Scroll untuk baca artikel
Headline

ESSA Laporkan Penurunan Pendapatan 1H25, Optimistis Pulih di Paruh Kedua

1
×

ESSA Laporkan Penurunan Pendapatan 1H25, Optimistis Pulih di Paruh Kedua

Sebarkan artikel ini
- PT ESSA Industries Indonesia Tbk (IDX: ESSA), emiten energi dan kimia terintegrasi, membukukan pendapatan sebesar USD 70 juta pada kuartal I 2025, turun 6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penurunan ini disebabkan oleh berkurangnya pasokan gas ke pabrik amoniak karena aktivitas pemeliharaan di sisi pemasok hulu

BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – PT ESSA Industries Indonesia Tbk. (“ESSA”), emiten yang bergerak di sektor energi dan kimia, mencatatkan penurunan kinerja keuangan moderat pada semester pertama 2025. Pendapatan konsolidasian perusahaan pada paruh pertama tahun ini tercatat sebesar USD 138 juta, mengalami penurunan 9% secara tahunan (YoY). Penurunan ini terutama disebabkan oleh harga amoniak yang lebih rendah dan gangguan pasokan gas ke pabrik amoniak.

Dari sisi profitabilitas, EBITDA ESSA tercatat sebesar USD 49 juta, turun 20% YoY, sementara laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham tercatat USD 15 juta, turun 28% YoY.

Dampak Pemeliharaan Gas Hulu dan Tren Harga Amoniak

Menurut manajemen ESSA, kinerja semester pertama terdampak secara tidak biasa oleh gangguan pasokan gas ke pabrik amoniak, yang disebabkan oleh pekerjaan pemeliharaan bertahap di sisi pemasok gas hulu. Hal ini berdampak langsung pada kapasitas produksi amoniak selama periode tersebut.

Baca Juga :   Edgepoint Bangun 15.000 Menara di Malaysia, Indonesia, Filipina

Namun, perusahaan memastikan bahwa pemeliharaan telah selesai dan pasokan gas telah kembali normal sejak Juli 2025. Bersamaan dengan itu, harga amoniak global mulai mengalami pemulihan sejak Juni, memberikan optimisme terhadap kinerja yang lebih baik di semester kedua.

Meski menghadapi tekanan dari sisi eksternal, ESSA tetap menunjukkan operasional yang andal dan aman. Pabrik amoniak mencatatkan 8,8 juta jam kerja kumulatif tanpa insiden LTI (Loss Time Injury), sementara kilang LPG mencatatkan 6,2 juta jam kerja tanpa LTI, sebuah pencapaian penting dalam operasional berkelanjutan perusahaan.

Harga rata-rata amoniak mengalami penurunan 8% YoY, namun di sisi lain, harga LPG naik tipis 1% YoY, memberikan kontribusi positif terhadap pendapatan kilang.

Baca Juga :   Microsoft Investasi Rp27 Triliun di Indonesia, Siap Jadikan RI Poros AI Asia Tenggara

Pada April 2025, ESSA membagikan dividen tunai sebesar IDR 10 per saham, dengan total senilai IDR 172,26 miliar atau setara USD 10,3 juta untuk tahun buku 2024. Jumlah ini meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya, didorong oleh pengurangan utang (deleveraging) dan peningkatan margin sepanjang 2024.

Fokus pada Energi Rendah Karbon dan Keberlanjutan

ESSA terus menunjukkan komitmennya terhadap masa depan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Perusahaan telah memulai transformasi menuju pabrik amoniak rendah karbon, dengan target penangkapan dan penyimpanan sekitar 1 juta ton CO₂ per tahun.

Lebih jauh, melalui anak usahanya PT ESSA SAF Makmur (ESM), ESSA akan membangun fasilitas manufaktur Sustainable Aviation Fuel (SAF) berteknologi mutakhir, dengan kapasitas produksi hingga ±200.000 metrik ton per tahun. SAF adalah bahan bakar ramah lingkungan yang menjadi bagian dari solusi masa depan industri aviasi global.

Baca Juga :   BNN Terima Hibah Alat Pendeteksi Narkotika dari INL dan UNODC, Mampu Mengidentifikasi 530 Zat Terlarang

ESSA juga meraih Gold Award dalam ajang Indonesia Regulatory Compliance Award (IRCA) 2025, sebagai “Notable Enterprise for Excellence in Regulatory Compliance”. Penghargaan ini mencerminkan praktik Good Corporate Governance (GCG) yang kuat dan konsisten, menjadi pondasi dalam upaya menuju keunggulan operasional dan lingkungan yang berkelanjutan.

Kanishk Laroya, Presiden Direktur dan CEO ESSA, menyatakan, “Semester pertama 2025 menunjukkan resiliensi operasional kami di tengah tantangan pasokan gas dan lemahnya harga amoniak. Dengan pemulihan pasokan gas dan tren harga yang menguat sejak Juni, kami optimistis akan membukukan kinerja lebih baik di paruh kedua 2025.”