Scroll untuk baca artikel
Nasional

Gali Potensi Tenun Alam Bumi Kalwedo, IKM Maluku Barat Daya Siap Bersaing di Pasar Global

42
×

Gali Potensi Tenun Alam Bumi Kalwedo, IKM Maluku Barat Daya Siap Bersaing di Pasar Global

Sebarkan artikel ini
Kegiatan Bimbingan Teknis Pewarnaan Alam di Daerah Perbatasan Kabupaten Maluku Barat Daya yang berlangsung di Gedung Aula Kantor Lurah Tiakur, Jumat (27/9).

BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Maluku Barat Daya, wilayah perbatasan yang memiliki keunggulan komparatif, tengah mengembangkan potensi tersembunyi dari sumber daya alam dan manusia lokalnya. Berbatasan langsung dengan Timor Leste dan Australia, kabupaten ini menyimpan kekayaan budaya yang dapat dikembangkan, salah satunya adalah kain tenun ikat khas Bumi Kalwedo.

Dengan konsep “Satu Desa Satu Produk” (Ovop), Pemerintah Provinsi Maluku melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) berkomitmen membina sektor industri di daerah perbatasan, termasuk pengembangan pewarnaan alam untuk kain tenun. Pewarnaan alam menggunakan tanaman lokal seperti kulit rambutan, indigo, kulit manggis, dan kelapa kini menjadi daya tarik baru, menambah nilai estetika dan daya saing kain tenun khas Maluku Barat Daya.

Dalam rangka menguatkan kapasitas perajin lokal, Disperindag Maluku menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Pewarnaan Alam di Kabupaten Maluku Barat Daya. Kepala Disperindagkop dan UMKM Kabupaten MBD, Ir. Piter Rupilu, M.Si, menyatakan bahwa pewarnaan alam menjadi bagian penting dalam melestarikan dan mengembangkan warisan budaya tenun. “Tenun Maluku Barat Daya harus terus ditingkatkan kualitasnya agar bisa bersaing di pasar nasional maupun internasional,” ungkapnya saat membuka acara Bimtek yang berlangsung di Gedung Aula Kantor Lurah Tiakur.

Acara Bimtek ini melibatkan 20 peserta dari beberapa desa di Maluku Barat Daya dan berlangsung selama empat hari. Peserta dilatih dalam teknik pewarnaan alam dan menenun oleh instruktur dari YL Handicraft Yogyakarta, Dwi Raharjo. Selama pelatihan, peserta berhasil menghasilkan benang dan kain tenun dengan warna-warna alami dari bahan baku lokal, menciptakan produk seperti syal dan kain tenun warna alam.

Baca Juga :   Bimbingan Teknis di Allang Asaude, Dari Nira Aren ke Produk Ekonomis Bernilai Tinggi

Kepala Bidang Industri Disperindag Maluku, Marchelino Paliama, menegaskan pentingnya mengelola potensi lokal untuk menghasilkan produk yang bernilai ekonomis dan berdaya saing. “Produk tenun ikat khas Maluku Barat Daya harus dikembangkan sebagai bagian dari gerakan OVOP, dengan pewarnaan alam sebagai keunggulan yang membedakannya di pasar,” ujarnya.

Baca Juga :   Menparekraf Sandiaga Resmikan "Djakarta Ramadan Fair 2024" dengan Beragam Kuliner Khas Ramadan

Pada akhir acara, peserta Bimtek juga menerima bantuan bahan baku dan sertifikasi Nomor Induk Berusaha (NIB) sebagai bentuk dukungan dari pemerintah untuk mendorong industri lokal. Peserta Bimtek, Herry, menyampaikan apresiasinya terhadap program ini, “Ilmu dan keterampilan yang kami dapatkan sangat bermanfaat, dan perlindungan hukum melalui NIB adalah bonus yang sangat berharga.”

Pemerintah Provinsi Maluku berharap industri tenun perbatasan ini akan terus tumbuh dan menjadi produk lokal yang membanggakan, dengan motif dan warna alami khas Maluku Barat Daya, siap bersaing di kancah nasional dan internasional. (saf)