BISNISASIA.CO.ID, AMERIKA SERIKAT – Informasi data pribadi pelanggan lembaga keuangan besar diduga bocor ke publik.
TechCrunch melaporkan bahwa seorang peretas tak dikenal memperoleh data pribadi 77.009 pelanggan dari perusahaan manajemen aset Fidelity Investments.
Sebuah pengajuan oleh jaksa agung negara bagian Maine yang dipublikasikan kemarin mengungkapkan bahwa pihak ketiga yang tidak dikenal memperoleh informasi tersebut pada pertengahan Agustus dengan menggunakan dua akun pelanggan palsu.
Belum diketahui bagaimana akun-akun ini digunakan untuk mengakses data pelanggan.
Fidelity mengatakan dalam surat kepada pelanggannya bahwa mereka menemukan kebocoran ini pada 19 Agustus.
Surat tersebut juga menyebutkan bahwa pihak tak dikenal tidak mengakses akun Fidelity pelanggan, namun setelah Fidelity menyelesaikan tinjauannya, mereka mengonfirmasi bahwa data pribadi pelanggan telah bocor.
Kantor jaksa agung New Hampshire mengajukan pemberitahuan kebocoran data kedua kemarin yang mengungkapkan insiden keamanan data lainnya terkait data pelanggan Fidelity Investments.
Pemberitahuan tersebut menyatakan bahwa pihak ketiga yang tidak berwenang mendapatkan akses ke “database internal yang berisi gambar dokumen terkait pelanggan Fidelity” dengan mengirimkan permintaan palsu untuk akses, juga pada 19 Agustus.
Kebocoran data kedua ini tidak memberikan akses yang tidak diinginkan ke akun atau dana pelanggan, dan informasi yang bocor hanya “terkait dengan sebagian kecil pelanggan Fidelity.”
Jika Anda merasa data Anda telah diperoleh oleh pihak yang tidak diinginkan atau menjadi bagian dari kebocoran data, Komisi Perdagangan Federal (FTC) merekomendasikan untuk membekukan dan mengaktifkan peringatan penipuan pada laporan kredit, serta akun bank dan kartu kredit pribadi Anda.
Anda juga dapat melaporkan insiden pencurian identitas di IdentityTheft.gov atau dengan menelepon 1-877-438-4338.