BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Meta resmi menandatangani perjanjian selama 20 tahun dengan Constellation Energy untuk membeli tenaga nuklir dari Clinton Clean Energy Center di Illinois bagian selatan.
Dilansir dari engadget, dalam pernyataannya, Meta menyatakan komitmen penuh terhadap energi bersih dan terbarukan untuk menunjang pusat data mereka, sembari mengakui nilai strategis energi nuklir sebagai sumber listrik yang andal dan bebas emisi.
Alih-alih membangun pembangkit baru, Meta memilih memanfaatkan fasilitas yang sudah ada.
Kesepakatan ini memastikan Clinton Center dapat terus beroperasi dalam jangka panjang, sekaligus mempertahankan lebih dari 1.000 lapangan kerja lokal.
Perjanjian ini akan dimulai pada 2027, dengan Meta membeli seluruh output tenaga nuklir sebesar sekitar 1,1 gigawatt dari pusat tersebut.
Meta juga akan berkontribusi menambah kapasitas jaringan sebesar 30 megawatt.
Walau rincian finansial tidak diumumkan, perjanjian ini menandai langkah besar pertama Meta dalam sektor energi nuklir—mengejar ketertinggalan dari Google dan Microsoft yang lebih dulu berinvestasi besar di sektor ini.
Pada Desember lalu, Meta menyatakan niatnya menambah kapasitas energi nuklir antara 1 hingga 4 gigawatt untuk pusat data di AS pada awal 2030-an.
Menariknya, Meta sebenarnya sempat berencana membangun pusat data bertenaga nuklir sendiri.
Namun, proyek tersebut dibatalkan setelah ditemukan spesies lebah langka di lokasi yang direncanakan.
Menurut laporan Financial Times, Mark Zuckerberg menyatakan bahwa Meta bisa jadi perusahaan AI pertama dengan energi nuklir andai rencana itu tak terganjal lebah. (Engadget)
