Scroll untuk baca artikel
Teknologi

Menuju 2026, IBM Tekankan Pentingnya Kedaulatan AI dan Kepercayaan Digital

3
×

Menuju 2026, IBM Tekankan Pentingnya Kedaulatan AI dan Kepercayaan Digital

Sebarkan artikel ini
Catherine Lian - General Manager & Technology Leader, IBM ASEAN pada acara “IBM 2025 Year End Media Briefing

BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – IBM mengungkap sejumlah tren mendasar kecerdasan buatan yang diprediksi akan menjadi kunci bagi bisnis di kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia, pada tahun 2026.

Tren ini melanjutkan fokus IBM sepanjang tahun sebelumnya untuk menjadikan AI lebih mudah diakses, bertanggung jawab, dan relevan bagi pelaku bisnis, pembuat kebijakan, serta masyarakat.

AI kini telah bergeser dari fase eksperimental menjadi kebutuhan mendasar yang mengubah cara pengambilan keputusan, peran kerja, dan ekspektasi pelanggan.

Organisasi semakin menyadari pentingnya menjadikan AI sebagai inti dari operasional bisnis mereka.

General Manager and Technology Leader IBM ASEAN, Catherine Lian, memaparkan sejumlah tren AI utama dalam sesi media briefing pada Kamis, 11 Desember 2025.

Salah satu tren utama yang disoroti adalah kedaulatan AI atau sovereign AI.

Di tengah ketegangan geopolitik global, berbagai negara mulai berinvestasi pada pengembangan AI dan cloud berdaulat untuk mempertahankan kendali atas data, teknologi, dan infrastruktur digital.

Baca Juga :   iPhone 17 Pro, Max, dan Air: Bocoran Terbaru Jelang Peluncuran Apple di Musim Gugur

Langkah tersebut mencakup pengembangan model lokal dan infrastruktur berdaulat guna memenuhi kebutuhan kedaulatan data, multibahasa, nuansa budaya, serta keamanan nasional.

Kedaulatan digital didefinisikan sebagai kemampuan organisasi dalam mengendalikan data, perangkat lunak, dan infrastruktur digital secara transparan dan bertanggung jawab.

Studi IBM Institute for Business Value (IBV) berjudul Why CEOs Must Act Now to Secure the Future menunjukkan bahwa pada tahun 2027, sebanyak 80 persen organisasi multinasional di Asia Pasifik akan menerapkan strategi kedaulatan data.

Pasar sovereign cloud di Asia Pasifik diperkirakan tumbuh 4,5 kali lipat dari US$37 miliar pada 2023 menjadi US$169 miliar pada 2028.

IBM juga menyoroti AI sebagai penggerak utama pertumbuhan bisnis.

Return on investment AI dinilai akan optimal ketika teknologi ini mampu menciptakan diferensiasi kompetitif dan membuka sumber pendapatan baru.

Studi IBV APAC AI Outlook 2026 mencatat bahwa 72 persen CEO dengan kinerja terbaik menyebut GenAI tingkat lanjut sebagai sumber keunggulan kompetitif.

Baca Juga :   Alpha X Debut di SEMICON SEA 2024, Pamerkan Solusi Manufaktur AI Canggih

Sebanyak 95 persen eksekutif global berharap GenAI mampu menghasilkan pendapatan dan menjadikan AI sebagai aset strategis.

Dengan pendekatan yang tepat, AI diproyeksikan berevolusi dari pusat biaya menjadi mesin pertumbuhan bisnis.

IBM juga menyoroti meningkatnya peran AI agentik yang diperkirakan akan beroperasi dalam skala besar mulai 2026.

AI agentik memungkinkan agen otonom bekerja secara kontekstual, mengambil keputusan, dan berkolaborasi dalam alur kerja end-to-end.

Studi IBV The Essential Guide to Scaling Agentic AI mencatat bahwa 76 persen organisasi global menyadari perlunya arsitektur terbuka dan aman untuk mendukung interoperabilitas agen AI.

IBM menekankan bahwa keamanan, tata kelola, dan kepatuhan harus diintegrasikan sejak awal dalam pengembangan sistem AI otonom.

Selain itu, IBM menyoroti pentingnya membangun AI yang terpercaya.

Studi IBV menemukan bahwa 95 persen eksekutif menilai kepercayaan konsumen terhadap AI akan menentukan keberhasilan produk dan layanan baru.

Baca Juga :   StarHub Dapat Sertifikasi Cisco, Tawarkan Dukungan TI Lebih Lengkap untuk Perusahaan

Sebanyak 89 persen konsumen ingin mengetahui kapan mereka berinteraksi dengan AI.

IBM menegaskan bahwa transparansi dan etika AI menjadi fondasi penting dalam membangun kepercayaan pelanggan.

Tren lain yang disoroti adalah keunggulan kuantum atau quantum advantage.

Komputasi kuantum dinilai berpotensi mempercepat pelatihan model AI dan menyelesaikan masalah kompleks yang tidak mampu ditangani metode klasik.

IBM mencatat bahwa organisasi yang siap menghadapi era kuantum tiga kali lebih mungkin berpartisipasi dalam ekosistem kolaboratif.

“Perkembangan AI ini memberikan pesan bahwa masa depan dimiliki oleh organisasi yang mampu beradaptasi dengan cepat,” ujar Catherine Lian.

Ia menegaskan bahwa sovereign AI akan menjadi kunci pada 2026 karena kepatuhan menjadi syarat penting sekaligus peluang untuk memastikan keamanan arsitektur data.

“AI adalah pendorong pertumbuhan, AI agentik mempercepat industri, dan kepercayaan pelanggan tetap menjadi aset utama bisnis,” tutup Catherine Lian.