BISNISASIA.CO.ID, JAKARTA – Bank Indonesia mengumumkan perkembangan terkini mengenai stabilitas nilai Rupiah yang mencerminkan kondisi perekonomian global dan domestik.
Pada periode 14 – 17 April 2025, nilai tukar Rupiah mengalami beberapa fluktuasi yang dipengaruhi oleh dinamika pasar global. Pada hari Rabu, 16 April 2025, Rupiah ditutup pada level Rp16.820 per dolar AS.
Hal ini terjadi seiring dengan penurunan yield Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun yang mencapai 6,93%. Dolar AS, yang diukur oleh indeks DXY, juga melemah menjadi 99,38, diikuti oleh penurunan yield US Treasury (UST) Note 10 tahun yang turun ke 4,277%.
Pada pagi hari Kamis, 17 April 2025, Rupiah dibuka pada level Rp16.810 per dolar AS, dengan yield SBN 10 tahun yang stabil di 6,93%.
Terkait dengan aliran modal asing, pada periode 14 – 16 April 2025, tercatat transaksi jual neto oleh nonresiden sebesar Rp11,96 triliun, yang terdiri dari jual neto Rp13,01 triliun di pasar saham, beli neto Rp3,28 triliun di pasar SBN, dan jual neto Rp2,24 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Selama tahun 2025, hingga 16 April 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp36,86 triliun di pasar saham, beli neto Rp9,63 triliun di pasar SBN, dan jual neto Rp7,94 triliun di SRBI.
Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan bauran kebijakan guna mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia dalam menghadapi tantangan perekonomian global.