Sejak dibentuk pada tahun 2019 oleh 19 DEM daerah dan perguruan tinggi, organisasi ini telah berkomitmen untuk meningkatkan kepedulian pemuda terhadap masa depan energi di Indonesia.
Pada tanggal 6 Oktober 2023, DEM Indonesia menyelenggarakan Launching Periode dan Diskusi Energi Nasional untuk menandai awal kepengurusan periode 2024-2026.
Acara ini mengusung tema “Peran Mahasiswa dalam Menyongsong Masa Depan Kedaulatan Energi Negeri pada Masa Transisi Kepemimpinan.” Dalam acara ini, DEM Indonesia memperkenalkan program-program baru dan mengangkat isu-isu penting terkait energi.
Presiden baru Indonesia, Prabowo, mengungkapkan pentingnya swasembada energi bagi masa depan bangsa.
Dalam diskusi publik ini, Ketua Umum DEM Indonesia, Febrian Satria Hidayat, menjelaskan bahwa langkah awal ini merupakan upaya untuk mewujudkan kedaulatan energi nasional melalui gerakan kolektif mahasiswa interdisipliner.
Ia menekankan bahwa masa depan energi tergantung pada kepedulian mahasiswa saat ini dalam menjaga dan memperhatikan kondisi energi saat ini.
Diskusi ini dihadiri oleh mahasiswa dari berbagai universitas dan melibatkan sejumlah narasumber berpengalaman yakni Prof Mukhtasor yang membahas kondisi energi Indonesia secara umum, Moshe Rizal yang mengupas sektor hulu migas di Indonesia.
Kemudian Ali Ahmudi Achyak yang menyampaikan perkembangan energi baru dan energi terbarukan serta Dr Rasminto yang membahas peranan mahasiswa dalam mewujudkan kedaulatan energi nasional.
Pemaparan dari para narasumber ini memberikan wawasan mengenai berbagai masalah dan solusi yang dihadapi dalam sektor energi di Indonesia.
Di akhir acara, Febrian menyampaikan beberapa rekomendasi penting untuk mendukung swasembada energi yakni perlunya evaluasi Lifting Migas untuk mengatasi masalah target lifting migas yang tidak pernah tercapai, pembangunan Infrastruktur dan regulasi yakni mempercepat pembangunan infrastruktur dan regulasi untuk energi baru dan terbarukan (EBET).
Kemudian elektrifikasi Nasional untuk memastikan percepatan pembangunan infrastruktur elektrifikasi untuk mencapai target 100% penyambungan listrik dan penyaluran Subsidi Energi: Menciptakan kejelasan dalam penyaluran subsidi, termasuk mengevaluasi penyalahgunaan seperti LPG melon yang masih dijual di pengecer.
Febrian menekankan pentingnya menyusun regulasi, terutama revisi UU Migas dan RUU EBET, sebagai langkah awal untuk mencapai kemandirian energi di Indonesia.
Melalui forum ini, DEM Indonesia berusaha mengajak semua pihak, terutama mahasiswa, untuk lebih peka terhadap isu-isu energi.
Menurut Febrian, mewujudkan swasembada energi harus dimulai dari kemandirian dengan pendekatan berdasarkan konstitusi, di mana cabang produksi yang penting bagi negara harus dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat.
Dengan upaya ini, DEM Indonesia berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam menjaga dan mengelola potensi energi di Indonesia, demi masa depan yang lebih baik.