BISNISASIA.CO.ID, INDIA – Laporan terbaru Newsweek, India baru saja menyelesaikan bagian dari jalur hyperloop.
Jalur ini akan segera memasuki fase uji coba dan jika berhasil, dapat mengangkut penumpang antar kota besar dengan kecepatan hingga 1.100 km/jam.
Di IIT Madras, tim mahasiswa Avishkar Hyperloop dan startup TuTr Hyperloop bekerja sama mengembangkan teknologi hyperloop yang hemat biaya.
Proyek ini telah menarik perhatian global.
Swisspod Technologies yang didukung Elon Musk sedang menjajaki kolaborasi dengan TuTr untuk mengembangkan sistem hyperloop.
ArcelorMittal juga terlibat dalam proyek ini, dengan memasok 400 ton baja untuk pembuatan tabung vakum sepanjang 400 meter.
Tabung ini akan digunakan untuk menguji kapsul levitasi pada kecepatan hingga 200 km/jam di fasilitas IIT Madras.
Meskipun terdapat kemajuan, proyek hyperloop menghadapi tantangan seperti keselamatan, efisiensi, dan kelayakan finansial. Namun, perusahaan seperti Hardt Hyperloop dan Swisspod terus berinovasi dengan pengujian kendaraan hyperloop di fasilitas khusus mereka.
Dengan kolaborasi antara pemerintah India, institusi akademik, dan perusahaan swasta, proyek hyperloop India memiliki potensi besar untuk menjadi pelopor teknologi transportasi masa depan.
Hyperloop adalah ide transportasi menggunakan kereta atau pod dalam tabung bertekanan vakum yang memungkinkan perjalanan darat dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Konsep ini pertama kali dipopulerkan oleh CEO Tesla, Elon Musk.
Meskipun Musk membahas ide ini selama satu dekade (2012-2023), ia tidak terlibat secara langsung dalam proyek formal apa pun, kecuali eksperimen oleh insinyur Tesla dan SpaceX.
Proyek paling dekat dengan idenya, Hyperloop One, bangkrut pada akhir 2023.
Hyperloop adalah sistem transportasi massal berkecepatan tinggi yang sedang dalam pengembangan.
Sistem ini menggunakan kapsul bertekanan untuk melaju melalui tabung bertekanan rendah. Setiap kapsul dapat mengangkut 24-28 penumpang tanpa berhenti di stasiun antara, menawarkan solusi efisien untuk perjalanan langsung.
Ide awal hyperloop diperkenalkan oleh Profesor Swiss Marcel Juffer pada 1970-an.
Proyek Swissmetro SA untuk mengembangkan teknologi ini didirikan pada 1992 tetapi ditutup pada 2009.
Konsep ini kembali populer pada 2012 setelah Elon Musk merilis makalah Hyperloop Alpha.
Dikembangkan di 3 Negara
Kini, India, Tiongkok, dan Swiss telah mengembangkan proyek hyperloop versi mereka masing-masing:
Di India, jalur hyperloop akan memungkinkan kereta melintasi lingkungan tanpa gesekan, yang kemungkinan menggunakan teknologi levitasi magnetik (maglev).
Menteri Perkeretaapian India, Ashwini Vaishnaw, membagikan kabar ini di platform media sosial X (sebelumnya Twitter). Jalur uji coba pertama sepanjang 410 meter telah selesai di kampus IIT-Madras di Thaiyur.
Tiongkok: Proyek ini menggabungkan hyperloop dengan teknologi maglev, memungkinkan kecepatan hingga 1.000 km/jam, meski masih dalam tahap pengembangan.
Swiss: Negara ini juga bekerja pada teknologi serupa, namun rincian lebih lanjut belum banyak tersedia.
Data menunjukkan bahwa kereta adalah moda transportasi jarak jauh yang paling ramah lingkungan, menghasilkan lebih sedikit polusi dibandingkan mobil atau pesawat.