BISNISASIA.CO.ID, JERMAN – Lilium, perusahaan yang mengembangkan taksi terbang dengan kemampuan lepas landas dan mendarat vertikal (VTOL), telah menghentikan seluruh operasinya.
Seperti dilaporkan oleh TechCrunch dan pertama kali diungkap oleh media Jerman Gründerszene, perusahaan ini memecat 1.000 karyawan beberapa hari lalu usai gagal mendapatkan pendanaan tambahan untuk melanjutkan pengembangan teknologinya.
Patrick Nathen, salah satu pendiri Lilium, mengumumkan penghentian operasi tersebut melalui LinkedIn.
Dalam unggahannya yang menandai rekan-rekan pendirinya, Nathen menyampaikan bahwa mereka tidak dapat lagi melanjutkan pekerjaan mereka untuk mewujudkan keyakinan bersama dalam penerbangan yang lebih ramah lingkungan setidaknya di bawah naungan Lilium.
Perusahaan Jerman ini telah menguji taksi udara listrik VTOL-nya selama beberapa tahun terakhir.
Kendaraan Lilium pertama kali lepas landas dalam uji terbang perdananya pada tahun 2017 dan menyelesaikan fase pertama pengujian penerbangan pada 2019.
Lilium berhasil membuktikan bahwa taksi terbang VTOL-nya mampu mencapai kecepatan lebih dari 100 kilometer per jam.
Namun, prototipe Lilium Jet yang diungkapkan pada 2019 dirancang untuk mampu terbang hingga 300 km/jam dengan jangkauan 300 kilometer.
Meski demikian, Lilium mengalami kesulitan keuangan sepanjang tahun lalu.
CEO perusahaan masih optimis dapat mengamankan pendanaan hingga bulan lalu.
Namun, menurut laporan Gründerszene, hanya sejumlah kecil karyawan yang akan tetap bekerja untuk membantu proses likuidasi.
Hingga saat ini, belum ada pengumuman resmi mengenai nasib teknologi dan aset perusahaan lainnya.
Namun, pengacara paten Lilium, Fabien Müller, mengungkapkan dalam sebuah unggahan bahwa ia sedang mengelola proses transisi atas hak kekayaan intelektual Lilium.