BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Perusahaan keamanan siber global Kaspersky menyerukan kewaspadaan serius terhadap meningkatnya ancaman siber berbasis kecerdasan buatan (AI) di kawasan Asia Pasifik (APAC).
Dalam laporan terbarunya, Kaspersky menyebutkan bahwa lebih dari 3 miliar serangan malware terdeteksi secara global selama tahun 2024, dengan 467.000 file berbahaya teridentifikasi setiap harinya—mayoritas menyerang sistem Windows.
Di balik angka mengejutkan tersebut, sifat ancaman juga semakin canggih. Teknologi AI kini digunakan oleh pelaku kejahatan dunia maya untuk membuat konten phishing yang lebih meyakinkan, menyusun malware baru, hingga melancarkan serangan deepfake dan rekayasa sosial.
Ancaman Siber yang Didukung AI: Bahaya Nyata di Era Digital
Menurut Vladislav Tushkanov, Manajer Machine Learning Technology Research Group di Kaspersky, para peretas kini memanfaatkan kerentanan LLM (Large Language Model) untuk menyerang.
Termasuk di antaranya: Prompt injection pada chatbot berbasis AI; Model AI berbahaya di repositori publik; Halusinasi model yang menyesatkan sistem dan Shadow AI, atau penggunaan alat AI tak sah oleh karyawan
Hal ini membuat banyak perusahaan rentan terhadap kebocoran data sensitif, terutama jika belum memiliki sistem pertahanan yang terintegrasi dan adaptif terhadap risiko berbasis AI.
SOC Generasi Baru: Solusi Wajib untuk Ancaman Siber Berbasis AI
Untuk menghadapi kompleksitas ancaman modern ini, Kaspersky mendorong organisasi untuk membangun SOC (Security Operations Center) yang modern dan berbasis AI.
“Keamanan siber masa depan akan dimenangkan oleh organisasi yang tidak hanya mengadopsi AI, tetapi juga mengamankannya,” kata Adrian Hia, Managing Director Asia Pasifik di Kaspersky.
SOC merupakan pusat komando keamanan siber yang bertugas untuk memantau, mendeteksi, menganalisis, dan merespons insiden keamanan secara real-time.
Dengan mengintegrasikan AI ke dalam proses ini, SOC generasi baru mampu melakukan deteksi ancaman otomatis; memberikan respons cepat berbasis intelijen ancaman; mengurangi beban kerja manual tim keamanan dan meningkatkan efisiensi investigasi insiden.
Rekomendasi Strategi Keamanan Siber dari Kaspersky
Untuk memperkuat postur keamanan di era AI, Kaspersky merekomendasikan perusahaan mengadopsi pendekatan komprehensif berikut: solusi keamanan modern untuk mendeteksi malware berbasis AI; alat intelijen ancaman untuk memantau aktivitas siber yang digerakkan oleh AI, pelatihan dan kontrol akses guna mencegah AI bayangan dan kebocoran data dan pendirian SOC untuk pemantauan dan respons ancaman yang terpusat dan efisien
Sebagai penyedia solusi keamanan siber global, Kaspersky juga menawarkan layanan konsultasi bagi organisasi yang ingin membangun atau meningkatkan SOC mereka, termasuk perencanaan strategis, integrasi teknologi, serta pelatihan tenaga ahli.
Dengan tren kejahatan siber yang semakin mengandalkan kecanggihan AI, organisasi tak lagi cukup hanya memiliki antivirus atau firewall. Diperlukan pendekatan proaktif dan adaptif, yang menggabungkan teknologi, manusia, dan sistem terintegrasi—seperti SOC berbasis AI.
Keamanan di era digital bukan hanya soal bertahan, tapi soal siap menghadapi masa depan.