Scroll untuk baca artikel
FinansialHeadline

BI : Cadangan Devisa Akhir Juni 2024 Tetap Kuat di Angka 140,2 miliar Dolar AS

44
×

BI : Cadangan Devisa Akhir Juni 2024 Tetap Kuat di Angka 140,2 miliar Dolar AS

Sebarkan artikel ini
Gedung Bank Indonesia. (Foto: Istimewa)

BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan II-2024 mencatat perbaikan yang signifikan, mendukung ketahanan eksternal negara. NPI pada periode ini menunjukkan defisit sebesar 0,6 miliar dolar AS, jauh lebih rendah dibandingkan dengan defisit 6,0 miliar dolar AS pada triwulan I-2024.

“Perbaikan tersebut didukung oleh peningkatan kinerja transaksi modal dan finansial yang mencatat surplus, serta defisit transaksi berjalan yang tetap terkendali,” ujar Asisten Gubernur Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Erwin Haryono, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (22/8/2024).

Seiring dengan perkembangan ini, posisi cadangan devisa pada akhir Juni 2024 tetap kuat di angka 140,2 miliar dolar AS. Cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan impor selama 6,2 bulan dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Baca Juga :   OIKN Usul Tambah Anggaran Tahun 2024 Sebesar Rp3,56 Triliun

Erwin menjelaskan bahwa transaksi berjalan pada triwulan II-2024 mencatat defisit yang rendah, sebesar 3,0 miliar dolar AS atau 0,9 persen (%) dari PDB, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan defisit 2,4 miliar dolar AS (0,7% dari PDB) pada triwulan I-2024.

Surplus neraca perdagangan barang meningkat, terutama didorong oleh penurunan defisit neraca perdagangan migas dan stabilnya surplus neraca perdagangan nonmigas. Ekspor nonmigas tumbuh positif, didukung oleh perbaikan harga komoditas dan meningkatnya permintaan dari mitra dagang utama. Sementara itu, impor nonmigas tetap stabil, sejalan dengan aktivitas ekonomi domestik yang terus terjaga.

Namun, defisit neraca jasa mengalami peningkatan, dipengaruhi oleh defisit pada jasa perjalanan (travel services) yang meningkat seiring dengan pelaksanaan ibadah haji 2024. Defisit neraca pendapatan primer juga lebih tinggi, yang disebabkan oleh pembayaran dividen dan bunga/kupon sesuai dengan pola triwulanan.

Baca Juga :   Eksyar Indonesia Tumbuh Positif Dukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Meskipun ada ketidakpastian tinggi di pasar keuangan global, kinerja transaksi modal dan finansial Indonesia membaik dengan mencatat surplus sebesar 2,7 miliar dolar AS pada triwulan II-2024, dibandingkan dengan defisit 1,6 miliar dolar AS pada triwulan I-2024.

“Kinerja positif ini terutama didorong oleh aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi portofolio, di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi. Selain itu, investasi langsung juga terus mencatat surplus, didorong oleh optimisme investor terhadap prospek ekonomi dan iklim investasi domestik yang terjaga,” jelas Erwin.

Erwin menambahkan bahwa investasi lainnya mencatat penurunan defisit, dipengaruhi oleh penurunan investasi swasta pada beberapa instrumen finansial luar negeri, di tengah peningkatan pembayaran utang luar negeri swasta sesuai jadwal.

Baca Juga :   Kepercayaan Investor Meningkat, DBS Ungkap Survei Global di Indonesia

Ke depan, Bank Indonesia akan terus memantau dinamika perekonomian global yang dapat mempengaruhi prospek NPI, dan memperkuat respons bauran kebijakan yang sinergis dengan pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal.

“NPI 2024 diprakirakan tetap terjaga dengan defisit transaksi berjalan yang rendah, antara 0,1% hingga 0,9% dari PDB. Neraca transaksi modal dan finansial diprediksi akan terus mencatat surplus, didukung oleh peningkatan aliran masuk modal asing baik dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) maupun investasi portofolio, sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi nasional dan imbal hasil investasi yang menarik,” kata Erwin.