Scroll untuk baca artikel
Industri

Dirjen Ketenagalistrikan Kunjungi Schneider Electric, Dorong Sinergi Menuju Sistem Kelistrikan yang Aman dan Andal

37
×

Dirjen Ketenagalistrikan Kunjungi Schneider Electric, Dorong Sinergi Menuju Sistem Kelistrikan yang Aman dan Andal

Sebarkan artikel ini
Schneider Electric menerima kunjungan Ir. Jisman Hutajulu, M.M., Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ke smart factory Schneider Electric di Cikarang guna memperkuat sinergi menuju ekosistem kelistrikan nasional yang andal dan aman.

BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA  – Schneider Electric™ menyambut kunjungan Ir. Jisman Hutajulu, M.M., Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ke smart factory Schneider Electric di Cikarang, Jawa Barat, pada Jumat, 2 Mei 2025.

Kunjungan ini bertujuan untuk meninjau kapabilitas teknologi dan operasional Schneider Electric di Indonesia, sekaligus memperkuat komitmen kolaboratif antara pemerintah dan sektor industri dalam mendorong sistem kelistrikan nasional yang lebih aman, andal, dan sesuai standar nasional.

Sebagai bagian dari upaya mendukung kebijakan ketenagalistrikan nasional, Schneider Electric tengah membangun kolaborasi strategis dengan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan (Ditjen Gatrik). Kerja sama ini menjadi langkah penting dalam mempererat sinergi lintas sektor demi mempercepat adopsi teknologi kelistrikan yang sesuai standar serta memperkuat penerapan instalasi listrik yang aman bagi masyarakat.

 Kebutuhan akan sistem kelistrikan yang aman dan handal semakin mendesak, mengingat penggunaan listrik di masyarakat semakin meningkat dalam era digitalisasi dan automasi. Kasus kebakaran akibat listrik masih menjadi masalah utama. Pada 2024, tercatat hampir 2000 kasus kebakaran di Jakarta yang mana 60 persen disebabkan oleh listrik.

Sebagai upaya mitigasi, penting untuk memperluas pemahaman masyarakat mengenai penggunaan perangkat Miniature Circuit Breaker (MCB) yang asli dan  berkualitas untuk perlindungan beban lebih dan korsleting, serta Gawai Proteksi Arus Sisa (GPAS) seperti Residual Current Circuit Breaker (RCCB) yang biasa juga dikenal sebagai ELCB untuk mencegah gangguan arus bocor listrik yang berpotensi bahaya kebakaran dan kesetrum sesuai dengan Persyaratan Umum Instalaasi Listrik (PUIL) 2020 dan Peraturan Menteri ESDM No. 7 Tahun 2021.

 Ir. Jisman Hutajulu, M.M., Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menyampaikan, “Perusahaan penyedia peralatan listrik harus memperhatikan Standar Nasional Indonesia (SNI) serta Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang diterapkan pada sektor ketenagalistrikan.

Penggunaan GPAS menjadi sangat penting untuk mencegah arus bocor, khususnya pada instalasi dengan daya besar, guna memberikan rasa aman dan keselamatan bagi pengguna. Produsen perlu mulai menyiapkan kapasitas produksinya agar dapat mendukung penerapan aturan ini secara optimal, karena keselamatan kelistrikan harus menjadi prioritas bersama.”

 Dukungan terhadap keselamatan kelistrikan menjadi bagian penting dalam mendorong terciptanya lingkungan hunian yang aman dan andal, seiring dengan program pembangunan 3 juta rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang digagas pemerintah. Salah satu elemen kunci dalam memastikan keamanan tersebut adalah penggunaan produk kelistrikan asli dan berkualitas, yang berperan vital dalam mencegah risiko kebakaran akibat instalasi listrik yang tidak memenuhi standar keselamatan.

Didukung oleh kapabilitas operasional yang terintegrasi dan supply chain yang solid, Schneider Electric memastikan ketersediaan solusi kelistrikan yang memenuhi standar keselamatan nasional dan dapat diterapkan secara luas di berbagai lapisan masyarakat.

Martin Setiawan, President Director Indonesia & Timor-Leste, Schneider Electric, mengatakan, “Transformasi sistem kelistrikan yang lebih aman dan inklusif membutuhkan pendekatan kolaboratif. Kami mengapresiasi upaya Ditjen Gatrik dalam membangun ekosistem kelistrikan yang berbasis pada standar keselamatan, dan kami percaya kolaborasi semacam ini dapat semakin diperkuat dengan kontribusi industri. Schneider Electric siap mendukung terciptanya solusi kelistrikan yang andal dan relevan bagi kebutuhan masyarakat Indonesia.”

Baca Juga :   Shanghai Electric Tampilkan Inovasi Energi Hijau di Enlit Asia 2024

 Smart factory Schneider Electric di Cikarang, Jawa Barat, merupakan fasilitas perakitan panel dengan spesifikasi khusus untuk berbagai produk kelistrikan bertegangan rendah hingga menengah, serta menjadi pusat produksi strategis yang melayani pasar domestik dan ekspor.

Baca Juga :   T1 Glass Berkomitmen pada Praktik Bisnis yang Berkelanjutan dan Etis

Pabrik ini juga menjadi simbol komitmen Schneider Electric terhadap keberlanjutan, dengan target mencapai operasi netral karbon (zero carbon operation) pada 2030.  Pabrik ini telah memperoleh sertifikasi Net Zero CO2 dan seluruh kebutuhan energinya dipenuhi dari sumber energi hijau—23 persen dari panel surya dan 77 persen dari pembangkit listrik tenaga air. Inisiatif ini mampu mengurangi emisi karbon hingga sekitar 181 ton CO2 per tahun serta menghemat energi sebesar 6.935 kWh per tahun.