresmian ini, peserta menyaksikan langsung bagaimana siswa tunarungu menggunakan internet di ruang kelas. Mereka juga melihat manfaat nyata dari layanan video conferencing yang memungkinkan siswa berkomunikasi dengan para pakar KISE secara langsung.

Komitmen Jangka Panjang untuk Pendidikan Inklusif

UNESCO menegaskan komitmennya untuk terus bekerja sama dengan pemerintah Kenya, Huawei, dan mitra lainnya dalam memperluas akses pendidikan yang setara bagi semua siswa.

Louise Haxthausen, Direktur Kantor Regional UNESCO Afrika Timur, menyatakan bahwa inisiatif ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Keempat (SDG 4) yang menargetkan pendidikan berkualitas dan inklusif bagi semua orang.

Program DigiSchool yang pertama kali diluncurkan pada Fase I telah berhasil menghubungkan 13 sekolah dengan jaringan internet, memberikan manfaat bagi sekitar 6.000 siswa dan guru.

Baca Juga :   David Wang dari Huawei: UBB Canggih sebagai Basis All Intelligence

Hasil survei menunjukkan bahwa 98% siswa merasa jaringan internet telah memenuhi kebutuhan belajar mereka, 84% siswa menganggap pembelajaran lebih menarik, dan 71% siswa menilai bahan ajar daring membantu mereka memahami konsep yang kompleks dengan lebih baik.

Melalui program TECH4ALL, Huawei telah memainkan peran utama dalam perancangan solusi teknis, penyediaan peralatan, serta pengelolaan proyek DigiSchool.

Dengan memanfaatkan teknologi akses optik dan solusi FTTR-B, Huawei memastikan jaringan Wi-Fi optik tersedia untuk kelas daring dan kursus video di sekolah-sekolah yang menjadi target program ini.

Dengan keberhasilan Fase II, program DigiSchool semakin memperkuat upaya Kenya dalam membangun ekosistem pendidikan yang inklusif dan berbasis digital. Ke depan, pemerintah dan mitra swasta berencana untuk terus memperluas cakupan program ini demi memberikan kesempatan belajar yang lebih baik bagi seluruh siswa di Kenya, termasuk mereka yang berkebutuhan khusus.