BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-79, selain memperingati budaya dan kekayaan alam, ada cara lain yang bisa kita lakukan untuk merayakan identitas nasional. Salah satunya melalui parfum dengan bahan dasar alami khas Indonesia, yang tidak hanya menghadirkan keharuman unik, tetapi juga membawa kisah tentang warisan budaya yang kaya.
Mulia Origin, bagian dari PT Mulia Aroma Indonesia, mengambil momen kemerdekaan ini untuk memperkenalkan kekayaan aroma lokal melalui inisiatif edukasi parfum. Didukung oleh platform Go-Nature, Mulia Origin menjadikan wewangian sebagai medium yang menggambarkan keindahan dan keragaman Indonesia. Tiga aroma utama—cendana dari Jawa, kenanga dari Sumatera, dan melati dari Bali—menjadi sorotan sebagai representasi dari kekayaan alam Indonesia yang sarat akan nilai budaya.
Cendana: Kehangatan yang Menenangkan dari Hutan Jawa
Cendana, atau sandalwood, dikenal sebagai salah satu bahan parfum paling berharga di dunia. Aromanya yang lembut, hangat, dan manis membuat cendana asal Jawa dan Nusa Tenggara ini tak hanya digunakan dalam parfum, tetapi juga dalam upacara tradisional. Minyak cendana, yang membutuhkan proses ekstraksi yang rumit, memberikan aroma yang tahan lama dan sering dijadikan sebagai dasar dalam komposisi parfum.
Cendana menghadirkan keharuman yang menenangkan dan elegan, menghubungkan tradisi dan kekayaan budaya Indonesia dalam setiap tetesnya. Wewangian dengan bahan dasar cendana mencerminkan keseimbangan antara spiritualitas dan kemewahan yang berasal dari kekayaan alam Nusantara.
Kenanga: Kelembutan Eksotis dari Sumatera
Kenanga, atau ylang-ylang, dikenal dengan aroma floral yang eksotis, manis, dan lembut. Bunga ini tumbuh subur di wilayah Indonesia, terutama di Sumatera, dan sering digunakan dalam upacara adat serta minyak wangi tradisional seperti minyak telon. Keharuman kenanga memberikan sentuhan romantis dalam parfum, dan sangat diminati untuk menciptakan aroma yang mewah dan elegan.
Aroma kenanga, selain menawarkan relaksasi, juga membawa nuansa tropis yang khas Indonesia. Ini menjadikan parfum dengan bahan dasar kenanga sebagai pilihan sempurna untuk menggambarkan keindahan lembut dan alami dari Nusantara.
Melati: Simbol Kemurnian dari Bali
Melati, bunga nasional Indonesia, kerap dikaitkan dengan kemurnian, cinta, dan kesucian. Di Bali, melati memainkan peran penting dalam ritual keagamaan dan persembahan. Aromanya yang segar dan manis telah menjadi favorit dalam dunia parfum, dengan minyak melati memberikan kesegaran yang elegan dan sedikit pedas.
Melati menangkap esensi ketenangan dan kemurnian yang mewakili Bali. Parfum dengan bahan dasar melati membawa suasana romantis dan feminin, yang sekaligus merepresentasikan kelembutan alam Indonesia.
Mengangkat Industri Parfum Indonesia dan Profesi Perfumer Lokal
CEO Mulia Aroma Indonesia, Erick, menekankan pentingnya bahan alam Indonesia dalam industri parfum global. Menurutnya, kekayaan alam Indonesia mampu melahirkan aroma-aroma unik yang sarat dengan cerita budaya dan keindahan alam. Dengan potensi besar ini, Mulia Aroma berupaya mendorong profesi perfumer lokal untuk berkembang dan bersaing di kancah global.
Mendukung parfum lokal yang terinspirasi dari bahan-bahan alam Nusantara juga memiliki dampak positif terhadap ekonomi lokal. Selain menciptakan lapangan kerja, produk parfum berbahan dasar lokal memberikan kontribusi terhadap identitas nasional yang kuat dan membedakan Indonesia di pasar parfum internasional.
“Merayakan Hari Kemerdekaan bukan hanya melalui bendera dan lagu kebangsaan, tetapi juga melalui aroma yang mengingatkan kita pada akar budaya. Parfum-parfum lokal dengan bahan dasar khas Indonesia adalah bentuk penghormatan terhadap jati diri bangsa, membawa kita pada perjalanan melintasi keindahan dan kekayaan alam yang menjadi bagian dari identitas Indonesia,” ujar Erick. (saf)