BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – HiPhi, merek kendaraan listrik premium asal Tiongkok yang sempat terpuruk, kini berupaya bangkit dengan suntikan modal baru senilai 143 juta dolar AS.
Namun, kebangkitan ini justru dibayangi masalah hukum dan finansial yang serius, termasuk larangan konsumsi mewah terhadap pendirinya, Ding Lei.
Dikutip dari CarNewsChina, Ding, yang sebelumnya memimpin HiPhi (Guangzhou), dilarang melakukan pengeluaran bernilai tinggi oleh Pengadilan Rakyat Distrik Panyu, Guangzhou, akibat sengketa ketenagakerjaan yang belum diselesaikan.
Lebih dari 388.000 yuan (sekitar 53.850 dolar AS) menjadi beban perusahaan, dan Ding kini menghadapi 30 pembatasan pengeluaran pribadi, mencerminkan ketidakstabilan di tingkat pimpinan.
Sementara itu, entitas baru bernama Jiangsu HiPhi Automobile Co., Ltd. resmi berdiri pada Mei 2025 dengan modal 1 miliar yuan.
Kepemilikan mayoritas dipegang oleh EV Electra Ltd. asal Lebanon (69,8%), dan sisanya oleh Human Horizons (Jiangsu) Technology Co., Ltd. (30,2%). Di bawah kepemimpinan baru, Ding Lei tidak lagi terlibat langsung, dan HiPhi mencoba memulai babak baru.
EV Electra berkomitmen menyuntikkan 100 juta dolar AS tambahan pada akhir 2025 dan telah menampilkan kembali model HiPhi X, Y, dan Z di situs web resminya.
Namun, belum jelas apakah HiPhi akan tetap menyasar segmen mobil mewah (harga 70.000–110.000 dolar AS) atau beralih ke segmen menengah (28.000–42.000 dolar AS) demi menjangkau pasar yang lebih luas.
Pabrik utama HiPhi di Yancheng, yang telah lulus evaluasi lingkungan dan memiliki kapasitas produksi 150.000 unit per tahun, menjadi harapan utama.
Produksi model HiPhi Y dan Z akan terus berjalan, sementara pemerintah daerah juga turut mendukung restrukturisasi perusahaan pasca-kebangkrutan Human Horizons tahun lalu.
Namun, sejumlah masalah struktural masih menghambat langkah HiPhi.
Rencana proyek kantor pusat di Qingdao senilai 539 juta dolar AS terhenti, dan kerja sama besar dengan Arab Saudi bernilai 7,7 miliar dolar AS terancam batal.
Terlebih lagi, HiPhi belum memiliki lisensi manufaktur independen dan masih bergantung pada mitra eksternal, Dongfeng Yueda Kia, untuk produksi.
HiPhi dikenal atas teknologi H-SOA (HiPhi Service-Oriented Architecture) dan desain nyentrik seperti pintu bergaya sayap.
Tetapi penjualan menurun drastis dalam beberapa bulan terakhir. Model HiPhi Y, yang sempat menembus angka 1.000 unit per bulan, anjlok ke sekitar 500 unit saja pada November 2024.
Analis menyarankan HiPhi untuk lebih fleksibel dan menyesuaikan diri dengan dinamika pasar, seperti menghadirkan fitur pengisian cepat 800V dan harga kompetitif. Namun EV Electra tetap menekankan fokus pada segmen mewah.
Kebangkitan HiPhi masih jauh dari pasti. Di tengah tekanan dari pasar kendaraan listrik Tiongkok yang sangat kompetitif dan jejak masalah masa lalu, pertanyaannya kini adalah: akankah ini menjadi kebangkitan sejati atau sekadar pengulangan kegagalan? (CarNewsChina)