BISNISASIA.CO.ID, YOGYAKARTA – SMK Negeri 3 Yogyakarta (Skagata) merayakan Hari Ulang Tahun ke-60 dengan menggelar Kirab Budaya dan Lomba Bregada serta Gunungan, Kamis (31/7/2025). Acara bertema “Rumaketing Rasa Memetri Luhuring Budaya” ini diikuti lebih dari 2.000 siswa dan guru, menjadi momentum penting dalam mengintegrasikan pendidikan karakter berbasis budaya lokal, yang menjadi ciri khas pendidikan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kirab dimulai pukul 07.30 WIB dari halaman sekolah dan menyusuri rute Borobudur Plaza – Jalan Magelang – Pingit – Tugu – kembali ke sekolah, menampilkan parade bregada, gunungan hasil bumi, maskot, dan iring-iringan musik tradisional dari lima kompi besar sesuai jurusan: Bangunan, Listrik, Otomotif, Mesin, TE, dan TI. Seluruh peserta mengenakan Busana Jawa Gagrag Ngayogyokarto dan membawa ornamen khas budaya Jawa.
Kegiatan ini tidak hanya sekadar selebrasi, tetapi juga menjadi sarana membangun karakter pelajar khas Jogja—berakar pada unggah-ungguh, tepa slira, dan kebersamaan. “Nilai utama yang kami tanamkan kepada siswa lewat kirab ini adalah rasa nasionalisme melalui kecintaan pada budaya daerah, semangat gotong royong, kreativitas, serta pelestarian budaya lokal,” ujar Wiwi Wiarti, S.Pd., Ketua Panitia Kirab Budaya.
Ia menambahkan bahwa kirab ini mencerminkan kekhasan pendidikan Jogja karena mengenalkan busana dan tradisi lokal, serta menghidupkan filosofi Memayu Hayuning Bawana, unggah-ungguh, dan tepa slira sebagai nilai hidup.
Selama kirab, penilaian dilakukan secara tersembunyi oleh praktisi budaya dan seniman lokal, sedangkan gunungan dinilai saat peserta kembali ke sekolah. Setiap tim membuat satu bregada lengkap dengan koreografi dan musik pengiring tradisional, serta satu gunungan setinggi 1,5 meter berisi hasil bumi dan kuliner lokal.
“Kirab budaya ini memperkuat pembelajaran muatan lokal Bahasa Jawa, agar siswa mengenal dan mengembangkan kearifan serta seni tradisi Jawa. Kegiatan ini sangat sarat nilai-nilai luhur seperti nyawiji, greget, sengguh, ora mingkuh, yang menjadi filosofi pendidikan khas kejogjaan,” terang Ramadhan Bagas Laksono, S.Pd., Guru Bahasa Jawa SMKN 3 Yogyakarta.
Acara ini juga disemarakkan dengan kehadiran tamu undangan dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY, Balai Pendidikan Menengah, Ketua Komite Sekolah, Ketua IKASSTA, serta para pengawas dan pendamping satuan pendidikan, sebagai bentuk dukungan terhadap integrasi budaya dalam kurikulum vokasi.
Semangat pelajar tergambar jelas dalam setiap langkah kirab. Bagi siswa, kirab ini bukan sekadar lomba, tapi pengalaman yang mempererat kerja sama dan pemahaman budaya. “Yang paling berkesan itu saat persiapan bareng teman-teman bikin gunungan dan latihan bregada. Seru banget! Saya jadi lebih paham tentang pakaian adat dan nilai kebersamaan serta adat istiadat Jawa,” ungkap Muhammad Taufiq Ardiansyah, siswa kelas XI TL 3, dengan antusias.
Berbagai kategori penghargaan diberikan, antara lain Juara I–III, Gunungan Terbaik, Musik Terbaik, Kostum Terbaik, dan Maskot Terbaik untuk siswa, serta Penampil Terbaik untuk guru dan karyawan, dengan pengumuman pemenang dilakukan di hari yang sama. Dokumentasi resmi kegiatan akan dirilis sebagai bagian dari arsip budaya sekolah dan bahan publikasi.
Dengan Kirab Budaya ini, SMKN 3 Yogyakarta meneguhkan perannya bukan hanya sebagai lembaga pendidikan vokasi, tetapi juga penjaga nilai-nilai budaya Jogja yang mendidik, membumi, dan membentuk karakter.