Scroll untuk baca artikel
Nasional

Menteri ESDM Instruksikan PLN Bangun PLTP 40 MW di Maluku untuk Dukung Transisi Energi

32
×

Menteri ESDM Instruksikan PLN Bangun PLTP 40 MW di Maluku untuk Dukung Transisi Energi

Sebarkan artikel ini
- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memerintahkan PT PLN (Persero) untuk segera membangun Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) berkapasitas 40 megawatt (MW) di Provinsi Maluku.(Golkarpedia)

BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memerintahkan PT PLN (Persero) untuk segera membangun Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) berkapasitas 40 megawatt (MW) di Provinsi Maluku.

Instruksi ini disampaikan saat kunjungan kerja Bahlil ke Unit Pelaksana Penyaluran dan Pengaturan Beban (UP3B) PLN di Kota Ambon, Sabtu (5/4/2025).

Menurut Bahlil, pembangunan PLTP tersebut menjadi bagian penting dalam transisi energi menuju pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) di wilayah timur Indonesia.

Baca Juga :   Penahanan Hasto Kristiyanto, PDI Perjuangan Sebut Bermuatan Politik

Ia menegaskan proyek ini sudah dimasukkan ke dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025–2034 sebagai strategi jangka panjang nasional.

Bahlil menyatakan bahwa pemerintah ingin mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil seperti diesel dan batu bara.

“Begitu mesin-mesin pembangkit diesel tua diganti, langsung dengan pembangkit EBT,” tegasnya.

PLTP yang akan dibangun meliputi PLTP Wapsalit 20 MW di Pulau Buru dan PLTP Tulehu 2×10 MW di Pulau Ambon, yang masing-masing ditargetkan beroperasi pada 2028 dan 2031.

Baca Juga :   Menuju Negara Maju, Indonesia Perlu Gunakan Energi Bersih dan Berkelanjutan

Selain itu, terdapat potensi panas bumi di Banda Baru, Pulau Seram, dengan kapasitas hingga 25 MW berdasarkan survei Badan Geologi, yang akan ditawarkan dalam market sounding oleh Ditjen EBTKE pada April 2025.

Berdasarkan data tahun 2024, kapasitas pembangkit listrik di Maluku mencapai 409 MW, namun 99 persen masih berasal dari energi fosil, seperti diesel, gas, dan uap.

Baca Juga :   Dampingi Orang Tua akan Tumbuh Kembang Anak, BlueBand Hadirkan Program “Sarapan Lezat Bernutrisi”

PLTD mendominasi dengan kapasitas 249 MW (61%), disusul pembangkit gas dan uap sebesar 157 MW (38%).

Sementara kontribusi EBT masih minim, hanya sekitar 3 MW atau kurang dari 1 persen, terdiri dari PLTS 3 MW dan Mikrohidro 0,1 MW.

Melalui instruksi pembangunan PLTP ini, pemerintah berharap Maluku dapat menjadi contoh dalam transisi energi bersih dan berkelanjutan di kawasan timur Indonesia. (Infopublik.id)