BISNISASIA.CO.ID, JERMAN -European Wellness Biomedical Group (EWBG) telah meluncurkan inisiatif riset baru untuk mengkaji Klotho, protein transformatif yang berpotensi memperpanjang usia (longevity medicine).
Dipimpin Profesor Dr. Mike Chan, proyek ini akan mempelajari peran Klotho dalam menghambat penyakit yang timbul akibat penuaan, serta kemampuan Klotho menyembuhkan organ vital, termasuk otak, ginjal, dan jantung.
Klotho, pertama kali ditemukan pada 1997, menjadi protein penting yang dapat memperpanjang usia manusia dan menjadi obat regeneratif. Klotho berperan mengatur stres oksidasi, metabolisme mineral, dan inflamasi.
Riset ini menyelidiki, peningkatan kadar Klotho dalam tubuh ikut mengatasi kondisi kronis seperti penyakit kerusakan sel saraf, gagal ginjal, dan penyakit jantung sehingga memperpanjang masa sehat dan usia harapan hidup.
“Klotho menjadi terobosan berikutnya dalam longevity medicine,” ujar Profesor Mike Chan, Chief Scientist, EWBG. “Maka, riset kami ingin mempelajari peran Klotho dalam penuaan dan cara memanfaatkan Klotho untuk mengobati penyakit kronis yang telah lama dianggap berkaitan dengan penuaan.”
Fokus Riset
Inisiatif baru ini akan menitikberatkan tiga bidang riset utama:
Kesehatan saraf: Menyelidiki pengaruh Klotho dalam melindungi saraf dan potensi Klotho dalam memperlambat kemunduran fungsi kognitif dalam sejumlah penyakit seperti Alzheimer dan Parkinson.
Fungsi ginjal: Menguji peran Klotho dalam mengatur metabolisme mineral dan potensi regeneratif Klotho dalam mengobati penyakit ginjal kronis (CKD).
Kesehatan kardiovaskular: Mempelajari pengaruh Klotho terhadap fungsi pembuluh darah jantung dan kemampuan Klotho mencegah pembentukan plak pada pembuluh darah jantung (vascular calcification) sebagai penyebab utama penyakit jantung.
Riset melanjutkan kolaborasi yang telah dijalin EWBG guna membuat kemajuan dalam metode pengobatan Klotho untuk kesehatan regeneratif.
Klotho: Terobosan Potensial dalam Longevity Medicine
Klotho menarik minat banyak pihak sebab mampu memperbaiki jaringan tubuh dan memperbaiki kerusakan tubuh akibat penyakit yang berhubungan dengan penuaan.
Berbeda dari NAD+ yang meningkatkan metabolisme sel dan produksi energi, Klotho menawarkan potensi yang lebih luas sebagai metode pengobatan, termasuk memperbaiki jaringan tubuh, meningkatkan fungsi kognitif, serta kesehatan kardiovaskular.
Seiring dengan penuaan, kadar Klotho secara alamiah menurun, menimbulkan sejumlah gangguan kesehatan, seperti kemerosotan fungsi kognitif, penyakit jantung, dan gagal ginjal.
Menurut riset, peningkatan kadar Klotho dalam tubuh dapat menghambat stres oksidasi, inflamasi, dan penuaan sel sehingga memiliki potensi baru sebagai metode pengobatan berbagai jenis penyakit akibat penuaan.
Profesor Mike Chan: Pemimpin Proyek Riset Klotho
Profesor Mike Chan, pakar terkemuka dalam bidang terapi sel punca dan longevity medicine, memimpin inisiatif riset tersebut di EWBG. Sangat berpengalaman dalam bidang pengobatan bio-regeneratif, Profesor Chan menjadi sosok penting yang mengkaji potensi Klotho dalam mengobati berbagai penyakit akibat penuaan.
Melalui FCTI, anak usaha EWBG, Profesor Chan dan timnya mengembangkan metode pengobatan yang memadukan teknologi sel punca dan protein Klotho untuk merangsang perbaikan jaringan tubuh pada otak, ginjal, dan jantung.
“Dengan memanfaatkan potensi regeneratif Klotho, kami ingin mengobati penyakit-penyakit kronis yang sebelumnya tidak dapat disembuhkan,” ujar Profesor Chan.
“Target akhirnya adalah meningkatkan kualitas hidup dan menyediakan solusi jangka panjang bagi pasien yang menderita penyakit akibat penuaan.”
Masa Depan Klotho sebagai Longevity Medicine
Masa depan metode pengobatan Klotho terlihat menjanjikan setelah Profesor Mike Chan dan EWBG menjadi pihak terdepan di bidang inovatif ini. Sejalan dengan berbagai riset yang tengah ditempuh, Klotho akan berperan penting dalam kemajuan longevity medicine, serta menawarkan pendekatan baru untuk mengobati penuaan dan penyakit kronis. Potensi aplikasi Klotho masih sangat laus, mulai dari mengobati penyakit kerusakan saraf hingga memperbaiki kerusakan ginjal dan kesehatan kardiovaskular.
Lewat kemitraan riset yang terjalin dengan baik, pendanaan signifikan, dan uji klinik yang tengah dijalankan, Klotho segera menjadi unsur utama dalam longevity medicine, serta mengubah pendekatan kita terhadap penuaan dan penyakit.
Peran Profesor Mike Chan sebagai pemimpin proyek riset ini memastikan, protein yang menjanjikan ini segera menjadi harapan baru bagi orang-orang yang menginginkan kehidupan yang lebih panjang dan sehat.