BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Generasi Z (Gen Z) dinobatkan sebagai kelompok paling rentan secara finansial menurut laporan terbaru Financial Resilience Index Sun Life Asia 2025. Laporan yang dirilis pada Jumat (27/6) ini menyurvei lebih dari 6.000 responden di enam negara Asia, termasuk Indonesia, dan menyoroti rendahnya ketahanan keuangan Gen Z akibat tekanan inflasi dan kurangnya perencanaan jangka panjang.
Hanya 57% Gen Z yang mengaku merasa aman secara finansial, tertinggal jauh dibanding 69% generasi Baby Boomer dan 66% Milenial. Temuan ini mencerminkan lemahnya kepercayaan diri finansial di kalangan muda, meski mereka memiliki waktu panjang untuk membangun masa depan ekonomi.
Yang memprihatinkan, lebih dari 28% Gen Z mengambil keputusan keuangan tanpa meminta bantuan siapa pun. Meski mereka adalah generasi paling akrab dengan teknologi, 19% lebih memilih bertanya kepada AI ketimbang profesional keuangan.
David Broom, Chief Client and Distribution Officer Sun Life Asia, menyebut Gen Z menghadapi masa dewasa di tengah krisis biaya hidup. “Mereka butuh panduan keuangan yang kuat agar tidak terjebak pada fokus jangka pendek saja,” ujarnya.
Inflasi juga menjadi tekanan besar: 92% responden merasakan dampaknya, dan 44% kesulitan menutupi pengeluaran bulanan. Alhasil, tujuan keuangan jangka panjang seperti pensiun tergeser oleh kebutuhan harian, seperti pengeluaran rutin dan tabungan darurat.
Lebih dari 54% responden belum punya rencana keuangan lebih dari 12 bulan, dan hanya 8% yang merencanakan hingga 10 tahun ke depan. Angka ini menunjukkan lemahnya kesadaran pentingnya perencanaan keuangan jangka panjang.
Kelompok dengan ketahanan finansial tinggi memiliki karakteristik yang mencolok: mereka menyisihkan dana darurat, memprioritaskan pendidikan, dan 40% di antaranya berkonsultasi dengan penasihat keuangan. Sebaliknya, mereka yang tergolong lemah secara finansial lebih sering berutang, minim rencana, dan 89% mengatakan tak bisa bertahan lebih dari 6 bulan tanpa pemasukan.
Sun Life menegaskan bahwa literasi keuangan dan akses terhadap nasihat terpercaya adalah kunci untuk menjembatani kesenjangan ini. “Kami berkomitmen mendampingi nasabah dengan solusi dan strategi keuangan yang relevan untuk hari ini dan masa depan,” tutup Broom.