BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Bertepatan dengan peringatan Hari Internasional untuk Pelestarian Lapisan Ozon, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN resmi bergabung dengan Partnership for Carbon Accounting Financials (PCAF).
Langkah strategis ini menjadi bagian dari komitmen BTN dalam mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan Indonesia menuju net zero emissions pada tahun 2060.
PCAF merupakan kolaborasi global antar lembaga keuangan yang bertujuan memfasilitasi pengukuran, penilaian, dan pengungkapan emisi gas rumah kaca (GRK) secara terstandarisasi dari kegiatan pembiayaan dan investasi. Sejak diluncurkan pada 2019, inisiatif ini telah menghimpun lebih dari 600 lembaga keuangan di enam benua, termasuk kawasan Amerika Utara, Eropa, Afrika, Amerika Latin, dan Asia-Pasifik.
Dorong Transparansi dan Akuntabilitas Emisi Pembiayaan
Direktur Risk Management BTN, Setiyo Wibowo, menjelaskan bahwa keikutsertaan BTN dalam PCAF akan memperkuat transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan financed emissions — yakni emisi karbon yang timbul dari aktivitas pembiayaan yang dilakukan perseroan.
“Kami berkomitmen mendukung transisi Indonesia menuju ekonomi berkelanjutan. Inisiatif ini kami umumkan bertepatan dengan Hari Ozon Internasional sebagai simbol komitmen BTN untuk menjaga keberlanjutan atmosfer bumi,” ujar Setiyo di Jakarta, Selasa (16/9).
Lebih lanjut, Setiyo menjelaskan bahwa PCAF mengembangkan Strategic Framework for Paris Alignment, sebuah kerangka kerja yang membantu lembaga keuangan memahami dan menyesuaikan strategi bisnisnya dengan target net zero emissions 2050 sebagaimana tertuang dalam Paris Agreement.
Dengan bergabungnya BTN, langkah perseroan menuju net zero financed emissions pada tahun 2060 menjadi semakin terarah dan terukur.
“BTN meyakini bahwa pembiayaan yang bertanggung jawab, disertai pelaporan yang transparan, adalah kunci untuk mencapai target net zero financed emissions 2060,” imbuh Setiyo.
Fokus pada Pembiayaan Rendah Emisi dan Perumahan Berkelanjutan
BTN akan mengintegrasikan prinsip rendah karbon dalam portofolio pembiayaannya, sejalan dengan visi perseroan menjadi bank yang berorientasi pada keberlanjutan (sustainability-driven bank).
Setiyo menegaskan bahwa penerapan strategi net zero financed emissions akan berfokus pada pembiayaan rendah emisi, terutama di sektor perumahan hijau dan efisien energi, yang merupakan inti dari inisiatif ESG BTN.
“BTN memiliki posisi strategis dalam mendukung pembangunan perumahan berkelanjutan di Indonesia. Melalui kemitraan dengan PCAF, kami akan memastikan setiap langkah pembiayaan selaras dengan target transisi ekonomi nasional dan prinsip tanggung jawab lingkungan,” jelasnya.
Komitmen BTN terhadap Keuangan Berkelanjutan
Langkah BTN bergabung dengan PCAF mempertegas peran aktif perseroan dalam mendukung agenda keberlanjutan global dan nasional. Sebelumnya, BTN juga telah mengadopsi berbagai inisiatif Environmental, Social, and Governance (ESG) untuk memastikan seluruh aktivitas bisnisnya memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.
Melalui keanggotaan di PCAF, BTN kini memiliki akses terhadap metodologi internasional dalam mengukur dan melaporkan jejak karbon pembiayaan, yang akan menjadi dasar dalam penyusunan kebijakan dan target pengurangan emisi di masa depan.
“Kami tidak hanya ingin menjadi lembaga keuangan yang sehat secara finansial, tetapi juga bertanggung jawab terhadap bumi dan generasi mendatang. Ini adalah bagian dari perjalanan BTN menuju bank berkelanjutan yang sejati,” tutup Setiyo.
Dengan bergabungnya BTN dalam PCAF, perseroan memperkuat perannya sebagai agen perubahan dalam sistem keuangan nasional, mendukung agenda transisi energi, serta berkontribusi nyata terhadap pencapaian net zero emissions 2060 yang menjadi cita-cita besar Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.